webnovel

ELIKYA Number Zero : The Unknown Brave Hero

Tenza seorang anak berumur 16 tahun memulai SMA nya di negara baru bernama Elikya. Elikya adalah sebuah negara yang dibangun pada tahun 2080 dan selesai pada tahun 2086. Elikya dibangun atas persetujuan pemerintah dari seluruh dunia. Elikya hanya dapat dihuni oleh orang orang yang memiliki prestasi dan potensi. dua puluh tahun semenjak didirikan Elikya, akhirnya pemerintah memberikan kesempatan bagi mereka yang masih ada pada tahap sekolah untuk menunjukan kemampuan mereka untuk menjadi yang terbaik sehingga mereka dapat diberikan kesempatan untuk belajar disana. Dan disinlah akhirnya Tenza. Tenza sang anak yang berhasil masuk Elikya pada tahun 2110 tersebut menikmati kesehariannya di sekolah barunya itu. Tetapi ada satu hal yang janggal ketika dia menyadari bahwa kejadian yang dia hadapi saat ini pernah dia alami sebelumnya. "Apa yang sedang terjadi saat ini?"

Meong_Cat · Fantasi
Peringkat tidak cukup
34 Chs

Arc 1 - Chapter 18 (Mempersiapkan rencana)

rumahnya.''Pertama tama, bagaimana caranya aku bisa membawa Reina pergi menjauh dari

Saat ini, di ruangan kelas dengan warna tembok Royale blue, suasana yang sejuk dan hening, Para murid sedang duduk di tempatnya dan memperhatikan gurunya mengajar di depan. saat ini adalah jam pelajaran pertama, yaitu pelajaran fisika. Pak Leone sedang menjelaskan di depan dan Tenza hanya duduk terlamun tidak memperhatikan gurunya di depan sama sekali.

Pelajaran ini sudah pernah Tenza dengar dua kali, sehingga baginya pelajaran ini sudah ia mengerti dua kali lipat sebelumnya. Terdengar agak sombong, tapi memang benar demikian. Tenza berusaha untuk tidak ditegur oleh Pak Leone karena tidak memperhatikan pelajarannya, dia berupaya untuk menghadapkan kepalanya dan matanya ke depan, sehingga guru itu mengira Tenza memerhatikan pelajarannya yang sebenarnya adalah tidak.

Meskipun ini sudah yang menjadi ketiga kalinya, tapi bagi mereka yang tidak mengetahui kenyataan menganggap bahwa ini adalah yang pertama kalinya mereka bertemu dengannya, sehingga Tenza harus memperlihatkan First Image yang baik kepada mereka. Karena bagi Tenza itu adalah hal yang penting.

Kembali lagi kepada permasalahan. Tenza telah kembali mengalami pengulangan yang ke dua kalinya, tidak tahu bagaimana hal tersebut terjadi dan Tenza hanya dapat membiarkannya saja. Satu hal akan terjadi besok sekitar pukul 23.00, Yaitu dimana seseorang akan menyusup kedalam rumah Reina dan membunuhnya.

'Kau tahu...seharusnya aku sedang mengatakan perasaanku kepada perempuan yang aku sukai saat ini. Sayangnya kau datang dan mengganggu kami, Jadi....yah karena suasananya jadi kacau karena ulahmu....aku membunuhnya.'

Itu adalah perkataan pembunuh Reina sebelumnya.

'Tapi ada sesuatu yang aneh.' Kenapa Pria tua itu mengincar Reina? Sebelumnya dia mengatakan sedang menyatakan perasaannya terhadap orang yang ia sukai, tetapi mengingat perbedaan umur mereka yang berbeda jauh, rasanya agak aneh.

'Pedofilia?' Kelainan yang menjijikan itu muncul dari kepalanya. 'Tidak...Aku rasa bukan.'

Rasanya agak aneh jika hanya Reina yang tinggal di rumahnya, apakah tidak ada orang tuanya disana? Apakah Reina yatim piatu sama seperti dirinya? Beberapa spekulasi bermunculan di kepalanya.

Sebelumnya, sepertinya Tenza mendengar jeritan suara perempuan.

"DASAR KEPARAATTTT!!!!"

"KYAAAAGHHHHHK...UGHKKKKK. AAaagghhhh."

Sebelumnya Tenza mendengar suara jeritan itu. 'Siapa ya? Suara siapa itu?' Saat itu Tenza terlalu panik dan berlari masuk ke dalam rumah Reina tanpa pikir panjang. Dia tidak memastikan dahulu siapa yang menjerit saat itu. Malam itu di rumah Reina cukup gelap, hanya ada penerang yang di setel agak redup di tengah koridor.

Tenza tidak melihat siapa pun itu kecuali Reina dan Pria itu. Apakah Reina mempunya saudara perempuan? atau ibunya yang saat itu menjerit? atau Reina sendiri yang saat itu menjerit? Terlalu banyak tanda tanya di kepala Tenza.

Kenapa kau berlari? Bukankah hal itu sangatlah aneh? Memangnya siapa dia? keluargamu? Hartamu? Atau orang yang paling kau cintai? Dia bukan siapa siapa! lalu kenapa kau ingin menyelamatkannya?

Tenza benar benar tidak mengerti. Sebelumnya ia mendengar suara itu di kepalanya, tidak yakin itu laki laki atau perempuan, suara itu muncul begitu saja di kepalanya.

Jika diberi satu lagi kesempatan....Apakah kau ingin waktu dapat dimundurkan?

Nafasnya sejenak berhenti ketika mengingat suara itu. 'Apakah dia yang memundurkan waktu saat itu?' Tenza hanya dapat berspekulasi bahwa suara itulah yang mengulang waktu kembali. Dia benar benar tidak akan lupa dengan rasa maut saat itu, Tenza ingat saat itu benar benar nyaris sekali. Nyawanya yang di ujung tanduk benar benar selamat karena pengulangan ini.

Tenza ingat sebelumnya Niklas pernah mengatakan teorinya tentang bagaimana caranya untuk kembali ke masa lalu. Dari yang awalnya semesta yang berputar cepat melebihi kecepatan cahaya sampai ke tokoh utama itu sendiri yang bergerak cepat. Teori yang di sampaikan oleh Niklas sepertinya salah, itu karena Tenza merasakannya.

'ukaipadah nad ujam....ummukuhgnem naka uka...nohonuk idat gnay nakapul gnolot....'

Tenza mengingatnya, rasanya waktu berjalan mundur. Rasanya benar benar seperti itu, Tenza melihat dengan matanya sendiri, tanpa sadar ia melakukan adegan di pengulangan sebelumnya hanya saja dengan cara yang terbalik. Apa yang ia katakan dan apa yang orang orang di sekitarnya katakan terdengar sangat tidak jelas.

Rasanya seperti memutar video dengan terbalik, seperti memutar video dari menit terakhir menuju menit pertama. Rasanya seperti itu.

Kembali ke topik...Pertama tama apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan Reina dari pria itu? Jika ia mengatakan kepada Reina kalau dia dalam keadaan yang bahaya dan akan dibunuh saat malam hari akan terlihat sangat mencurigakan.

'Darimana kau tahu itu? dimana buktinya?' Kemungkinan Reina akan berkata demikian, Tenza tidak mungkin akan mengatakan tentang pengulangan waktu ini kepadanya. Ia hanya akan terlihat seperti orang bodoh jika melakukan itu. Jadi...

'Pertama tama, bagaimana caranya aku bisa membawa Reina pergi menjauh dari rumahnya.'

Itu adalah hal logis yang dapat Tenza pikirkan saat ini, 'jika tidak bisa mengusir ular yang masuk ke rumah, maka lebih baik untuk keluar rumah menyelamatkan diri terlebih dahulu' Kira kira seperti itulah pengandaiannya.

Apa yang harus ia lakukan? Bagaimana cara mengeluarkan seorang perempuan dari rumahnya di saat tengah malam? Tenza tidak dapat menemukan jawabannya.

'Buntu yah?' Tenza mendecitkan lidahnya dongkol dengan posisinya saat ini. Kemudian menghela nafas, menutup matanya dan menundukan kepalanya.

Rasanya agak sulit untuk mengeluarkan Reina dari rumahnya, mengingat Pria yang tubuhnya kekar tersebut, Tenza tidak bisa melawannya dengan tangan kosong ataupun senjata seperti tongkat base ball yang ia beli sebelumnya. Dia benar benar tidak bisa apa apa melawannya saat itu, satu pukulan saja sudah merubuhkan tubuhnya, sehingga ia mati tertusuk pisau di mata dan di lehernya.

Sebuah pengalaman yang buruk sekali. 'Ehh!!?'

Tenza membelalakan kepalanya dan menegangkan lehernya, sesuatu tertempel dalam ingatannya. 'Sebelumnya...apakah aku mengenal Pria itu?' Tenza tidak yakin dengan hal ini, bisa saja itu merupakan ingatannya sebelum pengulangan ini terjadi. Meskipun begitu ia berharap menemukan petunjuk.

Tenza mengerahkan segala isi kepalanya, menarik nafas panjang dan menutup matanya. Berusaha untuk mengingat hal hal apa saja yang sudah terjadi pada rekaman kejadian sebelumnya.

"Apakah ini pengalaman pertama menaiki pesawat tuan muda?"

Tidak...

"Itu karena yang tinggal di Elikya hanya orang orang terpilih"

Bukan yang ini...

"Mau itu di tanggung pemerintah atau tidak sekalipun, anda sudah berusaha melakukan yang terbaik supaya bisa lulus Dari tes itu."

Tidak...tidak...

"Ahh! Murid Baru ya?"

bukan yang ini juga...

"Perkenalkan namaku Alex dari inggris."

Lebih jauh lagi dari yang ini...

"HMM...Kau ini orangnkhehk..ehkk ohkkk ohk."

Lebih jauh lagi...

"Sebaiknya kau lebih menghormati gurumu. Keluar dari kelas ini SEKARANGG!!"

Bukan...bukan...bukan...

"Sayangnya kita tidak bisa menghindari masalah tersebut."

Bukan...bukan...bukan...bukan....Lebih jauh lagi...

'34 orang telah berhasil dilumpuhkan oleh polisi di tempat persembunyian mereka'

"Ahh!!!" Tenza mengingatnya, dia membuka matanya seketika dan gumamannya itu keluar dari mulutnya tanpa ia sadari.

"Tenz...Kau tidak apa apa?" Dari sebelah kanan Tenza terdengar bisik suara perempuan. Dia adalah Youra, sepertinya dia memperhatikan Tenza sedari tadi, itu karena gerak gerik Tenza yang mengganggunya.

"Ahh maaf...tidak ada apa apa." Tenza menolehkan matanya kepada perempuan itu, mengangkat tangan kanannya dan melambaikannya, membalas pertanyaannya dengan suara bisik agar tidak terdengar oleh Pak Leone.

"Ahh begitu...baiklah." Setelah itu Tenza menurunkan tangannya dan mengalihkan pandangan terhadapnya, kembali menghadap ke arah Pak Leone yang sedang mengajar.

'6 orang yang berhasil kabur dari tangkapan polisi'

'Kami akan menampilkan foto dua dari orang yang berhasil teridentifikasi kabur dari tangkapan polisi.'

Tenza menajamkan matanya, samar samar ia menyeringai. Tenza berhasil mengingatnya. Saat itu, di hari keduanya berada di Elikya, disaat ia menunggu keretanya datang, saat itu ia sedang menonton berita dari smartphonenya. Salah satu foto yang di tampilkan di layar smartphonenya saat itu adalah wajah Pria yang pernah membunuh Reina.

Seringainya semakin nampak dan nampak, Youra yang mengintip ke samping kirinya sepertinya terlihat khawatir dengan ekspresi wajah Tenza saat ini.

'Kami mohon kerjasamanya, tolong untuk melaporkannya jika anda menemukan kedua pelaku tersebut.'

'Yah!...Aku aku akan berkerja sama dengan polisi untuk saat ini...'

"Tenza..kau serius tidak kenapa napa kan?" Youra berbisik kearah Tenza sekali lagi, terdengar nada suara yang terlihat khawatir.

***

Tenza telah selesai mengatur rencananya. Jika berjalan lancar, rencana ini tidak akan memakan nyawa. Bukan hanya itu, jika beruntung pria itu tidak akan bertemu dengan Reina karena dia sudah berada di balik jeruji besi penjara.

Rencana yang sederhana, Tenza hanya perlu bertemu dengan pria itu secepatnya. Kemudian melapor kepada polisi agar secepatnya menangkap pria tersebut. Dengan begitu masalah ini akan cepat selesai.

Tenza tidak mungkin melaporkan pria itu, jika dia belum bertemu dengannya. Itu sama saja membuat laporan palsu kepada polisi. Dan tentunya Tenza tidak mungkin mengatakan tentang pengulangan ini kepada polisi bukan? Itu hanya akan kelihatan seperti orang bodoh.

Jadi satu hal yang harus Tenza lakukan adalah menemukan Pria itu sebelum pria itu bertemu dengan Reina. Setelah pulang sekolah ini, ia akan menjalankan rencananya. Dan untuk saat ini...

"HMM...Kau ini orangnkhehk..ehkk ohkkk ohk." Alex tersedak, mie serta kuahnya keluar dari mulutnya, terbang dengan bebas diantara makanan makanan yang tersaji di atas meja.

Tenza hanya akan mengikuti kejadian ini sesuai dengan yang sebelumnya. Sudah beberapa jam telah berlalu sejak sebelumnya, saat ini adalah jam istirahat. Singkat cerita Tenza, Alex, Nick dan Niklas pergi menuju Kantin dan berkumpul ketika telah mengambil makanan yang mereka inginkan dan berkumpul di salah satu sudut kantin ini.

Tenza dengan cepat menutup lubang gelasnya agar mie dan kuahnya tidak masuk kedalam gelas. Niklas mengangkat pringnya dengan sigap, menjauh dari Alex yang tersedak, tempat duduknya yang saling berhadapan dengan Alex benar benar tidak menguntungkan. Dibandingkan Tenza dan Nick yang duduk di sebelah mereka. Posisi yang sama seperti sebelumnya.

"Kau ini...hati hati kalau sedang makan, ini minumlah." Nick memberikan sebotol air mineral kepada Alex yang sedang tersedak akibat dari kecerobohannya berbicara sambil makan.

"Katanya makanan disini adalah makanan khas dari seluruh negera?" Tenza mengatakan hal ini, dia hanya mengikuti dialog dan skenario yang pernah terjadi sebelumnya.

Sebelumnya ia berfikir untuk tidak lagi menyamakan dengan kejadian yang sebelumnya, itu karena ia pikir tidak akan ada kejadian yang buruk jika ia tidak menyamakannya dengan yang sebelumnya.

Tapi jika dipikirkan kembali, rasanya tidak apa apa untuk sedikit mengubahnya. Yang terpenting adalah hal itu tidak akan mengganggunya dalam menjalankan rencananya yang sudah ia atur sebelumnya.