1 Tentang dia (2)

Sekali lagi Dwina memandang buket bunga mawar merah pemberian Arya yang kini berada di atas meja belajarnya. Harumnya masih tetap terasa semerbak, mungkin dia akan menyimpannya selama beberapa hari hingga layu. Ada satu kesan tertinggal di benak Dwina yaitu sebuah keromantisan dari kesederhanaan pikiran seorang Arya.

Dwina menghargai niat tersebut. Sebab ia pikir tidak semua orang bisa melakukan tindakan itu, seseroang harus punya keberanian dan keinginan besar. Bahkan dia sendiripun tak yakin bisa melakukannya.

Langkah Dwina berhenti, wajahnya merendah agar dia dapat menghirup jelas aroma bunga mawar sebelum dia pergi jalan bersama Putri ke pameran lukisan. Akhir-akhir memang Dwina merasa jika dia lebih banyak acara di luar rumah sampai rasanya dia ingin membatalkan pertemuannya dengan Putri.

"Dwina mah gitu. Ayo pergi, nggak boleh males." Pasti Putri akan bicara seperti itu gumam Dwina sendirian. Dwina butuh asupan 'me time' lebih banyak.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

avataravatar
Bab berikutnya