webnovel

Masa lalu Roy (5)

"Roy, Riki! Segeralah pergi dari sini! ATS akan segera datang menyerang kita!"

Perkataan dari Ibu mereka membuat Roy dan Riki langsung membuat kantuk yang mereka rasakan menghilang. Di luar masih gelap dan agak sulit bagi mereka untuk melihat, tapi Roy dapat merasakan bahwa mereka sedang diintai. Insting Roy mengatakan bahwa jika mereka tetap berada di sana, maka mereka akan berada dalam bahaya.

Roy kemudian menatap adiknya yang nampak ketakutan. Roy tidak yakin apakah adiknya juga merasakan apa yang dia rasakan atau dia hanya merasa ketakutan karena melihat ekspresi serius ibu dan kakaknya. Apapun itu, apa yang harus dia lakukan adalah mengamankan adiknya.

"Roy, jagalah adikmu!"

Roy melihat ke arah Ibunya, lalu dia menyadari bahwa saat ini Ibunya telah berubah bentuk menjadi manusia kalajengking. Ini adalah pertama kalinya Roy melihat penampilan monster milik Ibunya. Dia pernah melihat penampilan manusia kalajengking milik Ayahnya saat mereka sedang latihan menggunakan kemampuan monster mereka.

"Aku akan mengalihkan perhatian mereka... saat kau mendapatkan sinyal dariku, bawalah segera adikmu lari dari tempat ini!"

Roy tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Ibunya atau lebih tepatnya, dia tidak mau mengerti hal tersebut. Hal ini mengingatkannya pada kejadian yang menimpa Ayahnya, jadi tentu saja Roy tidak ingin menuruti perintah Ibunya.

Hal yang sama sepertinya juga dirasakan oleh adiknya. Bocah itu nampak dengan erat memegang baju yang dikenakan oleh Ibunya.

"Tenang saja... Ibu akan selalu hidup di dalam diri kalian!"

Tapi Ibunya dengan lembut melepaskan genggaman tangan Riki pada bajunya. Dia kemudian memberikan senyuman lembut pada anak bungsunya itu sambil mengelus kepalanya dengan lembut. Meskipun penampilannya seperti monster, tapi Roy dan Riki bisa merasakan bahwa dia tetaplah Ibu mereka yang baik dan penyayang.

Roy dan Riki mengeluarkan air mata mereka saat mereka menyadari bahwa itu adalah kata-kata terakhir Ibu mereka.

Sebelum anak-anaknya dapat mengatakan sesuatu yang lain, Ibunya sudah melesat keluar dari gubuk melalui jendela. Pecahan kaca dari jendela tersebut berhamburan ke udara.

".. I...."

Sebelum adiknya dapat menerikan nama Ibu mereka, Roy segera menutup mulut adiknya tersebut. Jika ATS sampai mendengar suaranya, maka mereka akan menyadari bahwa mereka berdua masih bersembunyi di dalam gubuk. Kalau sampai hal itu terjadi, pengorbanan Ibu mereka akan percuma.

Roy dan Riki dapat mendengar suara peluru dari ATS dan pukulan dari Ibu mereka dengan jelas. Mereka tidak sanggup melihat pertarungan Ibu mereka melawan ATS, jadi mereka meringkuk di pinggiran gubuk sambil menutup mata mereka yang dipenuhi oleh air mata.

Roy tidak tahu apa sinyal yang dimaksudkan oleh Ibunya tadi, tapi dia menyadari bahwa dia harus segera membawa adiknya pergi dari gubuk itu saat sesuatu terjadi di tengah-tengah pertarungan Ibu mereka melawan ATS.

Setelah kurang lebih 10 menit pertarungan berlangsung, Roy dan Riki mendengar suara ledakan yang sangat besar. Mereka bahwa bisa melihat api dari ledakan tersebut dari tempat mereka. Sepertinya itu adalah sinyal yang dimaksud oleh Ibunya.

Roy segera membawa adiknya pergi ke luar dari gubuk tersebut, melalui pintu yang berlawanan dari tempat Ibunya keluar. Dia pergi berlawanan dari tempat pertarungan Ibu mereka.

Baik Roy ataupun Riki tidak tahu apakah Ibu mereka masih hidup atau tidak, tapi yang jelas mereka tahu bahwa Ibu mereka melakukan hal ini demi keselamatan mereka. Jadi mereka tidak boleh berhenti berlari dan berbalik ke arah Ibu mereka kemungkinan saat ini berada atau mereka hanya akan membuat pengorbanan Ibu mereka menjadi percuma.

Dengan air mata yang mengalir dari kedua mata mereka, Roy dan Riki terus berlari sekuat tenaga mereka. Tangan kanan Roy menggenggam erat tangan kiri adiknya seolah-olah tidak ingin melepaskannya.

Entah itu adalah keberuntungan atau tidak, tiba-tiba saja hujan turun membasahi mereka. Padahal sebelumnya mereka tidak menyadari adanya tanda-tanda hujan, tapi kenapa di saat seperti ini hujan malah turun? Apakah hujan itu ingin menolong mereka menyembunyikan air mata mereka? Atau ingin menolong mereka untuk menutupi jejak mereka? Atau suara hujan itu tidak ingin membiarkan Roy dan Riki tetap mendengarkan suara pertarungan Ibu mereka? Apapun itu, Roy merasa bahwa hujan itu memang berusaha membantu mereka.

Apakah mungkin doa Ibu mereka yang menyebabkan hujan itu turun?

Pemikiran seperti itu sempat terbesit di pikiran Roy saat dirinya melarikan diri bersama dengan adiknya.

Setelah kehilangan Ibu mereka, sekarang Roy hanya tinggal bersama adiknya, Riki. Dia tidak mengenal siapapun yang bisa menolong mereka. Bahkan mereka melupakan untuk membawa persediaan makan mereka saat melarikan diri.

Roy sempat merutuki kebodohannya, karena lupa membawa persedia makan mereka, tapi dia tidak boleh tetap murung. Dia harus tetap berusaha hidup untuk adiknya. Meskipun sekarang mereka telah menjadi gelandangan, tapi pasti masih ada cara untuk hidup.

Mereka bukanlah manusia, jadi ada banyak makanan yang bisa mereka makan yang tak dapat manusia biasa makan. Dia bisa berburu berbagai hewan yang hidup di sekitar mereka. Mereka juga tidak mudah sakit, jadi Roy tidak perlu terlalu memusingkan gaya hidup sehat.

Meskipun dia merasa tidak enak dengan adiknya. Dia bisa berburu tikus atau binatang tak lazim lainnya sebagai makanan mereka.

Setelah menguatkan tekadnya untuk hidup demi adiknya, dia kemudian melakukan berbagai hal untuk bertahan hidup. Roy sadar bahwa dia memerlukan uang, jadi dia harus mencari cara untuk mendapatkan hal tersebut.

Meskipun dia bisa mendapatkan uang dengan merampok atau menghajar para berandalan dan merebut uang mereka, tapi Roy memutuskan untuk melakukan hal tersebut jika keadaan mereka sedang terjepit saja.

Mulai hari itu Roy dan Riki mulai menjalani gaya hidup jalanan yang tidak memiliki rumah. Mereka akan hidup di bawah jembatan atau tempat lainnya yang dapat memberikan pelindungan pada mereka tanpa bayaran.

Mereka akan menangkap ikan di sungai, jika mereka tidak bisa melakukan itu, maka mereka akan memakan tikus tangkapan Roy. Mereka bukan manusia, jadi rasa tikus itu tidaklah menjijikan sedikitpun bagi mereka. Mereka dapat menikmati makanan mereka dengan senyuman di wajah mereka.

Mereka bahkan melakukan berbagai perkerjaan untuk mendapatkan uang, seperti mengumpulkan botol atau melakukan perkerjaan kasar, seperti mengangkut barang berat. Meskipun banyak hal berat terjadi, mereka harus tetap hidup. Demi orang-orang yang telah mengorbankan nyawa mereka demi Roy dan Riki, mereka tidak boleh menyerah dengan hidup mereka.

Setelah mengumpulkan banyak uang dari berbagai perkerjaan yang mereka lakukan, mereka dapat menyewa tempat untuk menjadi rumah mereka. Mereka juga bisa membeli pakaian yang layak dan beberapa perabotan lainnya. Meskipun mereka harus berhemat soal makanan dan tidak pernah pilih-pilih dengan apa yang mereka makan, tapi mereka dapat hidup lebih layak dari sebelumnya.

Meskipun mereka hidup dengan serba kekurangan dan banyak mengalami kesulitan, tapi kehidupan mereka tetaplah damai. Mereka terus hidup seperti itu sampai lima tahun lamanya.

Ya, benar. Mereka hanya bisa mempertahankan hidup damai mereka selama 5 tahun. Pada malam itu, mereka kembali berhadapan dengan ATS. Akibat kesalahan kecil yang dilakukan oleh salah satu dari mereka menyebabkan ATS dapat mengetahui identitas mereka yang sebenarnya dan mereka harus kembali menanggung akibat dari kesalahan kecil tersebut.

Setelah lima tahun lamanya, tragedi yang sama kembali terulang. Seakan ada kutukan yang menimpa diri mereka, mereka kembali kehilangan satu anggota keluarga mereka yang berharga pada malam itu dan mereka kembali tidak dapat melakukan apapun untuk mencegah hal itu terjadi.

Tidak tahan dengan apa yang terjadi pada dirinya dan adiknya pada malam itu, Roy mengutuk seluruh dunia yang telah menyebabkan tragedi buruk terus terjadi padanya dan keluarganya. Tangisan dan jeritan yang dia keluarkan pada malam itu, bahkan hanya untuk sedetik saja, dia tidak pernah melupakannya. Dia terus mengingatnya, bahkan sampai hari ini.

Sejak saat itu, Roy mulai membenci segala hal yang ada di dunia ini.