webnovel

Di Markas ATS

Di bagian bawah tanah dari sebuah kantor pemerintah, terdapat markas rahasia dari sebuah organisasi. Tidak ada lambang atau simbol apapun yang menunjukan milik siapa ruangan tersebut pada pintu masuk ruangan, hanya ada tanda dilarang masuk bagi yang tidak berwenang. Di sanalah salah satu markas dari ATS berada.

ATS memiliki banyak sekali markas rahasia di berbagai tempat di dunia. Di luar para pemimpin dunia dan ATS itu sendiri, jarang sekali ada yang mengetahui bahwa ATS sebenarnya tidak berkerja di bawah negara manapun. ATS sebetulnya dibentuk secara rahasia oleh PBB. Tugas mereka adalah untuk memburu mahluk yang membuat terror di berbagai negara secara rahasia, meski pada era saat ini, nama ATS sudah mulai dikenal oleh masyarakat umum, meski tujuan utama mereka masih dirahasiakan.

Mereka memiliki banyak cabang di berbagai negara, bahkan tidak ada negara yang tidak memiliki mereka, meski beberapa negara masih benar-benar menutupi keberadaan mereka di negera mereka secara ketat, karena tugas mereka yang sangat penting.

Kembali ke salah satu markas rahasia itu, di dalam sana terdapat seorang pria yang memiliki tubuh berotot yang ditutupi oleh setelan jas yang terlihat mahal. Tidak ada orang selain dirinya di ruangan tersebut, karena anggota ATS lainnya sudah pulang atau sedang berpatroli.

Di atas meja yang ada di depannya terdapat banyak tumpukan berkas yang bertuliskan berbagai nama orang. Dia saat ini sedang membaca salah satu dari tumpukan itu sambil menyisir rambut hitam pendeknya dengan tangannya. Pada berkas yang dia pegang, terdapat informasi tentang seseorang yang dapat berubah bentuknya menjadi mahluk lain, di sana terdapat tulisan manusia kerbau berserta dengan kemampuannya, lalu terdapat kata dibasmi pada bagian status dari orang tersebut.

Dia nampak membaca berkas itu dengan hati-hati. Alasan dia melakukan hal tersebut adalah karena dia ingin benar-benar siap saat berhadapan dengan mahluk yang sejenis dengan orang-orang yang terdapat di berkas yang menumpuk di mejanya.

Saat dirinya fokus pada berkas-berkas itu, tiba-tiba pintu masuk ruangan itu terbuka dan masuklah dua orang, satu lelaki tua dan satu lagi wanita muda yang nampak sangat cantik. Si lelaki tua nampak dengan santai duduk di hadapan pria itu, setelah mengucapkan permisi, sementara si wanita muda duduk dengan tenang dan sopan di sampingnya.

Si pria berambut hitam mengangkat kepalanya dari berkas yang tengah dia baca saat melihat lelaki tua itu sudah duduk dihadapannya. Dia sudah mengenal lelaki tua itu dengan sangat baik, jadi dia tidak masalah dengan sikap santainya, karena bagaimanapun lelaki tua itu adalah guru atau mentor yang telah mengajarinya banyak hal selama beberapa tahun dia bergabung dengan ATS.

Jadi pria itu lebih tertarik dengan wanita muda yang duduk di sampingnya, matanya meneliti dengan baik-baik pada wanita itu. Dia memiliki rambut berwarna emas yang digulung di belakang kepalanya, dia juga mengenakan setelan jas berwarna putih dengan rok selutut, dia juga bisa melihat kemeja hitam di balik jas putihnya. Setelah yang dipakai wanita muda itu nampak serasi dengan si lelaki tua di sampingnya, karena warna mereka yang sama.

"Bagaimana, Raya? Apakah kau sudah membaca semua berkas yang kuberikan kemarin?"

"Ya, saat ini Aku sedang ditengah-tengah membaca mereka untuk yang kesepuluh kalinya!"

Jumlah berkas yang dia terima tak kurang dari 100, tapi dia berhasil membacanya mereka semua hampir 10 kali dalam waktu satu hari. Tentu saja itu tidak akan dilakukan oleh manusia biasa, tapi berbeda untuk pria bernama lengkap Raya Moromann itu, dia bisa melakukan hal tersebut dengan mudah, karena dedikasinya yang tinggi.

"Aku sebetulnya tidak menyuruhmu untuk melakukannya sampai seperti itu, kau hanya perlu membacanya sampai kau paham betul semua kemampuan dari mahluk menjijikan itu!"

"Ya, maaf, Pak... Aku hanya merasa bahwa Aku perlu terus membacanya, karena takut melewatkan sesuatu!"

"Kau tidak perlu meminta maaf... Aku sebetulnya sangat bangga padamu, dari semua muridku yang ada, hanya kau yang mau mendengarkan dan melakukan semua perkataanku dengan tepat! Sebagai seorang guru, Aku tidak bisa lebih bangga lagi padamu!"

"Terima kasih!"

Raya menundukan sedikit kepalanya saat mengucapkan terima kasih. Si lelaki tua yang memiliki nama Jagt Herzmann nampak tersenyum puas dengan sikap sopan yang ditunjukan oleh Raya.

"Kau bisa meletakan semua berkas itu dan biarkan Aku memperkenalkanmu pada seseorang!"

Raya segera meletakan dan menyingkirkan semua berkas yang ada di atas meja, dia memindahkan mereka semua ke bawah meja dengan rapi. Setelah itu barulah mereka melanjutkan percakapan mereka.

"Biarkan Aku memperkenalkanmu pada anakku, dia adalah Arany Herzfrau dan dia adalah putri tercintaku!"

Mata Raya menatap wanita yang duduk di samping pria itu dengan pandangan terkejut. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang keberadaan anak atau keluarga dari orang yang telah lama menjadi mentornya itu. Raya sudah menduga bahwa pria tua itu memiliki keluarga di suatu tempat, tapi dia tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan salah satu anggota keluarganya hari ini.

"Apa kau terkejut bahwa dia memiliki nama keluarga yang berbeda denganku? Itu karena dia selama ini tinggal dengan keluarga Ibunya, bukan denganku, jadi dia mengambil nama keluarga Ibunya dan bukan nama keluargaku!"

Sepertinya mentornya menyalah artikan tatapan terkejut dari Raya. Meski begitu, Jagt tetap memberikan penjelasan yang ingin dia tanyakan. Raya kembali menatap baik-baik penampilan dari wanita muda yang bernama Arany itu, sejujurnya Raya sedikit kesulitan mencari persamaan antara dirinya dengan Ayahnya.

"Dia sungguh mirip Ibunya, jadi wajar jika kau kesulitan menghubungkannya dengan diriku... Aku sangat bersyukur dia tidak memiliki banyak kesamaan dengan pria tua bangka sepertiku ini!"

Raya bisa mengerti kenapa Ayahnya tidak ingin putrinya memiliki penampilan yang sama dengannya, karena dilihat bagaimanapun pria tua itu tidak memiliki fitur cantik apapun, bahkan wajahnya saja ditutupi oleh banyak luka. Ada 3 luka seperti cakaran di atas mata kanananya, lalu pipi kirinya juga terdapat luka bakar, lalu ada luka menyilang dari atas jidatnya ke arah mata kirinya. Meskipun begitu, kedua mata milik pria itu tetap terlihat baik-baik saja.

Meskipun saat ini tubuhnya ditutupi oleh setelan jas yang terlihat benar-benar mewah, tapi Raya sudah melihat apa yang ada di balik setelan tersebut. Ada banyak bekas luka yang jumlahnya sulit dihitung dan bentuk yang berbeda-beda dengan lokasi yang bervariasi juga. Semua luka itu berasal dari pertarungannya dengan para monster selama 20 tahun dia berkerja untuk ATS.

"Sebelum kita masuk ke pembahas mengenai kenapa Aku membawa putriku ke sini, Aku ingin mengetesmu terlebih dahulu... kau tidak perlu terlalu kaku, karena Aku hanya akan memberikan beberapa pertanyaan dan kau harus menjawabnya sejujur mungkin!"

"Baik!"

Meskipun dirinya disuruh untuk tidak bersikap kaku, tapi pada akhirnya Raya tetap bersikap kaku seperti biasanya. Jagt hanya tersenyum kecut melihatnya dan tidak mengatakan apapun pada sifatnya itu.

"Pertanyaan pertama... menurut dari semua mahluk menjijikan itu, manakah yang paling berbahaya?"

Raya nampak menutup matanya dan berpikir selama beberapa detik, sebelum akhirnya memberikan jawabannya.

"Kurasa manusia serigala."

"Oh, kenapa begitu?"

"Ada cukup banyak data yang kita kumpulkan tentang mereka, jadi Aku bisa berasumsi bahwa jumlah mereka sangat banyak, jika mereka berkumpul dan menyatukan kekuatan mereka, kurasa mereka bisa menjadi ancaman yang sangat berbahaya!"

"Iya, jika mereka bisa menyatukan kekuatan mereka, tapi sayangnya mereka juga adalah mahluk yang bodoh... mereka lebih suka bertindak sendirian dari pada berkelompok... tidak seperti serigala asli yang lebih suka berburu secara berkelompok, kurasa mereka memang pantas dipanggil Lone Wolf!"

"Ya, sepertinya mereka memang memiliki sifat seperti itu, karena Aku tidak menemukan laporan apapun mengenai mereka yang ditangkap atau dibunuh pada hari yang sama, jadi kurasa mereka memang lebih sering bertindak sendirian dari pada berkelompok, tapi meski begitu kemampuan individu mereka sangatlah kuat... kemampuan yang terlemah dari mereka saja bisa mengalahkan satu pasukan kita seorang diri!"

"Ya, kau benar... itu memang memalukan, tapi kemampuan dari beberapa orang kita memang sangat jauh dari kemampuan mereka, bagaimanapun kita hanyalah manusia, bukan monster seperti mereka... tapi dengan berbagai perlengkapan dan senjata yang semakin berkembang, kita jadi bisa menandingi mereka... selama kita memiliki otak, maka kita bisa lebih kuat dari pada mahluk apapun yang ada di dunia ini!"

"Ya, kau benar, Pak!"

Raya bisa merasakan betapa bencinya gurunya itu terhadap mahluk yang sedang mereka buru. Raya tidak pernah mendengar apapun tentang masa lalunya dan alasan kenapa dia bisa sangat benci pada mahluk tersebut, meski begitu, Raya tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang sangat buruk di masa lalunya hingga dia enggan membicarakan masa lalunya pada siapapun.

"Apakah kau memiliki sesuatu yang lain untuk dikatakan tentang mereka?"

"Ya, ada... kemampuan menyembuhkan dirinya adalah hal yang menurutku paling merepotkan.... jika kita ingin membunuhnya, maka kita harus langsung menyerangnya dengan serangan yang akan membunuhnya dengan cepat atau dia akan segera menyembuhkan luka tersebut."

"Kau benar sekali tentang hal tersebut, kemampuan itu memang sangat menyusahkan... sementara kita harus bersusah payah untuk melukai mereka, tapi mereka malah bisa menyembuhkan diri mereka dengan cepat... Aku bahkan harus memiliki banyak bekas luka yang tidak bisa dihilang sampai sekarang, karena perbuatan mereka... monster seperti mereka memang selalu curang, apalagi manusia serigala yang kau sebutkan tadi... luka mereka jauh lebih cepat sembuh dari pada mahluk menjijikan lainnya!"

"Ya, Aku juga khawatir tentang kemampuan mereka yang lain, seperti daya serang, kecepatan, refleks dan hal lainnya yang dimiliki oleh manusia serigala, jadi kurasa pantas untuk menjadi ancaman nomor satu!"

"Jawaban yang bagus, lalu untuk pertanyaan nomor dua..."

Raya mendengarkan pertanyaan Jagt dengan sangat tenang. Dia bahkan menutup matanya untuk memastikan tidak ada kata yang akan dia lewati.

"Apakah kau ingin menikah dengan putriku?"

Pertanyaan tak terduga dapat terdengar di markas rahasia ATS. Raya bahkan sampai membuka matanya lebar-lebar saat mendengar pertanyaan tersebut, dia nampak sangat terkejut.

"Maaf, Pak... apa katamu tadi?"

"Apakah Aku tidak mengatakannya dengan jelas... baiklah akan Aku ulangi pertanyaanku, tapi kali ini tolong dengarkan baik-baik, ya... karena Aku tidak akan mengulanginya lagi!"

Raya kembali memasang telinganya untuk mendengar perkataan gurunya itu, dia kali ini memastikan untuk melihat pergerakan mulut dari gurunya untuk memastikan bahwa dia tidak akan salah dengar.

"Apakah kau ingin menikah dengan Putriku?"

Ya, Raya memang tidak salah dengar. Di markas ATS yang saat ini hanya dihuni oleh tiga orang memang sedang terjadi acara perjodohan.