Monica memang mengakui bahwa Haikal termasuk dalam jajaran pria cerdas di sekolahnya dulu. Tak jarang pria itu juga sering memenangkan berbagai perlombaan cerdas-cermat karena kepandaiannya dalam berhitung dan menghafalkan segala macam rumus.
Kini kepintaranya tersebut ternyata sangat berguna dalam mengingat memori apapun yang Monica sendiri saja mungkin sudah melupakannya?
Monica kemudian menjawab dengan enggan.
"Aku sudah lama sekali tidak kemari,"
Haikal kemudian bertanya kembali karena penasaran.
"Kenapa? Apa tidak ada yang mengajakmu kemari? Atau kau tidak pernah mengajak seseorang kemari?" tanya Haikal.
Monica spontan menggeleng.
"Bukan seperti itu. Hanya saja sudah lama aku tidak berpikir untuk kemari,"
Haikal langsung mengangguk paham.
"Karena hanya aku seorang yang mengajakmu kemari?" tanya Haikal.
Monica tidak menjawabnya. Ia lalu meminta Haikal untuk langsung memesan tempat dan melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat tertunda.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com