Leonard langsung menuju ruangan meeting, dari kejauhan ekor matanya melirik beberapa petinggi divisi CFO tampak keluar ruangan menyisakan Calista yang masih berada di dalam.
Calista sedang menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi dengan mata terpejam. Ia merasa pusing, pandangan berkunang – kunang, dan tubuhnya bergetar. Entah kenapa bisa seperti itu? Mungkin karena belum makan siang tapi, sudah minum obat atau memang kondisinya yang belum fit tapi, sudah di paksa bekerja? Hanya dokter yang bisa menganalisanya.
Melihat Calista dalam posisi seperti itu, ia malah menyandarkan tubuhnya ke pintu, menatap lama wajah cantik kekasihnya. Satu hal yang menyentak kesadarannya bahwa wanita yang sangat di cintainya ini sangat bertanggung jawab terhadap pekerjaan namun, tidak pada diri sendiri.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com