webnovel

Part 1: Tradisi Nenek Moyang

"Dayak Love Story"

Story by: author Natalia Ernison

Pengenalan tentang mata pencaharian suku Dayak Maanyan.

Di sebuah desa mayoritas suku Dayak khususnya daerah Kalimantan Tengah, terkenal dengan bau mistik yang sangat kuat.

Adat istiadat turun temurun dari para nenek moyang yang sangat dijaga oleh para ketua adat maupun kepala suku beserta para penduduk setempat.

Banyak orang-orang berpendapat bahwa para suku Dayak itu menakutkan. Karena tersebar luasnya kisah suku Dayak yang membuat para pendatang merasa was-was hidup berdampingan dengan para suku Dayak.

Orang-orang suku Dayak itu kanibal, suka makan orang!!

Orang-orang Dayak itu menakutkan, menyeramkan, membahayakan!!

Orang-orang Dayak itu sangat sadis, berdarah panas dan tak segan melukai lawan...

Begitu banyaknya pendapat-pendapat orang mengenai keberadaan suku Dayak, tak jarang orang Dayak itu dianggap sangat menakutkan.

Dalam perkenalan awal ini, saya akan sedekit banyak memperkenalkan bagaimana keberenekaragamannya orang-orang Duku Dayak Kalimantan Tengah, khususnya suku Dayak Maanyan.

Suku Dayak Maanyan dengan mayoritas terbanyak yaitu terletak dan tersebar luas di tepatnya provinsi Kalimantan Tengah. Suku Dayak Maanyan sangat dikenal dari tata bahasa pengucapan maupun cara penekanan saat berkomunikasi yang sangat kental.

Di kalimantan Tengah juga terdapat berbagai macam suku bangsa dan bahasa yang berbeda. Walau sesama suku Dayak Kalimantan, tetapi para suku Dayak memiliki beragam bahasa yang berbeda.

Dalam kisah ini, author lebih berfokus pada budaya adat para suku Dayak, khususnya Dayak Maanyan.

Suku Dayak Maanyan, bisa dikatakan juga suku tertua di daerah Kalimantam tengah. Orang-orang Dayak Maanyan sangat terkenal dari mata pencahariannya, yang disebut dengan MANTAT.

MANTAT, merupakan pekerjaan utama yang turun temurun dari para nenek moyang zaman dulu hingga saat ini.

MANTAT, adalah menggoreskan sebuah pohon dengan menggunakan benda yang terbuat dari besi disebut dengan PAHAT/ PEET.

Saat MANTAT, pohon tersebut akan digoreskan hingga mengeluarkan sebuah cairan berwarna putih, yang disebut dengan GATAH/GETAH pohon.

Pohon GATAH/GETAH, merupakan pohon yang sangat dijaga dan dirawat dengan baik. Proses pertumbuhan pohon ini pun memakan waktu yang cukup lama, agar bisa menghasilakan cairan GATAH/GETAH tersebut.

Cairah GATAH/GETAH tersebut ditanpung didalam sebuah tampungan yang disandarkan pada pohon tersebut. Wadah tampungan menggunakan sebuah bambu yang di potong sedekian rupa hingga dapat menampung getah pohon tersebut.

Tak hanya bambu, botol-botol, kaleng, gelas jenis apa pun dapat digunakan sebagai wadah untuk menampung cairan getah/gatah tersebut.

Setelah tertampung, kemudian di ambil dan dimasukan ke dalan sebuah ember, proses ini disebut dengan MIAWANG.

Setelah proses pengumpulan cairan gatqh/getah tersebut selesai, kemudian ditampung ke dalam sebuah wadah agar tertidur dan menjadi sebuah karet.

Tampungan berbentuk kotak, terbuat dari papan yang dibentuk kotak persegi panjang. Agar cairan tidak bocor, sekeliling sudut kotak terbuat dari papan tersebut pun disumbat dengan tanah liat yang sebelumnya dicampur dengan air.

Selang waktu satu hari/ satu malam, cairan tersebut akan padat dan menjadi sebuah gumpalan karet yang mengeluarkan aroma khasnya.

Agar cairan tersebut cepat memadat, bisa dicampur dengam cairan asam yaitu nanas muda dan juga kulit nanas.

Karet yang dihasilkan dari cairan pohon gatah/getah tersebut diperjual belikan sebagai mata pencaharian utama.

"Apakah suku Dayak Maanyan hanya menghasilkan uang dari MANTAT...?"

TIDAK...!!

Karena Mantat adalah mata pencaharian turun temurun, para orang tua bekerja keras mengumpulkan uang untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya. Agar kelak bisa menjadi orang yang suksea dimasa depan dan hidup lebih nyaman, itulah impian mau pun harapan besar para orang tua suku Dayak Maanyan.

NGUME NAUN/ BERLADANG, merupakan mata pencaharian yang juga turun temurun dari nenek moyang.

Proses NGUME NAUN/ BERLADANG, dilakukan dengan menebang pohon-pohon menggunakan TARUH UGUP/ Parang. Untuk pohon-pohon besar menggunakan SENSU/ Gergaji Api, proses ini disebut dengan TAMARUH NEWENG.

Setelah selesai proses penebangan pohob-pohon, dilanjutkan dengan pembakaran hutan yang disebut dengan NUTUNG.

Selesai proses pembakaran hutan, dilanjutkan dengan proses penanaman padi.

Sebuah pohon yang berukuran sedang, yang cukup mampu di angkat menggunakan tangan satu oleh para pria-pria. Bagian ujung kayu di buat sedikit runcing agar mendapatkan lobang sempurna, proses ini dinamakan MIEHEK.

Para pria menghujam kayu pada tanah hingga meninggalkan sebuah lobang, lalu para wanita menebar benih padi hingga tersebar pada seluruh Ladang/Ume tersebut, proses ini disebut dengan MUAU.

Setelah beberapa minggu padi tersebut akan mulai bertunas dan terus tumbuh. Namun demikian, rumput-rumput maupun ilalang pengganggu harus dicabut dan disemprot menggunakan cairan pembunuh khusus rumput penganggu.

Setelah padi matang, akan dipanen dan proses panen ini disebut dengan MASI.

"Jadi orang-orang Dayak Maanyan sangat udik dan tak tahu dunia luar??"

TIDAK...!!!

Karena ini adalah warisan tradisi sejak nenek moyang zaman dulu yang harus selalu dilestarikan.

Mayoritas suku Dayak Maanyan meakipun seorang pekerja kantor, Pegawai Negeri Sipil, aparat dan lain sebagainya.

Mereka tetap melestarikan tradisi NGUME NAUN dan MANTAT ini.

Sebelum ke bekerja, terlebih dahulu MANTAT ketika masih subuh. Pulang dari pekerjaan, lanjut ke Ladang/ UME.

Tidak hanya NGUME NAUN, ada juga bersawah yang proses penanaman padi dilakukan di dalam air dangkal. Sebelum ditanam di air dangkal yang belumpur, terlebih dahulu lebih di tabur disebuah tempat hingga menjadi tunas dan bertumbuh tinggi kemudian dicabut kembali dan ditanam di sawah.

Masih banyak pekerjaan tradisional lainnya, namun author fokus dengan adat suku Dayak Maanyan yang memang sudah sangat dikenal oleh semua kalangan masyarakat.

Dalam bab ini author fokus menjelaskan secara singkat mengenai keadaan suku Dayak Maanyan yang sudah sangat familiar sejak zaman nenek moyang. Sehingga pembaca sedikit demi sedikit mulai memahami adat istiadat turun temurun suku Dayak Maanyan dalam hal mata pencaharian.

Beberapa penjelasan di atas merupakan survei mau pun pengamatan author di lapangan, semoga membangu membuka pemahaman baru.

Natalie_Ernisoncreators' thoughts
Bab berikutnya