webnovel

Date A Live: The Execution Spirits

seorang pemuda lelaki korban kecelakaan disebuah jembatan membuat dirinya tereinkarnasi kembali, bukan ke dunia fantasi seperti yang dia inginkan melainkan kedunia Date A Live dari Light Novel yang terakhir ia baca. setelah tereinkarnasi kembali, ia berada ditubuh seorang anak lelaki berumur 10 tahun dimana ia dirawat oleh seorang pendeta yang mengasuh panti asuhan juga, dan memiliki semua ingatan yang tubuh ini miliki. Diingatan tersebut dirinya terkapar lemas dan darah membanjiri wajahnya sampai ia melihat sesosok yang tak asing dimatanya, seorang gadis berkuncir 2 dengan mata merah menyala dan mata kuning berbentuk jam sedang menginjak jasad ibunya, demi menghormati pemilik tubuh yang ia miliki saat ini, dirinya akan menghalalkan segala cara demi melampiaskan dendam yang dimiliki oleh tubuh asli orang ini.

Nara_Ryuko · Komik
Peringkat tidak cukup
38 Chs

Chapter 32 The Witch

Dipagi hari yang begitu tenang. Kini Oberon sedang duduk disamping teras rumah Shido karena disini sudah tinggal 1 kamar dengannya. Berbeda dari yang lain, dirinya sudah bangun sekitar pukul 05:20 sembari menatapi langit yang begitu indah dengan pemandangan awan awan yang terlihat seperti saling berpecah serta cahaya matahari yang menyinari cakrawala

Dirinya mengarahkan tangan kanannya kedepan dan berkata

"Trace On... "

Mana keluar dari telapak tangannya kemudian mengubahnya menjadi sebuah Kanshou yakni dagger berwarna putih milik Archer Emiya.

Ia pun memegangnya tidak begitu kuat dan memain-mainkannya dengan menggerakan lengan naik turun

'sudah lama aku tidak memakai sihir proyeksi ini. Aku terlalu banyak menggunakan kekuatan mata mistikku ketimbak kekuatan yang berguna ini' ucapnya dalam hati.

Mendengar suara anak tangga, ia langsung melenyapkan Kanshou tadi menjadi sebuah gumpalan Aura Mana berwarna biru muda dan menghilang seperti tertiup oleh angin.

"hoam... Sebaiknya aku membuat sarapan untuk yang lain, kebetulan hari ini masih hari libur..." ujarnya sembari menggosok gosok matanya.

Ketika melihat kearah samping lebih tepatnya ke teras, terlihat Oberon sedang menopang tubuhnya yang bersandar dengan kedua tangannya.

"Oberon... Kapan kau kembali? Kukira kau akan kembali besok. " ujarnya

"oh Shido. Ya tak masalah, lagi pula aku mau lihat perkembangan apa saja yang terjadi selama aku pergi."

Dirinya pun berdiri dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Shido yang masih mengenakan piyamanya berwarna biru tua.

"lalu? Dimana barang barangmu? " tanya Shido.

"ah... Soal itu paling sekitar 90 menit lagi sampai sini." ujarnya

Shido bingung dengan perkataan Oberon. Tidak mau ambil pusing, Shido pun segera masuk kedalam kamar mandi yang berada disamping bagian dapur.

Sedangkan itu dirinya berjalan menuju kulkas dan mengecek bahan bahan apa saja yang bisa ia pakai untuk sarapan hari ini.

"Baiklah mari kita lihat ada apa saja didalam"

***

Sembari mengecek setiap barang barang yang ada didalam kulkas, Kotori pun akhir bangun dan kini ia sedang menuruni anak tangga.

"hoaammmnn... "

Kotori menggosok gosok mata kirinya dengan wajah yang masih mengantuk. Ketika ia memasuki ruang tamu dan melihat kearah dapur, ia melihat Oberon yang masih memakai mantel hitamnya.

Mengira ada orang asing yang masuk kedalam rumahnya dan mengacak acak isi kulkasnya, ia mengambil sebuah sapu lalu berjalan perlahan mendekatinya.

'hmm... Gk ada daging sama sekali, isi kulkasnya sudah seperti kebun banyak sekali sayurannya' ucap dalam hatinya.

Diri pun berdiri dari jongkok dan diwaktu bersamaan Kotori yang sudah berada dibelakangnya langsung memejamkan matanya dan memukul keras kepala orang itu berkali kali

Bonk bonk!

"pergi kau maling!! "

"Aw aw woi hentikan ini aku! "

Kotori pun langsung membuka kembali matanya dan melihat Oberon yang membuka tudung kepalanya yang menutupi wajahnya.

"huffttt... Kukira ada maling " helaan nafas bersyukur kotori

"maling matamu!" seruannya.

Kemudian Shido pun keluar dari kamar mandi yang hanya mengenakan handuk menutupi bawahannya saja.

Melihat Kotori dan Oberon berdiri didepan kulkas membuat dirinya bertanya tanya

"apa yang kalian lakukan disitu? "

Kotori melihat Shido yang hanya mengenakan handuk saja langsung membuat wajahnya memerah seperti tomat.

"pakai bajumu dasar kakak bodoh!!" ucap. Kotori yang langsung melempar sapu tadi dan mengenai tepat dikepala Shido

"sak-"

Shido pun terjatuh dilantai setelah terkena sapu yang dilempar Kotori, sampai mereka berdua Oberon dan Kotori melihat sebuah belalai dari yang bersembunyi dibalik handuknya

"wah.... Ada belalai anak gajah" ujar Oberon yang menahan wajah tawanya.

"Gyaaaaa!!! "

Teriakan Kotori membuat para Spirits yang berada diapartemen sebelah rumah mereka terbangun akibat suaranya yang begitu kencang.

"hhaa... Rotinya... " ucap lanturan Tohka yang memeluk bantal rotinya dan terdapat bekas air liur di sekitar bibir bawahnya.

***

1 jam setelah kejadian memalukan tadi, Oberon berbaring disamping teras rumah melihati pemandangan dahan dan dedaunan disebuah pohon, dan tak sesekali terdapat beberapa serangga yang saling berpindah pindah dahan mencari sebuah daun yang segar.

'Arc Mayuri Judgement sudah. Seharusnya sebentar lagi bakal dimulai Arc Natsumi. Moga saja dia tidak terlalu menyebalkan dari apanya yang kubaca ataupun kutonton' pikir Oberon.

Tak lama kemudian terdengar suara bel rumah berbunyi.

Ding dong... Ding dong...

"sebentar... "ujar Shido yang sedang mencuci beras untuk makan mereka pagi ini"

Shido pun meninggalkan pekerjaan tersebut karena merasa tidak enak jika ada tamu yang menunggu begitu lama diluar.

Ia pun membuka pintu depan rumah. Ketika dibuka, ia melihat seorang biarawati yang begitu cantik, rambut panjangnya yang terurai kebelakang dengan wajah yang begitu manis serta warna kelabu dipupil mata serta rambutnya.

"apa benar ini kediaman Itsuka? " tanyanya

Shido sempat terdiam sejenak melihatnya lalu mengedipkan mata dan membalas pertanyaan wanita itu

"i-iya... Itu benar, apa kamu mencari seseorang? " tanyanya

"ya... Sebenarnya aku sedang mencari adikku, apa dia ada disini? " tanya wanita itu.

Karena penasaran siapa yang diajak obrol oleh Shido didepan, dirinya segera menghampiri Shido karena penasaran.

"shido... Kau berbicara sama sia... pa..."

Ucapannya terpotong setelah melihat wanita biarawati berdiri didepan shido.

Hanya melihatnya saja, Oberon langsung mengambil langkah mundur dan segera menjauh dari sana.

Tetapi itu terlambat, meskipun ia seorang wanita tenaganya begitu kuat sampai menerobos masuk kedalam membuat shido terjatuh dilantai

Buushhhh...

'aku harus lari dari-'

Baru sempat mengambil langkah kedua untuk berbalik badan, dirinya langsung diterkam oleh wanita itu layaknya hariamu yang menerkam buruannya.

"kyya... Oberon... Adikku yang imut"

"adu..du..duhh..." rintihan Shido yang memegang pundak kanannya.

Ia segera bangun perlahan dan ketika menoleh kebelakang, dirinya melihat Oberon yang begitu pasrah saat dipeluk oleh wanita itu dengan ekspresi datar diwajahnya

"kakak kangen tau sama kamu... Ihh makin lucu aja kamu" ujarnya yang mencubit cubit kedua pipinya.

"ummnchha...uummnncchhaa"

Setelah puas dicubit habis habisan kedua pipinya dicium olehnya sampai bekas lipstik dibibirnya membekas.

Lalu shido mendekati mereka berdua dan bertanya "itu... Kakakmu"

Wanita itu berbalik ke Shido setelah puas mencium pipi oberon "ah maaf maaf, aku tidak bisa menahannya sama sekali"

"iya... Tak masalah kok" balas Shido

Wanita itu pun mengangkat sedikit bawahan seragam biarawatinya dan memperkenalkan dirinya seperti tuan putri.

"namaku Jessica, Kotomine Jessica. Terima kasih sudah menemani adikku disekolah ya" ujarnya yang diakhiri dengan senyuman manis

"salam kenal juga... Namaku Itsuka Shido"

Mendengar nama shido jessica pun menempelkan jari telunjuk kananya dibibirnya sendiri.

"ah... Shido ya... Jadi kamu orangnya"

Merasa bingung apa yang dia maksud, shido bertanya kembali "iya? Memangnya ada apa? " tanyanya.

Sementara itu melihat adanya kesempatan untuk lari, Oberon menjauhkan diri darinya dengan berjalan jinjit agar langkah kakinya tidak ketahuan akan tetapi... 

"ah tidak apa apa, aku sudah mendengar dari anak ini kok" ujarnya yang langsung menarik kerah baju Oberon tanpa melihat kebelakang sama sekali

'anjing' ucap kesal Oberon dihati dengan ekspresi datar diwajahnya

"lagian kenapa bukan ayah sih. Kenapa harus kakak... Terus itu panti asuhan diLondon siapa yang urus? " tanya Oberon yang menoleh kebelakang.

"ah soal itu, kakak Axle ada bisnis dan kebetulan rekannya mau datang ke panti asuhan, makanya aku yang mewakili mengantar barangmu kemari" ujarnya.

Lalu Jessica melepaskan cengkaraman pada kerah baju Oberon dan ia pun segera melihat barang barang apa saja yang dibawakan oleh Jessica.

'samsak tinju, koper, dan tas ya'

"Ini sudah semuanya? " tanyanya.

Jessica beserta shido menghampirinya "ya... Hanya itu saja yang dipesankan oleh kak Axle untukmu" ujarnya dengan nada yang begitu lembut

"kalau begitu aku pergi dulu ya, permisi" ujarnya yang berpamitan sembari membungkukkan dirinya kepada Oberon serta Shido.

Jessica pun segera pergi begitu saja sementara Oberon membawa koper,samsak tinju berserta tasnya sekaligus dalam sekali angkut.

Setelah pertemuan pertama kalinya Shido bertemu dengan kak Jessica orang yang sudah mengurus Oberon sejak kecil, ia melanjutkan memasaknya sedangkan Oberon memasang samsak tinju itu disamping halaman rumah yang ia gantungkan diatas dahan pohon yang cukup kuat.

***

Setiap detik menjadi menit, menit menjadi jam, kini jam menunjukkan pukul 10:20. Para Spirits yang tinggal diapartemen seperti Tohka, Yoshino serta Spirits kembar sudah berada diruang makan yang dimana mereka berempat sedang membuat sesuatu, dan yang parahnya lagi itu di'iya'kan oleh Kotori sampai tercium aroma aneh tetapi bukan yang tak sedap untuk dihirup oleh hidung.

Shido baru saja pulang dari berbelanja membeli bahan makanan pada supermarket yang niatnya ia gunakan untuk membuat makanan pagi ini karena Oberon lupa jika bahan makanan dikulkas sudah seperti kebun.

"aku pulang..." ucap Shido yang membawa plastik dan masih berada didepan pintu

Mendengar suara tersebut, Tohka dengan sigap keluar dari ruang tamu dan segera menyambut Shido

"hoo... Shido! Pas sekali kamu datang, kami sudah membuat makanan spesial untukmu" seruan Tohka yang penuh semangat.

Mendengar kalimat kami membuat Shido bingung yang berarti ada campur tangan banyak orang dalam makanan tersebut.

"kami?..." pikir Shido

"ayo kemari!"

Tohka segera menarik lengan Shido yang membuat dirinya terpaksa meletakkan barang bawaannya didepan pintu.

Ketika ditarik dan dibawa ruang tengah, ia melihat sebuah nampan berukuran sedang yang mengeluarkan asap berwarna ungu sama seperti air yang berada didalam nampan tersebut.

"apa ini...? " tanya Shido.

"Nabe, kami membuatnya dengan memasukan semua makanan favorit kami kedalamnya" ujar Yuzuru dengan nada

cerianya

Dalam nampan tersebut ia melihat sesuatu yang mengapung dan bentukannya sudah tidak jelas, yang masih terlihat jelas hanyalah sebuah paha ayam goreng,karaage,serta cone es krim itu pun basah karena air rebusan Nabe.

"nah... Shido karena yang lain sudah membuatnya susah payah kamu harus mencobanya" ujar Kotori yang memasang wajah kecut sembari memberikan sebuah sendok sayur serta mangkok plastik demi menghindari dirinya mencoba makananya yang terlihat seperti racun.

Shido merasa dirinya dijebak diantara mereka setelah ia menerima dua peralatan dari Kotori.

"Kotori juga harus coba juga dong" ujar Kaguya.

"tapi... "

Mereka berempat menunjukkan wajah imut kepada Kotori berharap ia tidak menolak masakan yang telah mereka buat tetapi.

Pluk...

Diluar dugaan Shido, ia melihat didepan matanya langsung sebuah permen yang sering dimakan oleh Kotori dimasukan begitu saja kedalam Nabe yang sudah dimasukan aneh aneh sekarang bertambah semakin aneh

"ngggnn!!" 

"hoo!... Kotori memasukan bahan kedalam Nabe! " seruan Tohka.

Setelah itu hanya tersisa 1 orang saja yang belum mereka aja dan ia masih ada disamping halaman rumah.

"oi...! Oberon kau mau ikut mencoba masakan kami ti...dak... "

Kaguya terdiam sejenak melihat Oberon yang sedang latihan kepada samsak tinju miliknya yang terlihat begitu tidak wajar.

Bughh bughh bush!!

2 pukulan lurus dilancarkan dan diakhiri uppercut dengan tangan kanannya membuat samsak tinju itu terpental keatas.

Ketika hendak jatuh kebawah, Oberon langsung melakukan tendangan berputar secara bergantian dengan kedua kakinya

Dash dash!!

Dan diakhiri dengan membelakangi samsak tersebut lalu memutar tubuhnya kebelakang diudara serta tendangan keras dari kaki kanannya mengenainya membuat samsak tersebut terpantul kembali setelah menyentuh tanah.

Brakk!! 

Kemudian ia menoleh kearah Kaguya yang tadi memanggil dirinya.

"ada apa? Masakannya dah jadi? " ujarnya

"i-iya... Shido pun juga sudah pulang dari berbelanjanya" jawab Kaguya.

"baguslah" ujarnya.

Ia segera mengambil sebuah handuk kecil yang tergeletak dilantai teras kemudian masuk kedalam sembari mengelap keringat yang bercucuran dari dahi, pipi serta lehernya.

"jadi masakan apa yang kalian berempat masak? " tanyanya.

Saat dilihat, kedalam nampan panas, hawa hawa seperti racun keluar dari sana, dan membuat dirinya yang sering memasak untuk anak anak panti bertanya kepada mereka.

"kalian masukan apa saja kedalam" ujar Oberon yang seakan ingin menghindari masakan tersebut.

"ah tenang saja kami memasukan bahan bahan favorit kami saja" ujar Kaguya.

"contohnya? " tanya Oberon

Lalu Kaguya menyebutkan semua yang mereka masukan yang diawalnya dimulai dari air yang mereka rebus lalu dilanjutkan dengan Roti, es krim strawberry,ayam goreng dan juga karaage.

Setelah mendengar penjelasan dari Kaguya membuat dirinya tepuk jidat.

Plak!...

"kalo yang lain oke... Masih bisa diwajarkan tapi es krim!! " seruan keras

Mendengar suara keras dari Oberon seakan akan membuat Yoshino yang memasukan es krim tersebut merasa dibentak membuat matanya mulai berkaca kaca

"hummm... "

Karena tau yang memasukan es krim adalah Yoshino ia pun memasang ekspresi pasrah dari pada akan terjadi hujan es lagi di sekitar rumah mereka.

"hahhh... Cuman itu? " tanyanya sembari mengaduk aduk isi nampan tersebut.

"hoo! Aku lupa, Kotori juga ikut memasukkan sesuatu juga didalamnya" seruan Tohka

"masuk'kan sesuatu? Memasuk'kan apa? "

Baru saja ia mengangkat isian dari nabe itu, terlihat sebuah batang plastik putih yang biasanya ada dipermen milik Kotori setiap ia memakannya.

Melihatnya saja langsung membuat dirinya berpose meme tenggorokan sembari memegang sendok sayur dengan kedua tangannya dan ditempelkan di pipi kanannya

"mati gue"

Dan dalam sekejap ia memiliki ide untuk tidak menjadi kelinci percobaan mereka para Spirits

"bagaimana kalau Shido lebih dulu " ujarnya sembari menuangkan Nabe tersebut ke sebuah mangkuk plastik kecil.

"he! Kenapa harus aku!?" seruannya

"ya mohon maap nih ya. Saya gk punya kemampuan regenerasi, sedangkan anda punya. Jadi kalau keracunan pasti bakal sembuh" ucap Oberon dengan senyum sinis terhadap Shido.

Shido terus menatap Nabe yang berada dimangkuk kecil. Meskipun ragu ia pun mendekatkan mangkuk tersebut dan mulai meminum kuahnya yang langsung mengalir dari mulut ke tenggorokannya.

"aneh... Tapi rasanya cukup enak" ucapnya.

Keempat Spirits itu pun gembira karena masakan yang mereka buat membuahkan hasil. Dan pada akhirnya Oberon pun harus memakan masakan aneh tersebut bersama dengan yang lainnya.

Sembari memakan masakannya, mereka menyalakan televisi yang kebetulan ada acara live dan Izayoi Miku akan tampil

Kaguya dan Yuzuru saling memuji karena bahan yang mereka masukkan membuat masakannya menjadi enak dan juga cukup lembut saat berada dilidah.

"terima kasih makanannya" ujar Oberon.

"hee... Kau tidak mau tambah? " tanya Shido

"sudah bakar kalori tadi masa harus nambah kalori lagi" jawabnya.

Setelahnya Oberon pun pergi menuju lantai 2 yakni kamar milik mereka berdua yaitu Shido dan dirinya.

Pintu kamar terbuka lalu tertutup kembali.

Dan saat didalam Oberon membuka Hp miliknya dan mengecek pesan yang dikirim oleh Westcott

'2 hari lagi akan ada rapat para pendiri dan juga investor, apa kau tertarik untuk menghadirinya?' pesan Westcott

'oh tentu, aku penasaran apa yang akan mereka bahas' kirim pesan Oberon kepadanya.

"hahhh... Palingan penggeseran pemimpin Industri D.E.M, mereka pasti mengalami cukup banyak kerugian karena tidak bisa membangun cabang mereka dijepang lagi" ujarnya yang berbicata sendiri

Tiba tiba terdengar suara sirine peringatan gempa ruang dari kota.

"peringatan...sekali lagi peringatan bencana gempa ruang akan terjadi sebentar lagi... Harap semua warga mengungsi ketempat pengungsian terdengar"

Mendengar itu Oberon mengambil 6 Azur Black Keys diatas meja belajar dan segera keluar dan menuruni tangga.

Dibawah ia melihat Kotori yang hendak menghampiri dirinya dan Oberon hanya membalasnya dengan menganggukkan kepala.

***

Beberapa menit setelah terjadinya gempa ruang, langit berubah warna menjadi jingga yang menandakan waktu sore hari dan hanya menunggu sekiranya 30 menit saja untuk waktu menunjukkan jam 18:10 .

Shido beserta Oberon dipindahkan kesebuah taman bermain dengan teknologi teleportasi milik pesawat Fraxinus, dan ini adalah pertama kalinya Oberon menjalankan misi bersama Shido untuk menyegel sebuah Spirits.

"jadi ini tempat dia datang,terlihat tidak begitu terurus ? " tanya Shido

"tentu saja begitu. Area Theme Park ini sudah lama sekali dibiarkan begitu saja semenjak insiden 30 tahun yang lalu" ujar Kotori yang masih memantau mereka berdua dari layar monitor Fraxinus.

"30 tahun... " ujarnya sembari berjalan kedepan.

"shido kita berpencar disini. Aku akan memantau dari kejauhan"

"ya... Hati hati ya" balas. Shido

Oberon memutuskan memilih arah yang berbeda, Shido mengambil jalan lurus dan dirinya ke kiri.

'ya tentu saja karena area ini juga pertemuan kalian berdua bertemu. Eh tidak deh, kau yang sekarang hanyalah reinkarnasi dari dia, Takayamiya Shin' ucap dalam hatinya.

Setelah cukup lama berjalan ia mendengar suara Shido yang dengan nada terkejut dari income miliknya

"apa apaan ini! Bukannya tempat ini sudah ditinggalkan 30 tahun?!"

'hoohh... Sudah waktunya ya'  ucap dalam hati Oberon. 

Oberon segera pergi menuju ke tempat Shido. Ketika sudah sampai disana, ia melihat sesosok Spirits dengan Astral Dress penyihir serta rambutnya berwarna Hijau kebiruan sedang memeluk Shido, menurut apa yang ia lihat seperti ia sudah Shido sudah memilih jawaban yang tepat dari pilihan para staff Fraxinus diatas sana.

Suara mesin jetpack terdengar begitu jelas ditelinganya.

"itu... AST! " seruan Shido

"tenang saja, biarkan kakak yang uru-"

Bushh busshh busshh...

Brakk Braak Duaarrr!

3 anggota AST tersebut langsung terjadi ketika Jetpack yang mereka pakai terkena sebuah proyektil berwarna merah maroon

Mereka berdua menoleh ke arah dari mana tembakan itu berasal.

"yo gimana? Aman'kan? " tanya Oberon sembari mengangkat tangan kanannya sebagai sapaan

"iya... Semuanya aman terkendali. "

"bagus, bersiaplah untuk gelombang kedua"

Bilah pedang dari Azur Black Key muncul dari sela sela jarinya kanannya.

Spirits tersebut pun tersenyum tipis melihat kedatangan Oberon dan setiap langkah kaki ia mendekatinya dengan perlahan.

"nee... Kita belum berkenalan sebelumnya, bisa beritahu aku namamu? " ujarnya yang mencoba menggoda Oberon dengan suara lembutnya seperti one san.

"bisakah kau serius sedikit? Tidak ada waktu untuk mengobrol. Mengamankanmu ketempat yang aman adalah prioritas dari organisasi" ujarnya dengan tatapan tajam yang hanya meliriknya sekilas.

Disini Spirits tersebut menyembunyikan rasa kesalnya karena telah diabaikan oleh Oberon. Tetapi ia mencoba untuk terus menutupinya dengan merangkul leher Oberon dari belakang.

"hee... Tidak seru ah, padahal kakak'kan hanya ingin berkenalan."

Demi rencananya tidak gagal akhirnya ia menyerah dan meladeninya.

"Oberon, kau bisa memanggilku begitu. Aku temannya pria sok polos itu" ujarnya sembari menunjuk Shido dengan ibu jari ditangan kanannya.

"Oi siapa yang kau bilang sok polos!! " seruan Shido

"uhumm... Kalian berdua pria yang menarik~" balasnya.

Gelombang kedua mulai dilancarkan oleh pasukan AST terdengar dari suara mesin jetpack mereka seperti suara mesin pesawat jet.

Karena diseingat pikirannya hanya ada 1 gelombang serangan, jadi ia berpikir jika dirinya akan bertarung dengan sersan Origami kali ini.

Datang lagi sekitar 5 pasukan AST yang menembaki rudal kembali. Tetapi saat dirinya hendak melemparian Azur Black Key, Spirits itu sudah berada didepan mereka berdua dan menghentakan senjatanya yang berupa Sapu penyihir ke lantai

"waktunya bekerja Haniel! "

Cahaya terpancarkan dari sapu itu membuat semacam lingkaran sihir bercahaya. Ketika bercahaya, beberapa rudal yang baru saja diluncurkan berubah menjadi sebuah wortel yang terbang melayang, tetapi masih menghasilkan sebuah ledakan.

Diwaktu yang bersamaan pula pakaian serta peralatan mereka yang menempel ditubuh mereka berubah menjadi kostum kelinci.

"Shido, Oberon bagaimana kita pergi dari sini. Kakak ingin sekali dapat pujian dari kalian berdua" ujarnya dengan perasaan senang menatap mereka berdua yang ada dibelakangnya.

"dari tadi juga aku bilang begitu... " ujar Oberon dengan nada malasnya

Salah satu wortel mendarat disamping mereka, membuat sebuah ledakan yang tidak terlalu besar tetapi tidak dengan hempasan angin dari benda tersebut.

Efeknya membuat debu beterbangan dan pandangan menjadi kabur, jadi mereka semua terpaksa menutup wajah dengan lengannya masing.

Hachimm..

Terdengar suara bersin dari Spirits tersebut, dan ketika situasi kembali seperti semula emosi dari dia turun drastis dari yang tadinya senang menjadi benci dalam sekejap.

"kau melihatnya'kan?!...."

"lihat? " tanya Shido

"lihat apaan, debu beterbangan begitu!" seruan Oberon

"jangan berpura-pura! "

Tatapannya berubah menjadi sinis dan ia mulai mengigiti kuku ibu jarinya "tak akan kumaafkan."

Lalu ia menunjuk kepada mereka berdua dan mengancamnya "Itsuka Shido, dan Oberon! Akan kubuat hidup kalian hancur!! "

Ia pun langsung menaiki sapu sihirnya dan pergi meninggalkan mereka berdua begitu saja.

Menatap kepergian Spirits baru itu kelangit oleh mereka berdua membuat Oberon mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan "dih dasar labil"

Sementara itu Kotori yang melihat semua kejadian itu melalui monitor hanya bisa memegang kepala diiringi dengan helaan nafas panjang.

"hahhhh... Kenapa bisa jadi begini" pikirnya

Dan hari ini pun ditutup dengan rapat Shido serta para staff mengenai temperamen dari Spirits yang disebut Witch atau Natsumi tersebut.

Pada akhirnya canon event pun memang tidak bisa dihindari.

-To Be Continued-