"Oke. Nanti aku cari mobil yang warna putih dan kacanya gelap."
Mereka berdua tertawa di tengah-tengah kebahagiaan yang telah tercipta. Hingga tiba-tiba pintu ruang perpustakaan terbuka dengan lebar.
Spontan Arinka dan Edward membubarkan diri dan berpura-pura tengah mengobrol seperti guru dan muridnya.
"Jadi kamu mau pinjam buku yang mana, Arinka? Dari tadi keliling perpus tapi nggak baca buku!"
"Maaf, Pak. Saya tadi cuma numpang telepon doang. Nggak bermaksud baca buku."
"Lho, Arinka. Lo kenapa di sini?"
Arinka menoleh. "Ya ampun, Sandy!" ia berdiri dan bersembunyi di belakang tubuh Sandy. "San, tolongin gue. Pak Edward abis marahin gue" ucap Arinka dengan anda memelas.
"Pak, emangnya Arinka salah apa? Kok Bapak marahin dia?"
"Temen kamu ini mencurigakan. Dari tadi dia mondar mandir di sini, tapi nggak baca buku dan nggak mau pinjem buku" jawab Edward sembari melirik Arinka yang tengah menjulurkan lidah padanya.
"Pak, mungkin Arinka lagi ada urusan lain. Iya kan, Rin?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com