Sana sampai rumahnya, berjalan santai. Wiga mengantarnya hanya sampai lobi dan dia langsung kembali ke mobilnya lagi untuk pulang. Sesekali dia berjalan malas karena tubuhnya sudah terasa lengket dan berkeringat.
Dengan sedikit menghela nafas, dia mengambil ponselnya sebentar untuk membaca pesan dari momy nya karena dia sudah berpikir kecil kalau memang momy nya yang akan mengirimkan pesan padanya setelah dia selesai kampus dan sebelumnya.
Sana membukanya dibuat terkejut sampai menaikan satu alisnya bingung. "Devan?" tanya Sana benar-benar tidak bisa memprediksikannya. Bahkan baru saja mereka berdua membicarakannya, dan apa yang Wiga katakan padanya benar-benar terjadi detik itu juga.
Sana harus bagaimana sekarang, dia bingung dan mana juga yang harus dipertegas untuknya. Belum membacanya, Sana sudah kembali mematikan ponselnya dan berjalan cepat menuju apartemennya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com