Isak tangis Mirna kembali pecah, ketika mengutarakan semua ketinduannya terhadap Arman di hadapan Nisan Arman tersebut.
Amanda tidak tega melihatnya, sehingga tak kuasa juga menahan tangisnya, melihat Mirna yang begitu sedih, betapa sedih pula Amanda melihatnya. Sungguh rasa kehilangan yang amat mendalam. Hingga kepergian Arman sudah satu bulan, namun Mirna semakin lama di tinggalkan semakin terasa kehilangan yang amat mendalam.
"Sayang, kenapa aku harus merasakan kehilangan kamu, kenapa bukan aku yang pergi ninggalkan kamu," isak tangis Mirna mengusap Nisan Arman.
"Nenk, sudah, jangan berkata seperti itu. Ini sudah takdir, tidak ada yang bisa kita sedihkan lagi, karena semua tidak akan kembli. Aku sudah ikhlaskan kepertlgian Kakek, agar Kakek di sana tenang. Nenek enggak boleh terus sedih, karena kalau Nenek sedih terus Kakek pun, akan merasakan sedih.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com