webnovel

Sepertinya Sedang Bertengkar

Editor: Wave Literature

Hai Xiaotang menjerit, kedua tangannya memukul-mukul ke segala arah, "Bajingan tengik, jangan sentuh aku, pergi, jangan sentuh aku!"

Dongfang Yu dengan kepala pusing menghindari pukulannya dan meraih kedua pergelangan tangannya.

"Bajingan, lepaskan aku!" Hai Xiaotang mengira dia mau melakukan apa lagi, dia pun menjerit semakin ketakutan.

"Diam!" Dongfang Yu menggeram pelan.

Hai Xiaotang akhirnya tenang dengan masih tetap gelisah memandang Dongfang Yu, "Aku peringatkan kau sekali lagi, kau tidak boleh menyentuhku!"

Entah kenapa Dongfang Yu jadi ingin tertawa melihat Hai Xiaotang yang berpura-pura galak.

Biasanya dia menganggap Hai Xiaotang adalah wanita yang tidak takut apapun, tidak disangka ada juga saatnya dia menjadi begitu pengecut.

Tetapi, memikirkan bagaimana dia menolak sentuhannya, Dongfang Yu tetap merasa tidak senang.

"Menyentuhmu? Jangan harap!" Dia bergumam jijik. Dia lalu menyeret Hai Xiaotang dan berjalan keluar.

Hai Xiaotang berjalan dengan tersandung-sandung, "Kau sedang apa?"

Dongfang Yu tidak menjawab. Sambil tetap menyeretnya, dia membuka pintu dan berjalan keluar.

Dia sangat kuat, Hai Xiaotang dengan cara apa pun tidak berhasil melepaskan dirinya dari pegangannya. Badannya yang juga ringan makin memudahkan Dongfang Yu menariknya keluar.

"Kau sebenarnya mau apa?" Hai Xiaotang terus bertanya di sepanjang jalan.

"Kalau sudah sampai kau juga akan tahu!" Dongfang Yu menjawab dengan dingin, lalu menariknya masuk ke dalam elevator khusus direktur yang biasa dinaikinya.

Pintu elevator yang mereka naiki baru saja tertutup ketika pintu elevator lainnya terbuka. Lin Xin'er berjalan keluar dari dalam elevator yang satunya.

Dia berjalan ke Sekretaris Li yang tadi menumpahkan kopi ke badan Hai Xiaotang, lalu bertanya dengan suara pelan, "Sekretaris Li, apakah direktur dan istrinya masih di dalam?"

Sebenarnya dia hanya ingin tahu apakah Hai Xiaotang sudah pergi atau belum.

Sekretaris Li bertanya, "Direktur dan istrinya baru saja pergi, apakah kamu ada keperluan?"

"Sudah pergi?" Lin Xin'er kaget.

"Benar. Direktur membawa nyonya entah kemana. Kepala bagian Lin, kamu ada urusan apa?"

Lin Xin'er tertawa, "Dompetku sepertinya tertinggal di dalam kantor direktur, tadi aku lupa membawanya keluar."

"Benarkah? Aku bantu kamu mencarinya ya." Sekretaris Li mengantar Lin Xin'er masuk ke dalam ruangan direktur. "Kamu taruh dimana?"

Lin Xin'er melihat kantong baju di atas sofa lalu mengambilnya, "Di dalam kantong ini. Tadi waktu aku membantu membelikan baju untuk nyonya, tidak sengaja menaruh dompet di dalam kantong ini dan lupa mengeluarkannya."

Sekretaris Li tertawa, "Hari ini aku benar-benar berterima kasih kepadamu. Kalau bukan karena kamu, aku pasti akan sibuk sekali."

"Jangan sungkan, aku juga tidak membantu terlalu banyak."

"Bagaimanapun, aku tetap sangat berterima kasih kepadamu."

Lin Xin'er bergurau, "Kalau memang kamu benar-benar mau berterima kasih kepadaku, sepulang kerja nanti traktir aku minum kopi ya."

"Baiklah, tidak masalah. Coba lihat dompetnya ada di dalam atau tidak."

"Baik." Lin Xin'er membuka kantong. Dia melihat bahwa baju yang dia belikan satu pun tidak ada yang disentuh.

Seperti yang diduganya, Hai Xiaotang tidak mungkin mau memakai baju yang dibelikannya.

Lin Xin'er berkata dengan sedikit kecewa, "Nyonya sepertinya tidak puas dengan baju-baju ini…"

Sekretaris Li memahami maksud perkataannya itu. Tadi waktu direktur dan nyonya keluar, dia melihat kalau nyonya sama sekali tidak berganti pakaian.

Sekretaris Li berkata dengan suara pelan, "Direktur dan nyonya sepertinya sedang bertengkar."

Lin Xin'er mendongak dengan kaget, "Bertengkar? Mengapa?"

"Tidak tahu. Pokoknya waktu mereka keluar tadi, nyonya menyuruh direktur melepaskannya, direktur malah semakin kuat memeganginya, entah mereka pergi kemana."

Di dalam hati Lin Xin'er timbul suatu pengharapan dan rasa senang yang tidak bisa dijelaskan.

Sama seperti yang diperkirakannya. Jadi karena baju ini dia yang beli, Hai Xiaotang tidak sudi memakainya, lalu bertengkar dengan direktur.

Dulu dia sama sekali tidak melakukan apa-apa. Tetapi karena urusan pekerjaan, dia menjadi dekat dengan direktur. Karena itulah Hai Xiaotang selalu mencari masalah dengannya.