webnovel

Boomerang (unreached)

"Sepertinya, aku tidak asing dengan adegan ini?" gumam Wangyi dengan tangan berada di dagunya dan dahi berkerut. Wangyi tidak menyangka, semua saran yang dia berikan kepada teman dunia maya-nya---mengerjai bosnya. Berbalik kepada dirinya sendiri. Bahkan, dirinyalah yang harus berakhir mengalami kesialan. Anggaplah kebetulan jika mengalami sekali, tetapi jika terus menerus dan berurut seperti yang dia ajarkan kepada sahabatnya itu, bagaimana? Sepertinya dewa telah mengutuknya. Cerita ringan tentang Wangxian. Cerita tentang persahabatan. Cerita tentang rasa benci yang berakhir dengan cinta.

Hitam_Arang · Derivasi dari karya
Peringkat tidak cukup
3 Chs

Gamers

.

.

.

Seperti boomerang yang kulempar jauh, dan akan kembali lagi kepada tuannya. Awalnya aku begitu yakin bisa mengendalikan semuanya. Sampai pada akhirnya, aku terjebak dipermainan yang kuciptakan sendiri.

Aku hanya bisa menatapnya kagum, saat sosok yang begitu melekat di hidupku, berjalan dengan percaya diri di atas catwalk di acara model bergengsi, aku tahu dia memiliki kemampuan dan bakat.

Dia adalah orang yang terus belajar dari lingkungannya dan dia sangat  tertarik dengan dunia acting. Bahkan, dia masih belajar di tengah kesibukannya. Aku sering melihatnya berlatih acting peran  antagonis setiap saat, tapi dahulu, saat dia masih berada di sampingku.

Dengan berjalan berlenggak-lenggok dan menunjuk-nunjuk apapun di sekitarnya, dia akan mulai beracting, tepatnya saat aku memerintah atau menyuruhnya melakukan sesuatu yang tidak dia suka. Kadang dia bertingkah seperti bos yang sedang memarahi bawahannya, kadang seperti majikan yang sedang memarahi pembantunya, atau seperti ibu tiri yang  sedang menyiksa anak tirinya, kejam, dan sangat sadis kata-katanya.

Itu terus terjadi, seperti sebuah hiburan buatku, jangan lupakan mimik wajahnya yang sangat menggemaskan jika dia ber'acting' marah, membuatku ingin selalu menggangunya. Terakhir dia bertanya kepadaku tentang actingnya, dan dengan santainya aku bilang 'buruk' aku hanya terlalu takut berbicara jujur, aku takut jika dia akan meninggalkanku

- Lan Wangji.

****

A sweet story about my sweet couple Wangxian. Pasangan yang membuat ku kembali lagi, dan ingin terus selalu membuat cerita tentang mereka.

.

.

.

.

Boomerang

Suara tembakan dan ledakan terdengar saling menyahut di layar komputer. Wei Wuxian seorang pemuda tampan dengan status pengangguran sedang duduk di depan komputer, sambil memainkan Games berantem-beranteman kesukaannya. Tangannya lincah menekan tombol stik gamenya, tak lupa headphone bertengger di telinganya.

Karakter yang dia mainkan sungguhlah unik, kurang lebih mewakili sosok orang yang berada di balik kendali itu. Dengan costum berwarna hitam-hitam di padu warna merah, dia terlihat sangat kuat. Dengan rambut panjang terkuncir tinggi, dan terikat pita merah yang menjuntai. Ikatannya itu tidaklah rapih, bahkan terdapat beberapa bagian rambutnya yang tidak terikat dan di biarkan terurai tertiup angin. Berantakan. Tapi, kesan sosok itu tetaplah terlihat cantik. Dan jangan lupakan senjatanya yang berupa seruling yang menjadi andalannya, menambah anggun karakter itu saat senjatanya di mainkan.

"Hei, Han guangjun! kita ini satu team. Tolong lindungi aku!! Hei!! Han Guangjun!! Aku terkepung, tolong selamatkan aku!!"

Seseorang menarik rambutnya frustasi, dan pada akhirnya seorang dengan user name Yilling  Laose berakhir game over, karena terkena tusukkan pedang musuh dari arah belakang.

Dia menatap layar komputernya kesal, dia meremas stik gamenya dengan keras, wajahnya sudah memerah menahan emosi.

Bagaimana tidak emosi, disaat game yang seharusnya memerlukan kerja sama team demi menuntaskan misi, tapi seseorang yang ber-user name Han Guangjun ini bertindak begitu egois dan tidak mau menolongnya, dan lebih parah nya dia juga tidak bisa di ajak kerjasama.

Tapi ini sudah sekian kalinya Wei Wuxian bermain game dengannya, dan kini mereka adalah teman satu team dalam kompetisi untuk mendapatkan hadiah berupa diamond yang bisa di tukar dengan uang jika menang. Tapi apesnya, jika dia bermain dengan Han Guangjun, selalu dia yang mati lebih dulu, dia akan selalu dijadikan tumbal pembuka jalan untuk Han Guangjun maju menyerang. Menyebalkan.

"Dasar bodoh!!" hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir tipis seorang Han Guangjun, saat mendapat pesan beruntun dari teman satu team di games yang sedang dia mainkan itu.

Kau sungguh menyebalkan Han Guangjun!! Kau sangat egois, kau tidak pantas di jadikan sebagai leader!!

Yilling laose terus saja mengirimi pesan yang membuat Han Guangjun yang membacanya ikut emosi.

Jika kau tidak bisa bermain, lebih baik kau cuci kaki dan pergi tidur saja!

Han Guangjun membalas pesan dari user id Yilling Laose itu, yang sepertinya tengah jengkel karena harus menjadi penonton saat Han Guangjun mendapatkan peringkat 1 teratas di puncak klasemen itu.

Mana ada leader yang membiarkan anggotanya sekarat dan di biarkan mati!! Harusnya aku yang sejak awal menjadi leader.

Wei Wuxian tetap saja mengoceh, seperti sedang memprovokasi Han Guangjun itu untuk marah. Dan benar saja, Han Guangjun yang tenang akhirnya membalas pesan dari teman satu teamnya itu.

Berkacalah!! Jika dirimu hebat dan pantas menjadi leader dalam permainan ini, tidak mungkin di menit ke 5 kau selalu mati. Jadi siapa yang bodoh di sini?

ejekan Han Guangjun sukses membuat Yilling laose naik pitam, dan segara keluar dari  games itu, dan merebahkan diri di kasurnya.

Han Guangjun adalah partner gamenya. Meski mereka satu team, tapi hampir selalu tidak pernah sepemikiran dalam taktik dan strategi. Tapi, Han guangjun cukup baik saat diminta masukan saat Yilling laose kesusahan, bahkan dia akan dengan sabar mengajarinya.

Awal pertemanan mereka tidaklah seindah  bunga teratai di Yunmeng, mereka sering bertengkar dan memaki. Hingga akhirnya mereka menjadi dekat meski mereka belum pernah bertemu secara langsung.

Han guangjun berada di Gusu sedangkan dia di Yunmeng. Jarak antara Gusu dan Yunmeng cukup jauh, butuh waktu sekitar 12 jam perjalanan jika ingin bertemu. Dan di tambah si Han Guangjun ini adalah manusia sibuk yang pernah dia tahu. Dia akan punya waktu tengah malam untuk bermain games dan ke esokkan harinya akan menghilang begitu saja. Entah apa pekerjaannya. Berbeda dengan Weiying yang setelah lulus sekolah menjadi pengangguran. Jadi, dia memiliki banyak waktu untuk mengganggu Han Guangjun.

Drrrttt ... drttt..., suara handphone Weiying berbunyi.

Wei wuxian melihat hp nya yang berdering.

Han guangjun calling...

"Ada apa?" Weiying menjawab malas.

"Kenapa kau tidak bermain lagi?" tanya orang di seberang telpon.

"Aku tidak ingin bermain lagi! Kau sangat menyebalkan."

"Jika kau bodoh jangan salahkan orang, tingkatkan skil-mu bukan ocehanmu. Bermainlah menggunakan otakmu bukan mulutmu."

Sungguh wei wuxian ingin mencekik Han guangjun sekarang juga.

Tapi sayangnya tidak bisa.

"Mulutmu memang sungguh beracun Han guangjun. Aku malas bermain denganmu lagi!"

Weiying cemberut dan langsung diam. Han Guangjun merasa jika dia sudah keterlaluan, dan akhirnya memilih untuk membuka obrolan kembali,

"Kau seperti gadis saja Yilling Laose, begitu saja marah."

Han Guangjun yang niat mau merayu, tapi terlihat seperti mengejek. Membuat Weiying semakin kesal.

Suasana menjadi lebih dingin lagi sekarang, sampai tiba-tiba sebuah notifikasi di komputer Weiying berbunyi, yang menandakan jika dirinya baru saja mendapatkan kiriman 1000 diamond yang setara dengan uang 3 juta rupiah jika di tukarkan. Hati Weiying menghangat saat mengetahui jika Han Guangjun lah yang mengiriminya. Rasa ingin mencekik Han Guangjun sampai mati sebelumya langsung hilang, berganti rasa haru karena teman seteamnya itu ternyata tidaklah melupakannya,

"Han Guanjun, kau mengirimi aku hadiah kemenangan mu?"

Weiying bertanya dengan senang. Tapi, detik berikutnya wajahnya kembali ditekuk setelah mendengar jawaban Han Guangjun.

"Itu tidak gratis, kau harus menggantinya saat kau mendapatkan pekerjaan," jawab Han Guanjuan.

"Bagaimana, sudah mendapatkan undangan interview?" tanya Han Guangjun mengalihkan pembicaraan.

Wei wuxian mendudukkan dirinya di samping tempat tidurnya, dan mulai membuka suara.

"Belum, tapi aku sudah mengirimkan lamaran dan profile ke beberapa tempat agensi."

"Aku mendengar di Nie Agensi sedang mencari model baru, sebaiknya kau mencoba di sana. Datanglah langsung karena audisinya akan diadakan 3 hari lagi."

"Sungguh? baik, aku akan kesana. Aku pasti akan mendapatkan pekerjaan, dan membayar hutangku!" jawab Weiying penuh semangat.

.

.

.

Dengan penuh percaya diri Weiying melangkahkan kaki saat namanya di panggil, sebuah Wawancara singkat dengan pihak agensi tengah di lakukan, tidak beberapa lama akhirnya dia keluar dengan kepala menunduk. Kata-kata salah satu orang yang mewawancarainya sangatlah membuatnya sakit hati, mereka bilang jika penampilannya sangatlah norak, dan tidak fashionable. Padahal itu pakaian terbaik yang dia punya.

Dengan langkah gontai dia keluar dari gedung agensi itu. Tiba-tiba indera penglihatannya menangkap sosok yang sangat familiar dan terkenal, dia adalah salah satu model, artis, dan aktor yang tengah naik daun saat ini. Lan Wangji. Matanya berbinar-binar menatap sosok yang aslinya terlihat jauh lebih tampan itu. Tapi, setelah mata mereka bertemu, dan setelah Weiying memberikan senyum termanisnya, lelaki itu hanya berjalan melewatinya tanpa ekspresi, membuat Weiying kesal.

"Huh, dasar sombong, baru jadi artis saja belagu!" tanpa sadar Weiying mengungkapkan kata hatinya, yang  membuat sosok angkuh itu menghentikan langkahnya, menoleh dan menatap Weiying dengan tatapan mematikan.

Kilatan cahaya tampak dari kedua mata orang itu, persis seperti adegan-adegan di film anime sebelum memulai pertempuran dahsyat. Tiba-tiba saja pandangan mereka teralih saat Lan Wangji dipanggil oleh salah satu orang yang tadi mewawancarainya. Dan pandangan Weiying juga teralih oleh sosok mungil yang sedang membawa beberapa tas besar yang membuatnya susah berjalan.

"Gubrak!!" Weiying langsung berlari ke arah suara itu yang tidak lain adalah sosok kecil yang jatuh  tersandung karena tidak memperhatikan langkahnya---sibuk dengan tas bawaannya yang begitu banyak.

"Hai ... hati-hati, perhatikan langkahmu! Jika kau tidak kuat, kenapa memaksa membawa sendiri? Di mana teman-teman mu?" tanya Weiying beruntun membuat orang yang diajak bicara itu hanya memperhatikannya bingung.

Dalam hitungan menit semua tas telah Weiying angkut, ala pemudik yang ingin pulang kampung, semua dia pikul di pundaknya.

"Aku harus bawa ke mana barang-barang ini?" tanya Weiying yang membuat lelaki itu hanya terpana melihatnya.

"Masuk saja ke dalam, tapi lewat pintu samping. Btw, siapa namamu? Kenapa kau ada di sini?" tanya lelaki mungil yang sedang dibantu itu.

"Aku Wei Wuxian, aku datang untuk melamar menjadi model, tapi ...," kata-katanya diputus, dia tidak ingin menambah sakit jika harus mengakui kepada orang baru jika dirinya gagal.

"Terus? Kau ditolak?" jawab lelaki mungil itu tanpa diayak.

"Kenapa kau harus mengingatkan aku lagi, seh!" Dengan wajah Weiying kesal.

"Kau butuh pekerjaan? Bagaimana, jika kau bekerja kepadaku saja?" tawarnya yang spontan membuat mata Weiying berbinar.

"Aku mau ... aku mau ... jadi model kan?" jawabnya percaya diri.

"Asisten artis!" Sambil lelaki itu berjalan mendahului, dan membuka pintu ruangan yang sangat bagus itu, "Kau letakan semuanya di sudut sana," perintahnya.

"Bagaimana? Apa kau mau? Ini bukan asisten artis sembarangan, tapi, asisten artis dari artis yang sangat terkenal, dan aku managernya. Kamu akan bertemu banyak orang-orang penting nantinya, siapa tahu kau akan dilirik dan bisa menjadi artis juga, anggaplah ini sebagai batu loncatan di karir mu, ok!" tawaran yang sangat menggiurkan buat Weiying, orang yang belum memiliki banyak pengalaman itu, dan tanpa berfikir dia mengiyakan.

TBC...