Pagi-pagi sekali, Bara sudah tiba di kediaman Andri dan Brisia. Tapi dia hanya sampai di depan pintu gerbang saja. Karena tertahan oleh sekuriti yang menanyakan keperluannya. Bara yang memang ingin bertemu dengan Andri, terpaksa harus menelan kekecewaan lantaran Andri sudah pergi ke kantor.
"Pagi sekali dia pergi," gumam Bara yang mau tidak mau menjalankan mobilnya ke kantor.
Sebenernya ada keraguan jika Andri sepagi ini ke kantor. Perasaannya justru mengatakan Andri tengah menjenguk anak lelakinya yang memang sedang butuh perhatian. Tidak ingin membebani pikirannya. Bara memilih tidak acuhkan perasaannya.
Seperti biasa dia bekerja dengan begitu sibuk. Hingga tengah hari Sandra menelpon mengatakan jika Brisia meminta uang dua puluh juta. Tentu saja Bara mengiyakan. Teringat tadi pagi, kakaknya juga melakukan hal yang sama. Hanya berbeda alasan.
"Kak Brisia sepertinya benar-benar kekurangan uang. Apa dia tidak diberi nafkah yang benar oleh Andri?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com