webnovel

Aku ... Sang Putri?

Penulis: Viviani
perkotaan
Sedang berlangsung · 25.6K Dilihat
  • 8 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Aurora Marry Jhonson, seorang pengangguran yang akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan kontraktor ternama. Di sana ia bertemu dengan atasan yang super menyebalkan yaitu Ben Reagen Amancio. Pria tampan dengan penampilan necis yang membuat hidup Aurora berubah 180 derajat. Bukan hanya masalah pekerjaan, ternyata pria itu memiliki kisah misterius tentang asal usulnya yang berkaitan dengan sosok ibu kandung Aurora. Siapakah Ben?

tagar
4 tagar
Chapter 1Hari yang Melelahkan

Aurora berlari sekuat tenaga mencapai sebuah halte bus yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Hari ini dia akan melakukan sesi interview pekerjaan. Namun sayangnya gadis itu terlambat bangun hingga harus berangkat dengan terbirit-birit.

Setelah lulus dari sebuah universitas negeri dengan indeks prestasi kumulatif pas-pasan, akhirnya tiga bulan kemudian dia mendapatkan sebuah panggilan interview untuk yang ke sekian kalinya. Tidak tanggung-tanggung sebuah perusahaan besar berminat merekrutnya saat ini. Sungguh sebuah kesempatan emas.

Namun, dasar Aurora .... gadis barbar yang tidak pernah mempunyai komitmen dalam hidup malah bangun kesiangan dan hampir menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Halte terlihat ramai dengan beberapa orang yang menunggu kedatangan bus mereka. Wajar saja, ini hari Senin di mana banyak orang masih bersemangat untuk pergi bekerja.

Aurora melihat arlojinya yang menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit. Lima belas menit lagi adalah janji temu ia dengan kepala bagian HRD. Sebuah bus dengan tujuan yang ia inginkan tepat berhenti di depan halte. Orang-orang bergerombol masuk ke dalamnya. Sayangnya Aurora kurang cepat. Saat akan naik, bus itu sudah sesak dengan penumpang. Terpaksa ia mengurungkan niatnya.

Sebelah kakinya menghentak kesal di Lantai halte. Gemertak gigi yang beradu menyiratkan kegusarannya. Kemungkinan diterima pekerjaan pun sirna jika saat akan interview saja ia sudah telat datang.

Di sebelah Aurora, kira-kira berjarak satu setengah meter, tampak seorang pria tampan berdiri dengan kemeja putih bergaris hitam tipis yang sedang menoleh ke arah arlojinya. Sebuah name tag terkalung di lehernya. Namun, tidak terlihat jelas siapa namanya dan di mana ia bekerja. Pria itu tampak menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. Dia pria yang bernasib sama seperti Aurora. Tidak mendapatkan busnya pagi ini.

Gadis itu menoleh kepada pria di sampingnya. Tanpa sengaja mata mereka saling bertemu. Tak disangka, wajahnya mengalihkan dunia Aurora meskipun hanya sebentar. Wajah tampan yang dapat menghipnotis seluruh wanita di dunia.

"Astaga! Astaga! Tampan sekali." Mulutnya komat-kamit mengatakan hal itu. Kalimat yang meluncur dari mulut Aurora terdengar olehnya. Si pria tampan tiba-tiba mengernyit menatap Aurora.

"Ada yang salah?" tanyanya setengah berteriak.

Mata Aurora membulat mendengar suara beratnya. Kadar hormon testosteronnya pasti sangat bagus. Suara si pria terdengar seksi layaknya pria macho. Jantung Aurora pun mulai berdegup tidak karuan.

Kepala Aurora sontak menggeleng kuat. Aurora tampak rikuh dibuatnya. Ia sontak menyunggingkan senyuman aneh hingga pria itu menggeleng pelan. Dari kejauhan, tampak sebuah taksi yang melaju. Dengan sigap, pria itu mengulurkan tangannya ke depan. Taksi pun berhenti tepat di depan mereka. Tanpa membuang waktu lagi, pria tampan itu segera masuk ke dalam.

Mata Aurora membola. Diikutinya langkah pria tersebut masuk ke dalam taksi. Tidak peduli tujuan sang pria, yang ada di dalam benak Aurora adalah ia harus cepat sampai di Diamond Smith Company. Kalau perlu, ia merebut taksinya, seperti yang saat ini ia akan lakukan.

Duduk berdampingan dengan pria itu di dalamnya membuat pria itu tersentak kaget. Dia membeliak tatkala melihat seorang gadis yang duduk di sampingnya.

"Hei, ini taksiku!" pekiknya membuat Aurora menoleh sambil menyengir tidak tahu malu memperlihatkan barisan gigi serinya yang yang rapi.

"Kalau boleh tahu, ke mana tujuan Anda? Jika tujuan Anda searah dengan kantor Diamond Smith Company, saya ikut. Saya sudah telat. Sangat telat! Saya mohon bantuannya," katanya memohon.

Kening laki-laki itu mengernyit. "Kau bisa turun untuk mendapatkan taksi lainnya."

Pandangan Aurora menukik ke arah name tag yang menggantung di lehernya. Nama laki-laki itu Ben Reagan Amancio, Diamond Smith Company. Namun tidak ada tulisan jabatan di sana.

Membaca tulisan yang tertera pada name tag-nya sontak membuat cengiran gadis itu bertambah lebar karena mereka mempunyai tujuan yang sama.

"Bagi dua .... Ongkosnya bagi dua, ya? Kita mempunyai tujuan yang sama. Oke, Tuan Ben?"

Ben mengernyit, langsung menundukkan kepalanya. Menyadari kalau Aurora mengetahui namanya dari name tag yang ia kenakan.

Ben bernapas panjang seketika. Tanpa menyahut lagi perkataan Aurora, dia menyuruh sopir taksi untuk menjalankan mobilnya. Sepanjang jalan Aurora tak bisa mengalihkan pandangannya dari tangan kekar Ben yang sibuk memperhatikan ponselnya. Entah apa yang membuat pria itu begitu sibuk.

Ben tidak memberi kesempatan untuk Aurora bertanya tentang perusahaan yang akan mereka datangi. Padahal Aurora ingin sekali bertanya banyak hal mengenai perusahaan kepada Ben. Ya! Sekali lagi Ben tidak peduli dengan gadis itu.

Memangnya Anda siapa, hah?! Mungkin kalimat ini yang mampir di benak Ben selama perjalanan.

Tiga puluh menit kemudian mereka tiba di depan lobi kantor. Ben melangkah tergesa memasuki lift. Aurora menghela napas panjang berjalan beberapa meter di belakang Ben. Terjadi sebuah insiden yang membuat pria itu tampak lebih kesal dari sebelumnya.

Setelah sosok itu menghilang, Aurora kemudian melangkahkan kakinya menuju meja resepsionis. Jam dinding di belakang resepsionis menunjukkan waktu tepat pukul delapan lebih lima belas menit. Walau sudah terlambat datang interview, Aurora masih berharap bisa melakukan interview emasnya pagi ini.

Pandangannya menatap wajah dua orang resepsionis yang duduk di sana. Wajah mereka yang segar nan cantik tentunya sengaja diperlihatkan di lobi kantor karena mencerminkan identitas perusahaan.

Sayangnya, Aurora menjadi kurang percaya diri dibuatnya. Wajahnya yang biasa-biasa saja hanya mampu ditopang oleh bedak dan lipstik tipis agar terlihat segar. Setidaknya bagi orang-orang asing yang akan melihatnya. Sebenarnya itu hanya sebuah pembenaran bagi Aurora. Ia tidak bisa berdandan layaknya para wanita yang pintar bersolek.

"Selamat pagi. Maaf, apa saya masih bisa ikut interview pagi ini? Saya harus bertemu dengan Nona Magdalena."

"Sebentar, ya." Resepsionis itu melirik jam dinding di belakangnya. "Atas nama siapa?" tanya resepsionis itu lagi.

"Aurora Marry Jhonson."

Resepsionis itu lalu mengangkat teleponnya. Dia menghubungi seseorang. Tidak lama kemudian telepon itu ditutup. Mengangkat wajahnya seketika memandang Aurora.

"Nona Magdalena memperbolehkan Anda untuk ke atas. Ruangan interview di lantai sembilan belas. Ini kartu visitornya dan good luck untuk interviewnya, ya!" kata resepsionis itu memberi semangat.

"Wah, terima kasih atas bantuannya. Saya sangat terharu."

Aurora lalu berjalan menempelkan kartu visitornya hingga berbunyi dan bisa lewat jalur pembatas lobi. Debaran jantung yang membuatnya gugup mendadak datang padahal ia belum bertemu dengan Nona Magdalena.

"Semoga lancar. Semangat, Rora!" katanya menyemangati diri sendiri.

Aurora masuk ke dalam lift, menekan lantai sembilan belas. Tak lama kemudian, ia keluar dari sana. Berjalan di lorong yang sepi dan bertemu dengan seorang sekuriti.

"Permisi, saya ingin melakukan sesi interview. Di mana ruangan interview-nya?" tanyanya kepada sekuriti itu.

"Anda bisa masuk ke dalam." Sekuriti itu membukakan pintu ruangan mempersilakan Aurora untuk memasuki ruangan yang mirip dengan aula.

"Terima kasih," ucap Aurora.

Gadis itu melihat lurus ke depan. Sekitar tiga puluh bangku hampir terisi semua. Aurora menelan ludahnya melihat pemandangan itu. Semuanya akan melakukan interview yang sama. Mereka akan bersaing mendapatkan pekerjaan di Diamond Smith Company.

Semangat, Rora! Kau harus mendapatkan pekerjaan ini. Aurora kembali berkata dalam hatinya.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja. Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas; Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing; Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan; Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar… Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal. Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~ Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu?? Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya??? [Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada] PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih. Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Road of Flowers · perkotaan
Peringkat tidak cukup
408 Chs

Istri Tak Terduga Saya adalah Bos Rahasia!

Semua orang tahu bahwa putri tertua rumah Shens telah jatuh dari tahta kehormatannya setelah ditinggalkan oleh seorang pria tak bertanggung jawab, hamil di luar nikah, dan kemudian diusir oleh keluarganya sendiri, terlantar dan putus asa. Sang terkenal Shen Ruojing muncul di pesta ulang tahun Matron keluarga pertama, Keluarga Chu, di mana kerumunan orang mencibir: "Orang-orang yang memberikan sejuta dalam uang kado duduk di satu meja." "Orang-orang yang memberikan sepuluh juta dalam uang kado duduk di satu meja." "Nona Shen, bolehkah saya bertanya berapa uang kado yang telah Anda bawa?" Kerumunan orang menunggu untuk menertawakan dia, namun kemudian mereka melihat Shen Ruojing mendorong ke depan seorang bocah lelaki yang indah dan cantik, "Bisakah Anda tolong tanya Matron di mana duduk jika seseorang membawa cicit?" *** Diterima di rumah keluarga Chu hanya karena nilai putranya, Shen Ruojing hanya ingin melalui hidupnya dengan santai, puas menjadi ikan yang malas, namun dia menghadapi penghinaan dari semua pihak dalam keluarga: "Keluarga kita mempunyai seorang peretas tingkat atas, seorang maestro musik, seorang jenius seni, seorang gila teknologi—masing-masing terkenal di bidangnya. Bagaimana dengan Anda? Anda bisa apa?" Shen Ruojing menyentuh dagunya: "Semua hal yang kalian sebutkan itu... Saya tahu sedikit tentang masing-masing." Tiga anak yang menggemaskan berdiri di sisinya dan mengangguk serempak: Kami bersaksi bahwa Ibu memang tahu sedikit tentang segalanya.

Mr. Yan · perkotaan
Peringkat tidak cukup
644 Chs

Ketika Cinta Menemukan Tuannya

"Aku Mencintainya, walaupun aku tahu kalau itu berbahaya! " ............... Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang wanita asal Indonesia yang memiliki pengalaman buruk akan cinta. Calon suaminya terpaksa harus menikahi sepupunya disaat undangan pernikahannya sudah tersebar. Ditengah ke malangan nya itu, ia melarikan diri ke Korea Selatan. Di Hari pertamanya ia malah bertemu dengan Kim Lion yang merupakan lelaki kejam yang berkuasa di Seoul. Kim Lion menjalankan perusahaan milik keluarganya sebagai CEO di KI Grup yang merupakan salah satu perusahaan paling berpengaruh di Korea Selatan. Sayangnya, Kim Liom adalah lelaki sombong yang menganggap dirinya paling sempurna sehingga tidak ada wanita yang pantas untuk menjadi pendampingnya. Suatu hari Kim Lion bertemu dengan gadis yang aneh dan terlihat sangat biasa. Gadis itu adalah satu-satunya wanita yang membenci Kim Lion karena selalu mengusik hidupnya yang tenang, dia adalah Nana perempuan mungil asal Indonesia yang tidak cantik dan tidak juga jelek. Semenjak bertemu dengan Nana, Lion pun merasa resah dan tidak tenang karena ia selalu memikirkan Nana seperti orang gila. Kim Lion menggunakan segala cara agar Nana menjadi miliknya sehingga pada suatu hari, Nana terpaksa menjadi pelayannya. Kim Lion tahu kalau dia jatuh cinta sama Nana, namun dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. .......................................................................... "Dasar Iblis, apa yang kamu inginkan dariku?". Nana melotot ketika melihat Kim Lion memblokir tubuhnya di dinding kamar mewah itu. "Kenapa kamu selalu menolakku?". Wajah Lion semakin mendekat sehingga Nana merasa Frustasi. "Kenapa aku harus menerima Iblis sepertimu?". Nana memberanikan diri menantang tatapan jahat Kim Lion. "Karena Aku adalah Kim Lion. Lelaki tampan dan kaya raya yang dipuji oleh semua wanita. Jika kamu bersamaku, maka aku pastikan akan membuatmu menjadi wanita paling beruntung. Bagaimana?". Jawab Kim Lion sambil tersenyum licik. ......................................................................... Bagaimana dengan Nana? Akankah Dia mau hidup bersama lelaki kasar dan sombong seperti Kim Lion? Atau, dia memilih lelaki lain yang merupakan musuh sekaligus sahabat Kim Lion yang super baik dan tampan?. Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau Kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan Komentar atau Review dari kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading! Instagram. @azzahra_tina mampir Juga di Karyaku yang Lain. 1.Istri Kecil Tuan Ju 2. Pelengkap Hidupku. 3. Flower Of Evil

Tinaagustiana · perkotaan
4.9
1120 Chs

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru

DUKUNG