webnovel

Aisyah Wanita yang hadir dalam mimpi Rasulullah

Penulis: mayasarah
Sejarah
Sedang berlangsung · 585.6K Dilihat
  • 75 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

"Aisyah," panggilnya sekali lagi kepadaku. "jika semua ucapan mengenai dirimu itu tidak benar, Allah pasti akan membersihkan dirimu dari fitnah ini. Tapi jika engkau melakukan dosa itu, mintalah ampunan kepada Allah dan bertobatlah, karena Allah memaafkan hamba yang mengakui dosa dan bertobat." Rasulullah mengucapkan kata-kata ini satu persatu dan lemah lembut. Tapi saat itu gunung-gunung Seakan-akan jatuh membebani diriku. Seakan-akan aku terpuruk berat. Seakan-akan petir menyambar diriku. Fitnah menimpa ibunda kaum mukmin, Aisyah. Semua itu berawal dari kalung miliknya yang hilang. Orang munafik dan pembenci Islamlah pelakunya. Madinah pun dibakar api fitnah. Setiap orang saling curiga. Ketika situasi semakin memanas, Allah kemudian menurunkan wahyunya dan membebaskan Aisyah dari fitnah tersebut.

Chapter 1Lima Waktu Aisyah

Aku, Aisyah...

Aku adalah Aisyah istri Muhammad.

Shalawat dan salam baginya.

Aku, Aisyah.

Aku adalah kasih sayang Rasulullah.

Aku Aisyah.

Kedua mataku adalah malam dan siangnya. mereka saling menghampiri dan berjajar ke sirat.

Aku, Aisyah.

Aku adalah saksi wahyunya.

'Taha' dan 'Yasin'.

Aku, Aisyah.

Aku adalah teman perjalanan rasul terakhir.

Ke jalan yang ditempuh ibuku, ayahku, dan diriku.

Aku, Aisyah.

Aku adalah pelindung cinta Muhammad.

shalawat dan salam baginya.

Aku adalah teman perjalanan terdekatnya.

Ahmad, cahaya tiada akhirnya, seluruh pelupuk mata yang terbuka dan tertutup.

Aku, Aisyah. Aku adalah al-Humaira milik Ahmad.

Aku adalah kekasih rahmatan lil'alamin.

Dan aku adalah saksi masanya.

kehormatan dan kesedihannya.

Aku juga saksi kebenaran, kesabaran, dan kehambaannya.

Aku adalah saksi salam yang dibawa malaikat.

Aku adalah saksi ucapan selamat tinggal dan perpisahannya.

Aku adalah saksi perpisahan dan ucapan sumpahnya.

Aku adalah saksi risalah dan ketundukannya.

Aku adalah saksi Rasulullah rahmat bagi seluruh alam.

Aku adalah saksi kekasih Allah.

Aku, Aisyah.

Kekasih dari sang kekasih.

Dari bulu-bulu burung sampai tetesan-tetesan darah.

Yang mengalir dari ujung pedang.

Aku adalah saksi segalanya.

Aku adalah saksi setiap masanya.

Mulai dari yang paling indah sampai yang paling berat.

Aku adalah saksi darah dan senyumnya.

Aku adalah saksi setiap Wahyu dan kitab suci terakhir dengan setiap hurufnya.

Aku adalah saksi hijrah, Badar, Uhud, Khandak, dan khaibarnya.

Aku adalah saksi dua kotanya, Mekah dan Madinah.

Aku adalah saksi buah zaitun dan buah aranya.

Aku adalah saksi penyesalan yang juga sebesar keberaniannya.

Aku adalah saksi hal-hal yang menimpa diriku, hal-hal yang menimpa diri kalian.

Aku adalah saksi umatnya.

Seberapa besar yang teringat.

Seberapa besar yang terlupakan.

Aku adalah Aisyah.

Aku, Aisyah.

Aku adalah kupu-kupu Muhammad yang berputar-putar.

Shalawat dan salam baginya.

Aku, Aisyah.

Ibu umatnya.

perahuku berlayar di atas lautan kata-katanya.

Terus bergerak dengan rasa TAKJUB atas kasih sayangnya yang tak pernah habis.

terus bergerak dengan kesedihan-kesedihannya...

Biarkan mereka berucap.

Mereka tak tahu kesedihan akan kerinduanku kepadanya.

Sedangkan luka-luka dari seribu badai yang berembus kepadaku tak satupun meneteskan darah.

Aku, Aisyah.

Karena aku adalah kedua mata kasih sayangnya.

Biarkan mereka berucap, dari cinta.

Biarkan mereka terdiam, dari cinta.

Huruf-huruf dunia... ah anak-anak kecil.

Biarkan mereka tahu, kasih sayang para ibu.

Biarkan mereka berucap.

Kebenaran akan kerinduan.

Untuk setiap matahari lama yang tenggelam.

Untuk setiap bulan sabit yang masa lalunya telah terputus rusak.

Untuk seluruh bintang yang satu persatu menghilang.

Untuk sumur zamzam yang menjadi saksi kerinduanku.

Dengan huruf wau.

Dengan huruf baru.

Dengan huruf ta.

Aku berucap dengan sumpah.

Aku bersyukur tiada habis kepada Allah yang maha Menguasai

Yang telah memberikan kasih sayang Rasulullah kepadaku.

Aku, Aisyah.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Laksana Raja di Laut

Letnan Tom Ah Seng, seorang perwira TNI Angkatan Darat yang berdedikasi, akhirnya memutuskan untuk pensiun setelah lebih dari 30 tahun mengabdi. Di usia lima puluh, ia memilih pulang ke kampung halamannya di Pulau Batam, dengan harapan menghabiskan sisa hidupnya dalam damai, jauh dari hiruk-pikuk tugas militer yang telah menyita sebagian besar hidupnya. Namun, segalanya berubah saat perjalanan pulang itu membawa dirinya ke tempat yang tak pernah ia bayangkan. Dalam penerbangan, Tom tertidur lelap, tetapi ketika terbangun, ia mendapati dirinya bukan lagi di pesawat. Ia berada di sebuah rumah tradisional di tepi pantai, dihiasi dengan seni khas Melayu yang begitu asing namun akrab di matanya. Pemandangan laut yang memukau tampak kontras dengan kebingungannya. Di tengah suasana yang tak terjelaskan itu, tiba-tiba sebuah layar bercahaya muncul di hadapannya, melayang dengan pesan yang membingungkan: "Masa lalu memanggilmu kembali." Potongan-potongan kenangan dari kehidupan militernya mulai terungkap, membawa ingatan akan janji-janji, pengorbanan, dan dosa-dosa yang mungkin tak pernah sepenuhnya ditinggalkan. Saat Tom berusaha memahami apa yang terjadi, ia menyadari bahwa ini bukan sekadar perjalanan menuju masa pensiun. Dunia, atau mungkin takdir, belum selesai dengannya. Ia akan dihadapkan pada misi yang jauh lebih besar dari sekadar perang-sebuah panggilan dari masa lalu yang menuntut jawaban, pengorbanan, dan keberanian terakhirnya. Di manakah Tom sebenarnya berada? Apakah ini mimpi, realitas lain, atau bayangan dari masa lalunya yang belum selesai? Dalam kisah yang penuh misteri, perjuangan, dan penebusan, Tom Ah Seng harus kembali menjadi prajurit-bukan untuk bangsa, tetapi untuk sesuatu yang lebih besar.

LongBoard · Sejarah
Peringkat tidak cukup
3 Chs

PRAHARA DI KAHURIPAN

Pada saat Prabu Dharmawangsa Teguh Anantawikrama dari Kerajaan Medang Kemulan merayakan pesta pernikahan kedua puterinya yaitu Dewi Sri Anantawikrama dan Dewi Laksmi dengan Pangeran Airlangga dari kerajaan Bedahulu di Bali, tiba-tiba menyerbu prajurit raja Wura-wari dari kerajaan Lwaram Dalam penyerbuan itu Prabhu Dharmawangsa Teguh dan permaisuri serta seluruh menteri dan bangsawan kerajaan tewas. Istana Watu Galuh dihancurkan. Airlangga dan kedua isterinya didampingi pelayan setianya, Mpu Narottama dan beberapa pengawal berhasil meloloskan diri dan berlindung di Gunung Prawito. Tiga tahun hidup di hutan Prawito sebagai pertapa, tahun 931 Saka Airlangga kedatangan serombongan orang dipimpin oleh beberapa pendeta untuk menyampaikan keinginan rahayat Medang agar Airlangga kembali membangun kerajaan baru meneruskan dinasti Ishyana. Dengan bantuan para pendeta, reshi dan brahmana, Airlangga menyusun kekuatan membangun kerajaan Medang. Diantara para reshi terdapat Mpu Bharada penasehat spiritual mendiang prabu Dharmawangsa Teguh, dibantu oleh Ki Ageng Loh Gawe, pertapa di Gunung Anjasmara Pada tahun 931 Saka istana Wotan Mas selesai dibangun dan Airlangga diangkat sebagai raja dengan gelar Abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Kerajaan yang baru bernama Kahuripan. Atas jasanya membantu pembangunan kerajaan Kahuripan, Prabu Airlangga menghadiahkan tanah perdikan di desa Giri Lawangan kepada Ki Ageng Loh Gawe. Dalam kunjungannya ke Wotan Mas, Ki Ageng Loh Gawe mengajak muridnya bernama Ki Puger berusia 20 tahun. Mengetahui Ki Puger murid Ki Ageng Loh Gawe yang ikut membantu membangun Wotan Mas, Prabhu Airlangga meminta agar Ki Puger bersedia dinikahkan dengan sepupu raja yang bernama Dewi Centini Luh Satiwardhani atau Ni Luh Sati. Setahun setelah perkawinan itu lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Aryosetho Jayawardhana. Tahun 954 Saka atau 1032 M Giri Lawangan diserbu gerombolan pimpinan Gagak Lodra. Sehari sebelum itu Ki Puger dan keluarganya pergi meninggalkan Giri Lawangan menuju ke pertapaan Kaliwedhi untuk menghindarkan Aryosetho Jayawardhana dari penyerbuan Gagak Lodra karena ia dipilih oleh para dewa sebagai cikal bakal yang kelak akan menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa. Di Kaliwedhi Aryosetho digembleng dengan keras oleh Reshi Sethowangi. Berkat ketekunannya ia memperoleh ilmu mahadahsyat ciptaan Sang Hyang Wishnu yang bernama Bhayu Selaksha dan menerima pedang sakti Sosronenggolo Setahun kemudian Aryosetho bersama Ki Puger turun gunung membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya yang direbut oleh Ratu Arang Ghupito. Berkat perjuangannya Aryosetho berhasil membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya. Dalam perjalanan dari kraton Dhaha kembali ke Kahuripan, ia dan prajuritnya berhasil menumpas gerombolan Gagak Lodra. Selesai menjalankan tugasnya Aryosetho mengajak sahabat masa kecilnya ke Kaliwedhi menjemput calon istrinya yang bernama Dyah Ayu Rogopadmi Aninditho Prameshwari alias Dewi Condrowulan. Beberapa waktu lamanya di Kaliwedhi, Aryosetho kembali ke Giri Lawangan memboyong Dewi Condrowulan yang telah menjadi istrinya dan hidup sebagai pertapa. Setelah 93 tahun pernikahannya Dewi Condrowulan di karuniai seorang putri. Namun kebahagiaan bersama sang putri yang dinantikan selama puluhan tahun hanya berlangsung selama 40 hari, setelah hari itu Dewi Condrowulan harus menyerahkan putrinya untuk diasuh oleh orang lain seperti dirinya dulu ditemukan Reshi Sethowangi di tengah hutan. Bayi tanpa nama itu diserahkan kepada Mpu Purwo, seorang pertapa sakti yang kemudian memberinya nama Ken Dedes. Ken Dedes kelak akan melahirkan keturunannya menjadi raja besar di kerajaan Singhasari dan Majapahit. Aryosetho dan Dewi Condrowulan telah berhasil menjalankan tugas yang diberikan oleh Dewata Agung sebagai pepunden cikal bakal raja-raja besar di tanah Jawa.

Uud_Bharata · Sejarah
5.0
3 Chs
Indeks
Jilid 1

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru
Ayatulhusna
AyatulhusnaLv4

Hikmah_5137
Hikmah_5137Lv11

DUKUNG