76 76. Menjadi Kenangan

Sambil meringis perih, Medora mengancingkan kerah dari kemeja panjang yang dikenakannya. Untung saja luka-lukanya masih bisa disembunyikan, sehingga nanti dia tidak perlu repot-repot menerangkan ini-itu kepada Dirga, ayah Gilang.

Kemudian, Medora mendatangi kamar tuannya dengan langkah terpincang. Setibanya mereka di rumah beberapa saat yang lalu, Gilang langsung mengurung diri di kamar.

Setiap gerakan yang dilakukannya, Medora merintih. Semua sendinya seperti mau copot dan luka-luka di tubuhnya terasa begitu menyengat. Rangkaian perban yang dia bebatkan sendiri di tubuhnya itu sama sekali tak membantu.

Menghela napas, ia pun mengetuk pintu kamar Gilang. "Gilang, ini Bu Dor, Lang. Bu Dor boleh masuk, nggak?"

Medora mencoba membuka pintu tersebut, tetapi Gilang sudah menggerendelnya dari dalam.

"Ibu minta maaf. Mungkin ibu memang salah. Tapi, percayalah, Lang. Itu ibu lakukan bukan tanpa alasan," desah Medora, kembali menghela napas.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

avataravatar
Bab berikutnya