Saat Fu Ying sedang mandi, Mo Rao sudah tak lagi memiliki mood untuk menggambar.
Rasanya seperti dia terjebak dalam lingkaran yang tak berkesudahan.
Jika dia ingin bercerai dari Fu Ying, dia harus mendonorkan sumsum tulangnya kepada Qu Ru. Namun, jika dia mendonorkan sumsum tulangnya kepada Qu Ru, dia akan kehilangan anaknya. Fu Ying tidak tahu bahwa dia sedang hamil, dan dia tidak bisa memberitahu Fu Ying tentang kehamilannya.
Dia bertanya-tanya bagaimana cara mengatasi dilema ini.
Tepat saat dia terpaku, pintu kamar mandi terbuka dan Fu Ying keluar.
Dia hanya membungkus bagian bawah tubuhnya dengan sebuah handuk. Bagian atas tubuhnya yang telanjang sangat berotot dan kekar. Ototnya pas, seperti sebuah patung yang sempurna. Lengannya yang lebar memberinya rasa aman, dan perutnya terlihat seperti barisan cokelat.
Kaki yang dibungkus dalam handuk terlihat sangat panjang dan kuat. Lebih lagi, Mo Rao melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com