webnovel

Perjalanan yang di nanti

"mas Nu, aku punya lingerie baru" sambil wajahnya menatap ku dengan pandangan liar, aku sempat kaget, dan menatapnya tak percaya.

"Beneran Yang, (maksudku menyingkat namanya Ma-yang)" wajah ku penuh harap

"Iya, liat aja nanti malam" jawabnya dengan sorot mata yg nakal, aku suka saat dia seperti ini, memandang ku.

"Mas juga beliin buat kamu, kayanya akan asik kalo kamu mau pake itu" Sekaran giliran dia yg kaget memandang wajah ku.

" Beneran mas?" Dia menatapku bergairah

" Iya kok bisa samaanya" wajah ku mulai tersenyum, kita tertawa bersama penuh arti, ternyata kita berdua telah mempersiapkan malam penuh gairah selama di Bandung.

"Mas beli warna apa?" Tanyanya sambil menatapku manja,

"Perpaduan merah dan hitam" jawab ku

"Hehe, hampir sama aku beli warna hitam" kembali kita tersenyum penuh arti.

"Nanti malam pake punya mas Nu aja dulu"

"Tadi nya aku mau liat yg punya kamu" kita senyum lagi,

"Kalo gitu kita undi aja, jawab ku"

"Gimana caranya?" Tanya dia senyum

"Siapa yg basah duluan dia yg menentukan pake yg mana" dia senyum dan menggigit lengan ku.

"Nakal banget ih mas Nu,"

"Aku mau cek punya kamu sekarang" tangan ku meraba pahanya, dia menaikan roknya hingga batas pinggul, ternyata dia memakai G-string warna biru muda,

" Aku juga mau cek punya kamu," selagi dia sibuk membuka gesper ku, dan membuka kancing celana, tangan ku sudah bisa menggeser G-string nya langsung aku menyentuh belahan vaginanya, dan sudah basah, gila Memeng Mayang berlibido tinggi, batin ku berkata, setelah tau bahwa dia sudah basah, dia tersipu malu, aku mengecup keningnya tetap tanganya sibuk menurunkan celana ku dan menurunkan boxer ku, belibis ku sudah tegak siap menyerang, dia mengelus dan menyentuh lubang di helemnya, masih kering, tapi sudah berdiri sempurna melengkung, dia menciumnya dan mengelus juga mengurutnya lembut.

"Jadi kamu mau pake yg mana?" Tanya ku sambil jari ku bermain menggesek-gesekan jari di tengah belahan itu, dia memejamkan mata, sambil mendesah panjang.

"Hhhhuuuusssssshhh, aaaahhh, terserah massss aja" jawabnya sudah pasrah.

"Hmmm, " aku mulai menikmati usapan dan urutan lembut tanganya di penis ku, yg sudah siap mendesis.

"Akhhuuuu, mauhh keliatan sexy di mata Masss Nuhhhh, akhuu pake yang hitamm aja yaaahhh" kata-katanya mulai tak jelas karena sambil mendesah, sepertinya Mayang sudah menikmati rangsangan yg aku buat.

"Iyaaah ..terserah kamu, uuuhhh Yang, enak bangettt " aku merasakan nikmat, dengan tangan dua dia mulai mengocok dari ujung kepala hingga ke pangkal terbawah, dan meremas lembut buah zakar ku.

"Masss, aku mau ciumin ini" dia langsung memposisikan oral sek, wajahnya kini ada di selangkangan ku, dia tiduran di kursi sebelahku, aku bisa meremas bulatan sempurna bokongnya yg montok, tampak kenyal dan keras. Aku suka bentuk bokong Mayang, montok dan saat di genjot dari belakang terasa nikmat karena empuk dan kenyal, bergoyang menantang saat di hujani penis ku, aku rindu pemandangan itu. Dia asik menjilati dan mulai memasukan ke dalam mulut kecilnya, aku memperhatikan itu, agak ke sulitan memasukan seluruh nya ke dalam mulutnya, rasanya hangat ketika ia berhasil memasukan setengah batangku ke mulutnya, dan mulai mengocok kedua tanganya kepala nya ikut turun naik, aku memegangi rambut panjangnya, agar aku bisa melihat apa yg dia lakukan, itu menambah besar birahi ku sudah hangat kepala penis ku, dan urutan di batang ku yg penuh urat menonjol membuat sensasi berbeda, aku tak kan kuat lama kalo sudah begini.

"Sayang..uuuhhhh,aku ga bisa nahan" aku coba menahan gerakan kepalanya yg turun naik di selangkangan aku.

"Mayang.... Aku ga tahan.." dia makin semangat mendengar aku begitu

"Aaahhhhh... Huhhh" ku lihat Mayang tersentak kaget, semburannya mungkin mengagetkan dia, tapi isapan dan urutan nya tak berhenti, seolah memaksa untuk di keluarkan semua, sisanya di jilatin hingga bersih, nikmatnya Oral yg Mayang berikan aku membimbing wajahnya, ku cium bibirnya, dan kupeluk dia.

"Makasih ya sayang.." dia tersenyum manja. Dia yg membereskan semua, merapihkan bajunya, juga merapihkan celana aku hingga memakaikan gesper. Sepanjang jalan dia dalam dekapan aku.

"Ceritain ke aku, menurut mas Nu aku seperti apa" tanya Mayang sambil menatap ku .

"Gimana kalo kamu dulu, menurut kamu aku seperti apa?" tanya aku balik.

"Engga mau, Mayang dulu yg tanya mas Nu" mukanya cemberut.

"Mayang kamu sadar engga sih kalo kamu tuh cantik, matanya indah, senyumnya manis, satu paket wajah kamu aja bisa bikin lelaki, fokus ke kamu." Jawab ku jujur tentang semuanya.

"Gombal" dia senyam senyum.

"Tuh kan percuma aku bilangin juga"

"Iya iya iya..makasih, terus apa lagi?"

"Tinggi badan kamu, serasi sama bentuk badan kamu, warna kulit kamu, belum kalo kamu berjalan, uuuhhh engga mau nengok ke yg lain." Sambil aku menepuk pinggulnya

"Kenapa sih jalan aku mas Nu kok banyak yg komentar gitu sih?" Dia seperti beneran ga sadar kalo berjalan gemulai.

"Jadi kalo versi aku ya, goyangan pinggul kamu, natural tapi bentuk bokongnya yg mengundang lelaki jadi berkhayal, membayangkan getaran yg kamu buat akan mampu bikin kita terjepit tak berdaya" aku menatapnya tulus dia senyum melihat aku.

"Beneran dan terbukti begitu" kata ku

"Iiiih...iya gitu??" Tanya Mayang, sambil aku meremas bokong nya.

"Bikin gemes, dan bikin nagih, udah pasti ingin miliki kamu, ujungnya engga mau kehilangan kamu, ujungnya akan memberikan apa pun yg kamu mau, asal kamu tetep jadi miliknya." Aku coba menjelaskan semua rinci.

"Iya gitu sampe begitu dampaknya?"

"Sampe berani aku ambil resiko di benci ayah dan ibu kamu, karena aku mulai mencintai kamu, engga tau kamu merasakan hal yg sama atau engga, aku coba melakukan yg terbaik yg aku bisa."

"Makasih ya, aku juga sayang kok sama mas Nu" dia mencium bibir ku.

"Kenapa?" Tanya aku.

"Iiih..banyak, mas bisa bikin aku bahagia, dengan berbagai macam cara, bisa bikin aku bangga, bisa bikin aku dewasa, cuma kamu yg bisa menghargai aku, dan satu yg engga mungkin semua tau, bisa bikin semua perempuan rela berbuat apa aja biar bisa dapat itu?" Dia menutup mukanya.

"Apa???" Aku tak pandai menebak.

"Engga mau, nanti nyoba sama cewe lain" di pasang muka cemberut.

"Gitu ceritanya, kayanya mas Nu ceritain semua deh" ledek aku

"Janji dulu, engga boleh punya pacar lain selain aku, dan istri mas Nu"

"Kaya ke gantengan aja mau punya pacar lain, punya kamu aja udah syukur ada yg mau lagi." Jawab ku jujur

"Janji dulu...?" Paksa Mayang

" Iya aku janji, akan selalu sayang dan setia sama Mayang, selama Mayang mau menerima aku apa adanya" aku mencium bibirnya

" Mas Nu pasti tau kalo aku udah beberapa kali ganti cowo, bukan karena sengaja mau Gonta ganti, banyak hal yg terjadi, nanti aku ceritain semua, aku rela melakukan apa aja biar bisa di cintai mereka, tapi ternyata mereka hanya mengejar yg mereka suka, ga ada yg tulus sayang aku. Seperti mas Nu, cara mas Nu sayangin aku, beda. Cara mas Nu bercinta dengan aku, beda. Aku suka dan terus ketagihan dan mau selalu bercinta sama mas Nu, dan semoga ini engga akan pernah di ketahui semua orang, "punya " mas Nu gede banget...bikin puas".

Aku tak pernah berpikir seperti itu, ini pengakuan dari perempuan pertama yg aku denger, ada rasa bangga, Mayang ternyata suka dengan burung belibis ku. tak banyak yg aku ceritakan aku hanya mendengarkan apa yg Mayang ceritakan, otak ku melayang ini kah yg selama ini perempuan inginkan, selama ini hanya istri ku yg menikmati, dahulu sih masih pacaran aku tak pernah melakukan ML, paling mendekati petting, hanya menyentuh kemaluannya dengan batang penis ku tanpa memasukannya, aku termasuk lelaki yg jadul. Cuma kini aku terlibat asmara dengan anak dari teman ku, selalu saja inibmenjadi beban, aku yakin teman ku ini sangat mempercayai aku, karena dari SMA aku tak banyak pacar, hanya satu dari kelas satu PDKT, kelas dua bisa pacaran, sebelum kelas tiga sudah bubar dan tak lagi punya kekasih. Susah untuk jatuh cinta dan susah untuk bisaelepaskan yg sudah dekat. Tapi kali ini semua di buat mudah, libido ku yg selama ini tertahan seakan lepas kendali, hasrat ku seolah ingin selalu di penuhi, aku merasakan sebuah ke bebasan yg selama ini terbelenggu, aku meraih kepuasan dalam setiap keinginan liar ku, dan mengapa mesti dengan Mayang, entah sebagai lakon apa, yg harus aku jalani ini.

Bab berikutnya