webnovel

6. Pergi ke mall bersama sepupu

Pada sore harinya, orang tuanya dan Cia pergi ke Sarilamak, kampung papa Nanda. Ketiganya pergi dengan menggunakan motor yang dipinjam. Kampung itu sangat jauh dari tempat tinggal bunda Cia.

Di sana, mereka melihat kincir air, melewati jembatan untuk membatasi danau. Di jembatan itu mereka bertiga foto bersama dibantu oleh orang yang lewat. Setelah berfoto, mereka berdiri di pinggiran jembatan itu memandang pemandangan. Papa dan bunda merangkul mesra sedangkan Cia asyik memfoto danau di pinggiran pantai. Posisinya gak terlalu jauh dari pasangan yang menikah pada tahun 1999 silam.

"MasyaAllah cantiknya, sudah lama gak ke sini ya bunda" Kata papa Nanda kepada istrinya.

"Iya benar kan kita sibuk dengan kerja kita di kota" Balas bunda sambil tersenyum.

"Oh ya Cia, pernah datang ke sini gak?" Tanya Papa yang masih merangkul mesra istrinya.

Yang ditanya lalu berjalan ke arah orang tuanya itu dan menjawab.

"Belum pernah kan aku sibuk dengan sekolahku dan suka dikamar mulu"

"Duh gak pernah ke rumah nenek papa kah?" Tanya papa kaget.

"Pernah kok diantarkan sama Zura dan Intan, waktu buka puasa atau gak liburan bersama" Jelas Cia dan keduanya menghela napas lega.

"Jangan lupa pergi ke kampung papa nanti papa kecewa sama kamu lo nak" Ujar bunda dan Cia mengangguk.

"Oh ya kita menginap sebentar ya besoknya kita kembali ke kampung bunda" Kata papa Nanda dan kedua wanita beda usia mengangguk.

"Oh ya kenapa ya kalian bisa menikah padahal beda kampung?" Tanya Cia penasaran.

"Panjang ceritanya nak, begini tempat ini adalah tempat ketika kita bertemu pertama kalinya" Jelas papa Nanda.

"Dan juga hari bunda putus dengan mantan pacar dulu dan bertemu dengan papamu" Tambah bunda sambil tersenyum dan Cia mengangguk.

"Sudah deh nanti saja ceritanya, ayo kita ke sana" Ujar papa lalu kedua wanita beda usia itu naik ke atas motor dan melanjutkan perjalanan.

Perjalanan yang memakan waktu selama sejam itu akhirnya sampai di sebuah warung soto, barang rumah tangga, kedai minuman, serta di sebelahan ada pasar yang gak terlalu ramai. Lalu motor itu masuk di sebuah gang yang sempit dan di dalamnya terdapat sebuah rumah sederhana dengan pepohonan rindang dan kandang ayam.

Melihat keluarga itu datang, di sambut dengan ramah oleh seorang nenek dan seorang pria yang sekitar berusia 50 tahun.

"Assalamu'alaikum, mak kita datang!" Sapa papa Nanda lalu mencium tangan wanita tua itu begitupun istrinya dan Cia. Tak lupa menyalami pria di samping nenek itu.

"Waalaikumsalam oh anak awak lah pulang ka siko" Balas nenek itu sambil tersenyum ramah.

"Waalaikumsalam, hei adiak den dan istrinyo, ko si Cia keponakan denai" Sapa pria itu ramah.

Lalu mereka di suruh masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa lalu berbincang-bincang. Dan mereka bertemu dengan kakak papanya yang dipanggil dengan sebutan mama Yusi. Mama Yusi punya 4 orang anak, 3 orang laki-laki dan 1 perempuan. 3 orang anaknya sudah punya anak dan satunya lagi masih kuliah.

Sementara pria yang menyambut keluarga kecil itu itu anak pertama dari nenek Sila, beliau belum menikah jadi hanya menemani sang ibu selama ayah mereka meninggal di tahun 2013 silam.

Dan sekarang mereka makan bersama sekeluarga. Keluarga itu sangat ramai karena kedatangan keluarga papa Nanda. Di ceritakan papa Nanda adalah anak ketujuh dari 9 bersaudara. Kebanyakan anak nenek Sila itu sudah berumah tangga dan punya cucu. Sedangkan papa Nanda merantau ke kota Pekanbaru bersama istrinya setelah menikah.

Semenjak kedatangan papa Nanda ke rumah, saudara-saudaranya beserta anak-anak pada malamnya. Mereka makan dan belanja di mall kota Payakumbuh, jam 8 malam. Padahal Cia gak ingin ke mall karena ingin rebahan begitupun 2 saudara sepupunya namanya Nia dan Arfah.

Arfah sudah kuliah semester 1 dan lahir setahun lebih tua dari Cia dengan jurusan pertanian. Sedangkan Nia, adiknya Arfah lebih muda setahun dari Cia tapi Cia dan Nia sama-sama kelas 3 SMA.

Ketiganya sama-sama suka drakor dan kpop. Makanya ketika mereka menonton drakor Hotel de luna di laptop Arfah, malah gak jadi karena diajak pergi ke mall. Mau tak mau ketiga gadis itu pergi ke mall.

Semuanya sudah masuk ke mobil dan memulai perjalanan ke mall Payakumbuh. Ketiganya duduk di kursi belakang karena bisa tiduran sambil melihat drakor di HP.

"Eh uni Cia, rencana mau kuliah dimana?" Tanya Nia kepada Cia.

"Oh di Korsel" Jawab Cia santai.

"Di Korsel, memangnya boleh ya sama ortu uni?" Tanya Nia.

"InsyaAllah mau tapi kalo gak diterima aku mau mendaftar di Unri atau di andalas" Jawabnya.

"Kalo kamu dimana, Nia?" Tanya Cia.

"Aku rencana kuliah di Andalas juga tapi jurusan pertanian. Wah kalo kamu diterima di situ, pasti kita bisa bersama atau bisa ngekost bareng" Ujar Nia dan Cia mengangguk.

"Tapi memangnya kamu mengambil jurusan apa?" Tanya Nia.

"Aku kalo di Unand, mau ambil jurusan Ekonomi" Jelas Cia.

"Oh ya Cia, kalo gak diterima, pernah gak berpikir mau kuliah di Korsel?" Tanya Cia.

"Pernah sih tapi gak dibolehin sama ortu" Jawab Nia sendu. "Dan juga sini" Ujar Nia lalu membisikkan sesuatu ke Cia memberitahu sesuatu. Tanpa Arfah sadari karena mendengarkan lagu dengan earphone sambil tidur.

"Begini, aku itu pernah mendaftarkan kuliah di Hanyang University dengan jurusan ilmu komunikasi dan jurusan Ekonomi dan bisnis secara diam-diam" Bisiknya dan Cia melotot kaget.

"Terus gimana kalo diterima?" Tanya Cia khawatir, dengan suara pelan.

"Aku akan diam-diam kabur dan membawa tabungan serta paspor" Jawab Nia santai sambil berbisik.

"Semoga diterima ya" Kata Cia menyemangati.

"Amiin ya rabbal alamin, kamu juga ya supaya kita kuliah bareng" Balas Nia lalu mereka bertos ria.

Dan sampailah mobil itu ke mall dan mereka turun dari mobil itu. Cia menggandeng lengan kedua saudari sepupunya.

Mereka bertiga boleh jajan sepuasnya dengan kartu ayah Arfah dan Nia. Mereka bertiga, anak gadis remaja jalan-jalan ke mall sedangkan 2 bapak hanya menunggu di meja makan restoran.

Di dalam, ketiga gadis itu jalan-jalan bahkan mereka buat live ig di HP Cia.

"Hai guys, malam ini kita ke mall dan aku pergi bersama 2 saudari sepupu aku namanya Arfah dan Nia. Mereka keponakan dari papaku" Sapa Cia.

"Hai!" Sapa keduanya. Mereka lanjut berjalan dan tak sengaja Cia menabrak seorang cowok misterius dan dengan cepat Cia menunduk meminta maaf begitupun pria tadi.

Ketika itu mereka bertatapan dan kaget.

"Oh Cia!"

"Jinyoung oppa!"

Mendengar Cia menyebut nama pria itu, kedua saudarinya berbalik ke belakang. Sedangkan pria itu panik dan langsung menutup mulut Cia dan berbisik.

"Jangan sebut namaku!"

"Oh maaf oppa" Jawab Cia merasa bersalah.

"Oke, aku pergi" Kata Jinyoung lalu cowok itu pergi dengan cepat. Lalu sampailah keduanya ke arah Cia dan bertanya.

"Eh itu Jinyoung dari CIX ya?" Tanya Arfah.

"Oh bukan kok kak" Dusta Cia.

"Tapi kenapa kamu panggil nama Jinyoung oppa?" Tanya Arfah bingung.

"Oh itu wajahnya agak mirip aku teringat Jinyoung oppa" Jawab Cia sambil ketawa cengir.

"Oh padahal bias kamu di Wannaone kan Park Jihoon kok bisa oleng?" Tanya Nia.

"Eh park jihoon oppa tetap kok tapi maksudnya wajah abang tadi mirip Jinyoung oppa, hehehe" Jawab Cia.

"Ayo kita lanjut lagi!" Kata Cia lalu menggandeng keduanya.

Bab berikutnya