webnovel

Chapter 3

Chapter 3

Iblis liar, ada mahkluk dengan sebutan seperti itu. Iblis yang awalnya adalah palayan dari iblis dengan gelar bangsawan tetapi kemudian menghianati atau membunuh tuannya.

Kasus seperti itu sering terjadi, Iblis punya somber daya yang sangat besar. Karena hal itu mereka meninggalkan tempat tuan mereka dan mengamuk diseluruh daerah sekitarnya, Itulah Iblis liar.

Dengan kata lain, seekor anjing liar. Anjing liar suka membuat masalah. Saat ditemukan, tuannya atau iblis lainnya diperintahkan untuk memusnahkannya. Itu adalah peraturan iblis.

Bahkan para malaikat dan malaikat jatuh menganggap mereka sebagai ancaman dan mereka akan memusnahkan saat menemukannya. Tidak ada yang lebih menakutkan dari iblis yang tidak mematuhi aturan apapun.

Kendo pergi memasuki gedung terbengkalai yang terletak dibagian luar bersama Issei, Rias, Akeno, Koneko dan Kiba. Setiap malam, iblis liar memikat manusia kebangunan ini dan memakan mereka. Karena itu turun permintaan dari iblis kelas atas untuk memburu mereka.

[Mahluk itu melarikan diri kewilayah Rias Gremory jadi kami meminta anda untuk memusnahkannya]

"Bau darah…"

Issei menutup hidungnya dengan seragamnya setelah mendengar Koneko mengatakannya. Rias, yang sudah berada di depan, meletakkan tangannya di pinggul dan berbicara.

"Issei, ini kesempatan yang tepat untuk merasakan sendiri bagaimana rasanya bertarung."

Mendengar hal itu, Issei merasa terkejut.

"Tunggu, apa ketua benar-benar serius!? Aku yakin bahwa aku tidak akan banyak berguna!"

"Ya, pada saat ini mungkin kamu belum begitu berguna"

Issei merasa agak sedih mendengar respons tegas dari Rias.

"Tapi kamu dapat Melihat sepeti apa pertempuran iblis. Kendo, hari ini kau juga cukup berkonsentrasi dan lihat bagaimana kami bertarung. Oh ya, sekalian aku juga akan menjelaskan silat banana dari para pelayan iblis kepada kalian berdua"

Kendo mengangguk setelah mendengar itu dan menutup kembali ponsel Faiz miliknya. Meskipun Issei sedikit bingung, Rias tetap melanjutkan berbicara.

"Iblis yang menjadi tuan memberikan suatu ciri atau sifat kepada mereka yang akan menjadi pelayan iblis tersebut. Ya mungkin ini saatnya aku menjelaskan hal itu dan sejarah para iblis"

Rias mulai menjelaskan tentang situasi para iblis saat ini.

"dahulu kala terjadi perang tiga pihak antar iblis, Malaikat jatuh, dan Tuhan beserta malaikat pengikutnya. Ketiga pihak memiliki jumlah pasukan yang besar dan mereka telah bertarung untuk waktu yang lama. Akibatnya, ketiga pihak kehilangan sebagian besar pasukan mereka dan perang selesai tanpa ada pihak yang menang"

Kiba kemudian melanjutkannya ketelah Rias.

"Para iblis tak terkecuali, Iblis besar dengan gelar bangsawan kehilangan sebagian besar pelayan mereka. Mereka kehilangan begitu banyak sehingga mereka bahkan tidak bisa membentuk pasukan baru"

Akeno juga menyusul setelah Kiba.

"Sebagian besar iblis berdarah murni tewas dalam peperangan itu. Bahkan setelah perang, masih ada konflik di antara tiga kubu, menyebabkan iblis berada dalam posisi di mana mereka tidak bisa mengendurkan kewaspadaan."

Kemudian, Rias berbicara lagi.

"Kemudian, para iblis memutuskan untuk membuat suatu sistem yang disebut Evil Piece. Iblis dengan gelar bangsawan menerapkan sistem permainan manusia, yaitu Catur, kepada pelayan mereka. Aku, sebagai iblis yang menjadi tuan, dijuluki sebagai 'raja'. Selanjutnya, ada 'ratu', 'kuda', 'benteng', 'bishop', dan yang terakhir 'pion'. Karena mereka tidak mampu membentuk pasukan besar, mereka memutuskan untuk memiliki sejumlah pasukan kecil iblis tetapi memiliki kekuatan yang besar. Sejak itu, catur menjadi permainan yang populer di dunia iblis, dan akhirnya para iblis kalangan atas mulai memainkan permainan seperti catur melawan satu sama lain menggunakan pelayan iblis mereka; kami menyebutnya 'Rating Game'. Game ini juga mempengaruhi status sosial para iblis"

"Dia datang"

Sebelum Rias melanjutkan, Koneko yang merasakan keberadaan iblis liar, melihat kesatu arah dan memberitahu yang lainnya.

"Aku bisa mencium sesuatu yang buruk. Tapi aku juga bisa mencium sesuatu yang lezat. Apakah itu rasa manis? Ataukah rasa pahit?"

Suara rendah terdengar, kemudian dari balik bayang-bayang muncul seorang wanita dengan bagian atasnya telanjang tampak melayang.

Tidak…

*Bamm*

Hal berikutnya yang muncul adalah tubuh makhluk raksasa. Wanita yang muncul adalah makhluk aneh dengan bentuk tubuh yang tidak alami, memiliki tubuh bagian atas wanita dan bagian bawah makhluk raksasa. Tubuh bagian bawahnya memiliki empat kaki gemuk dengan cakar yang tajam dan memiliki ekor seperti ular.

"I-inikah iblis liar?"

Issei yang pertama kali melihat pemandangan mengerikan itu, wajahnya mencerminkan ekspresi terkejut yang mendalam. Bibirnya terbuka sedikit, menggambarkan ketidakpercayaan dan keheranan atas penampakan makhluk tersebut. Matanya melebar, mencerminkan rasa kaget dan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap bentuk aneh dan menakutkan yang muncul di hadapannya.

Reaksi Kendo terlihat biasa saja, Mungkin karena ia pernah melihat sekali wujud iblis liar saat kelulusan SMP. Walaupun makhluk yang muncul kali ini memiliki penampilan yang mencolok, pengalaman sebelumnya membuatnya tetap tenang dan kurang terkejut. Ekspresi wajahnya menunjukkan sedikit kewaspadaan, namun tidak seterkejut seperti yang Issei tunjukkan.

Rias yang melihat hal tersebut, melipat kedua tangannya dan mulai mengungkap identitas makhluk tersebut.

"Iblis liar: Viser, iblis yang melarikan diri dari majikannya kemudian mengamuk sesuka hati, kamu pantas mati karena dosa-dosamu. Atas nama bangsawan Gremory, dengan senang hati kami akan memusnahkanmu!"

"Sungguh gadis yang kurang ajar, aku akan menutupi dirimu dengan darah merah seperti warna rambutmu!"

Iblis liar tersebut berteriak membalas perkataan Rias, kemudian muncul dua lingkaran sihir di sekitarnya yang menembakkan sinar cahaya ke arah kelompok Rias.

Namun, Rias dan rekan-rekannya bereaksi dengan cepat. Kendo segera melompat ke samping, menarik Issei yang terlihat terkejut oleh serangan cahaya tiba-tiba. Serangan yang berhasil dihindari tersebut mengenai dinding beton, melelehkannya dengan cepat.

Sementara itu, Issei, yang pulih dari kejutan awal, melihat dampak serangan tersebut sambil menelan ludah, dan berterima kasih pada Kendo atas pertolongannya.

"Terimaksih Kendo"

"Tidak apa-apa. Dari pada itu, jangan lengah Issei"

Kendo mengangguk dan meminta Issei untuk tidak lengah saat dalam pertempuran. Rias melihat Kendo dan yang lainnya baik-baik saja, kemudian Ia berdiri dan memanggil Kiba.

"Yuuto!"

*Swoof*

Mendengar panggilan Rias, Kiba tiba-tiba menghilang. Issei kaget melihat aksi yang begitu cepat.

"Menghilang!"

Melihat keterkejutan Issei, Rias memberikan penjelasan.

"Dia sangat cepat sehingga kau tidak bisa melihatnya, Issei. Posisi Yuuto adalah Kuda, sifat dan cirinya adalah kecepatan, dan senjata andalan Yuuto adalah pedang."

Sebagaimana dijelaskan oleh Rias, kecepatan Kiba meningkat pesat, tiba-tiba muncul di depan Iblis liar. Dengan keahlian yang lincah, Kiba mencabut pedang yang tergantung di pinggangnya, dan bilah pedangnya memantulkan cahaya. Dengan gerakan yang gesit, Kiba kembali menghilang dalam sekejap, dan kemudian suara teriakan keras terdengar.

"Aaaaaaaahhh!!"

Setelah Kiba muncul lagi, kedua lengan iblis liar tersebut telah terpotong dan darah menyembur keluar dari lukanya. Iblis liar meronta kesakitan, berusaha mengatasi rasa sakit yang tak tertahankan. Saat Iblis liar mencoba merespon, sebuah sosok mungil tiba-tiba muncul di depannya, dan itulah Koneko.

Dengan tatapan tenang, Koneko berdiri di depan iblis liar yang terluka. Iblis liar tersebut segera menyerang Koneko dengan kakinya, berusaha menginjaknya.

"Matilah!"

*Bamm!*

Melihat itu, Kendo segera merasa khawatir dan bergerak cepat untuk ingin membantunya.

"Koneko!"

Namun Rias menghentikan Kendo.

"Jangan khawatir, Kendo. Posisi Koneko adalah Benteng, dan karakternya sederhana, yaitu kekuatan yang besar dan kemampuan bertahan yang kuat. Serangan semacam itu tidak akan melukainya"

Koneko, tanpa bergerak atau menunjukkan tanda-tanda cemas, dengan tenang menahan serangan tersebut. Seolah-olah langkah kaki iblis liar itu hanya menyentuh tembok batu yang tak tergoyahkan. Rias memandang dengan keyakinan pada Koneko, sementara Kendo menjadi tenang setelah melihat Koneko aman.

"Terbang…."

Setelah berhasil menahan serangan itu, Koneko kemudian melompat tinggi dan dengan gerakan yang sangat tajam, meninju perut raksasa tersebut.

*Bang!*

Tubuh besar Iblis liar tersebut terlempar ke belakang dan menabrak tiang, menghancurkan tiang tersebut. Melihat kekuatan Koneko, Issei memutuskan dalam hatinya untuk tidak membuat Koneko kesal di kemudian hari. Dia tidak ingin mengalami pukulan seperti yang dialami oleh iblis liar tadi.

"Terakhir Akeno. posisi Akeno adalah Ratu, dia adalah yang terkuat setelah aku. Akeno adalah rate tak terkalahkan yang memiliki semua ciri dan sifat dari bidak catur"

Diiringi perkataan Rias, Akeno berjalan sambil tertawa menuju tubuh raksasa iblis liar yang terhempas karena pukulan dari Koneko.

"Uuuuuuuuuuu…!"

Iblis liar tersebut menatap Akeno. Akeno tertawa setelah melihat tatapan Iblis liar tersebut.

"Oh, sepertinya kamu masih memiliki energi yang tersisa dalam dirimu. Lalu bagaimana dengan ini?"

Akeno kemudian menggangkat tangannya ke atas.

*Jlegar!*

Tiba-tiba langit nampak bercahaya dan petir kemudian menyambar tubuh raksasa iblis liar tersebut, tubuh iblis liar tersebut terkena sambaran petir dengan telak.

"AAAAAAAAAAHH!!"

"Sepertinya kamu masih bersemangat. Kalau begitu kamu masih bisa menerimanya lagi"

*Jlegar*

Petir menyambar lagi ke tubuh Iblis liar tersebut.

"AAAAAAAAAAHH!!"

Wajah Akeno yang menyala-nyala dengan petir memperlihatkan senyuman penuh kesenangan saat mendengar jeritan kesakitan dari iblis liar tersebut. Dia tampak menikmati momen tersebut.

Selama beberapa menit, serangan Akeno berlanjut. Setelah Akeno menjadi tenang, Rias mendekati tubuh raksasa iblis liar yang sudah kehilangan energi untuk melawan.

"Ada pesan terakhir?"

"Bunuh saja aku."

"Begitu? Kalau begitu, musnahlah."

Kemudian, sebuah bola sihir hitam raksasa melesat keluar dari tangan Rias, ukurannya cukup besar untuk menutupi seluruh tubuh iblis liar tersebut. Bola sihir itu mengenai tubuh iblis liar. Begitu bola sihir hilang, tubuh raksasa iblis liar tersebut juga lenyap.

"Sudah berakhir, kerja bagus semuanya. Sekarang ayo kita kembali"

Rias berbalik dan mengatakan kepada seluruh anggota dengan senyum di wajahnya. Issei menghela nafas lega saat pertarungan berakhir. Tiba-tiba, ekspresi Issei berubah saat dia teringat sesuatu. Dia melangkah menuju Rias.

"K-Ketua"

"Ada apa, Issei?"

Rias menanggapi dengan tersenyum.

"Bagaimana denganku? Bagianku … maksudku, apa posisiku sebagai pelayan?"

"Pion."

"Pion, maksud ketua…"

"Ya, Issei, kau adalah prajurit biasa."

Setelah mengatakan itu, Rias kemudian berjalan meninggalkan Issei yang tertegun.

"Pion… prajurit biasa?… Peringkat terendah?… TIDAK MUNGKIN!!"

"Pfft..Hahahahaha!"

Kendo tertawa terbahak-bahak, tidak bisa menahan diri. Issei, dengan campuran rasa frustasi dan malu, memelototi Kendo.

"Ini bukan waktu untuk tertawa, Kendo!"

"Oh, maaf, Issei. Kamu selalu membuat segalanya terdengar seperti akhir dunia. Ketua Rias mungkin hanya memberimu gelar 'pion', tapi itu bukan berarti kamu tak berharga. Lihat sisi positifnya, kamu adalah pion yang keren!"

Kendo berusaha menenangkan Issei dengan ekspresi serius, tapi senyum yang ada diwajahnya tidak bisa disembunyikan. Kendo kemudian menepuk bahu Issei.

"Ayo tuan prajurit biasa"

Setelah memgatakan itu, Kendo berjalan mengikuti Rias dan yang lainnya sambil tertawa.

Issei masih terdiam sejenak, akhirnya melepaskan napas beratnya. Dia melihat Kendo pergi sambil tetap bingung dengan gelar 'pion' yang diberikan Rias. Namun, tak lama kemudian, dia memutuskan untuk mengikuti mereka dengan langkah yang penuh tekad.

"Sialan kendo! Lihat saja, Apa pun itu, aku akan membuktikan bahwa aku bisa lebih dari sekadar pion!"

Issei memompa semangatnya. Kendo, yang masih tertawa di kejauhan, melihat Issei bergabung dengan mereka dan mengangkat ibu jari.

"Itu dia, tuan prajurit biasa! Mari kita hadapi tantangan ini dengan kepala tegak dan hati yang berani!"

Setelah itu, mereka menggunakan sihir teleportasi kembali ke gedung sekolah lama Akademi Kuoh, tempat klub penelitian ilmu gaib. Di dalamnya, Rias kemudian bertanya kepada Kendo tentang pendapatnya atas pertempuran tadi. Kendo memberikan tanggapan yang lugas setelah dipanggil oleh Rias.

"Pertarungan tadi cukup mengesankan. Terutama dalam hal menggunakan kekuatan dan kemampuan masing-masing. Kiba dengan kecepatannya dan pedangnya, Koneko dengan kekuatan dan ketahanannya, Akeno dengan sihir petirnya, dan tentu saja, Ketua Rias dengan kekuatannya yang luar biasa. Tapi…"

Kendo berhenti sebentar, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang masih mengganjal di pikirannya.

"Tapi apa, Kendo?"

Tanya Rias dengan penuh perhatian.

"Tapi…apa tidak apa-apa menunjukkan kemampuan para anggota pada manusia sepertiku?"

Hal ini yang menganggu dipikiran Kendo. Walaupun dia bergabung dengan klub penelitian ilmu gaib, namun pada dasarnya dia tetap manusia dan bukan iblis yang melayani Rias.

Rias mengangguk memahami kekhawatirannya yang diungkapkan oleh anggota klubnya tersebut. Setelah beberapa saat berpikir, Rias menjawab.

"Kendo, ada 2 hal kenapa aku mempercayaimu, yang pertama karena kau merupakan saudara laki-laki Issei dan yang kedua adalah karena Koneko"

"Karena Koneko?"

Rias mengangguk sambil tersenyum, memberikan penjelasan lebih lanjut kepada Kendo.

"Ya, Koneko mempercayaimu, dan kepercayaan itu sangat berarti bagiku. Dia memiliki naluri yang tajam terkait orang-orang di sekitarnya, dan aku percaya dia tidak akan bersama dengan seseorang yang dapat membahayakan kita. Jadi, jika Koneko merasa nyaman denganmu di sini, itu sudah cukup menjadi alasan untuk mempercayaimu"

Kendo meresapi setiap kata Rias, dan ungkapan kepercayaan dari Koneko membuat hatinya hangat.

"Terima kasih, ketua Rias. Aku benar-benar menghargai kepercayaan dari Koneko dan Anda"

Rias tersenyum, dia berdiri dan kemudian menyuruh anggota klub untuk pulang dan berkumpul lagi besok sepulang sekolah. Kendo dan anggota klub mengangguk dan berpamitan satu per satu, meninggalkan ruangan tersebut.

Bab berikutnya