[ STATUS 1.6 ]
[ LEVEL: 69 ]
[ HP ; 15000 ]
[ SP ; 300 ]
[ ATK ; 7,5 ]
[ AGI ; 8,7 ]
[ DEF ; 5,8 ]
[ SKILL :
- DUA TANGAN ; Selama kedua tangan digunakan untuk memegang senjata stat di x2 jika tidak stat di :2 ( pasif )
- PENGLIHATAN MALAM ; Malam akan terlihat seperti siang 3 sp/s
- PENCIUMAN ; meningkatkan indra penciuman hingga batas maksimal manusia 2 sp/s
- SEMBUNYI ; Menyembunyikan keberadaanmu dari target yang telah di tentukan, max 3 10 sp/s
- GERAK KILAT ; melakukan gelarakan secepat kilat ke depan maksimal 10 meter CD 10 detik 100 sp/s
- LEADER ; Selama menjadi pemimpin party exp yang didapatkan akan di x4 ( pasif )
- PADU ; Memadukan 2 senjata atau lebih untuk menghasilkan senjata yang lebih baik CD 1 hari
- HUNTER ; Mengkonsumsi HP untuk meningkatkan stat sebanyak 8x 100 Hp/m
Lantai 27. Labirin
"sudah kubilang tidak aka nada masalah, bukan ?"
Kata bocah berambut kuning dari party kirito
'jika aku tidak ada disini kau pasti akan mati' saat ini aku Bersama teman kirito sedang menjelajahi labirin lantai 27, dari awal semuanya berjalan lancar, mereka tidak memerlukan bantuanku ataupun kirito saat membunuh monster, kecuali seorang gadis dengan potongan rambut pendek Bernama sachi.
Awalnya kirito mengatakan mengundang seorang teman untuk mengisi kekosongan sang kapten yang saat ini pergi membeli rumah di kota awal lantai 1. Seluruh anggota gulid tau kirito kuat dan temannya pasti kuat, saat aku datang mereka sempat heboh karna aku cukup terkenal di SAO, mereka juga menanyakan apakah kirito bagian dari Tim barisan depan yang membuatnya berkeringat dingin. Untungnya aku langsung menjawab "awalnya dia bagian dari barisan depan, tapi karna kirito sendiri adalah seorang solo player, yang membuat levelnya jauh tertinggal sehingga dia memutuskan untuk mundur dari barisan depan, tapi kurasa dia akan Kembali sebentar lagi setelah bergabung dengan gulid kalian."
Kembali ke masa sekarang, saat aku berjalan sendiri di barisan paling belakang dari party, ya aku sendiri karna saat aku dan asuna berangkat mejutu tempat pertemuan asuna mendapatkan panggilan darurat dari Koharu, bagaimana kami mengenalnya akan kuceritakan di lain waktu karena sibocah rambut kuning menemukan pintu tersembunyi.
"kotak harta karun!"
Seluruh tim langsung berlari saat melihat peti yang jelas jelas adalah jebakan, walau kirito berusaha menghentikan mereka tapi tidak ada yang mendengarkan, akupun ikut masuk karna jika tidak semuanya akan berjalan seperti cerita aslinya.
*sirine…* sirine berbunyi dan daerah diterangi oleh Cahaya merah yang menandakan area jebakan, saat menyadari kristal teleportasi tidak berhasil semua menjadi panik termasuk kirito.
"sepertinya firasatku benar lagi bukan"
"ini bukan saatnya untuk itu sal"
Ratusan goblin dan golem batu setinggi 2 meter bermunculan
"jadi apa yang akan kau lakukan" dia hanya mencabut pedangnya, bukan pedang terbaiknya.
*pak* karna monster masi bermunculan mereka belum mulai menyerang jadi aku mencoba menarik perhatian mereka.
"jadi anak anak, hal pertama yang harus kalian ingat adalah tetap tenang dalam situasi apapun" mengatakannya memanglah mudah, "pertahankan formasi kalian dan kirito, kuberi waktu 20 detik untuk mengganti perlengkapanmu" nyawa mereka lebih penting dari segalanya, itulah yang ingin kusampaikan padanya, di saat seperti ini tidak ada gunanya berpura pura.
Dengan pedang Panjang di tangan kiri dan belati di tangan kanan, belati untuk menusuk goblin di sela armor mereka, pedang Panjang untuk menebas anggota badan golem, karna golem adalah monster tipe pertahanan tinggi mereka masi memiliki banyak hp walau anggota badannya terputus jadi aku menggunakan taktik putuskan anggota badannya dan biarkan hpnya habis dengan sendirinya.
Ngaktifkan skill [HUNTER] mataku berubah menjadi merah, dengan [GERAK KILAT] aku tiba di depan goblin lalu munusknya dengan belatiku, pindah ke samping golem dengan sedikit membungkuk aku melakukan tebasan ke samping memotong kakinya, dengan combo skill [HUNTER] dan [DUA TANGAN] monster di lantai 27 selain tipe pertahanan bisa dikalahkan dengan satu serangan.
"luar biasa, inikah kekuatan barisan depan"
"tidak ada waktu untuk mengaguminya, bunuh golem yang sudah tergeletak agar tidak menghalangi pergerakan, sachi tetap dalam formasi !! Tetsuo Switch"
Si kuning pengguna belati dengan bodohnya melamun dalam kondisi seperti ini, sachi ketakutan, sasamaru dan Tetsuo si pengguna gada kebingungan. Kurasa wajar jika mereka semua mati di cerita aslinya, bukan hanya karna mereka lemah tapi juga karna fikiran mereka terganggu, jika di cerita aslinya mereka sedikit tenang dan fokus kurasa kirito bisa membawa mereka keluar.
30 MENIT KEMUDIAN
*shing* *tebasan* *tebasan*
30 menit tapi monster belum punah, Hp ku masi ada 12.000 lagi tapi Sp ku tersisa 30, setiap kali Sp ku meregenerasi ke angka 30 aku menggunakan [ GERAKAN KILAT ] untuk jarak 1-2 meter sehingga CD nya hanya 1-2 detik dan Sp yang dikonsumsi hanya 1-2 Sp, sisanya untuk keadaan darurat. Seperti saat anggota party kirito dalam bahaya hidup dan mati aku akan langsung menggunakan [ GERAKAN KILAT ] ke samping mereka.
60 MENIT KEMUDIAN
Kelelahan mental kami mulai terlihat jelas, saat melawan bos lantai bisa memakan waktu hingga 2 jam, tapi aku tidak perlu melindungi orang lain, begitu pula kirito karna setiap kenalannya adalah player yang kompeten. Tapi saat ini 60 menit bertarung kami mulai kehilangan fokus, sementara yang lain ? yah mereka berdiri di dekat tembok di belakang kami. Bukannya mereka menjadi beban mati, tidak tidak mereka akan menggantikan posisi kami saat kami meminum ramuan pemulih Hp dan Sp atau hanya sekedar mengambil nafas.
*tebasan* *tebasan*
"hanya tersisa 4 golem lagi, hah hah hah… ingat untuk mentraktirku di dunia nyata kabuto"
*tebasan*
"aku akan mengirimkan alamatku padamu setelah ini, aku akan mentraktirmu di bar AEGIS jika kita selamat"
*tusukan* *tebasan*
"hey kau mengikuti kebiasanku tetang penamaan orang lain, dan kau tau aku sering tersesat"
*tebasan*
"jangan salahkan aku, ini karna aku cukup kesal dengan kebiasaanmu itu, dan kau tidak bisa apa apa tanpa Asuna-san di sisimu"
*tebas*
"uhk… ini yang terakhir"
Akhirnya omong kosong ini selesai, percakapan santaiku dengan kirito hanya untuk mengurangi ketegangan dari yang lainnya, karna setelah semua musuh dihabisi berurusan dengan mereka yang selamat dari kondisi hidup dan mati akan merepotkan.
"kita selamat.! Kita SELAMAT!!"
Party kirito mulai menangis Bahagia, dan Sachi menangis di pelukan kirito. Karna kelelahan secara mental dan tidak ingin mengurus hal hal merepotkan aku langsung berpamitan dengan mereka. Aku ingin pulang dan bercumbu dengan Asuna sayangnya di game ini tidak bisa melak.ukan itu ( kau tau maksudku)
( jika bukan karna 11 orang yang menambahkan karna ini ke dalam koleksi aku sudah berhenti menulis bung. )