webnovel

Chapter 20 Kegilaan Angin

Hari tiga sekaligus hari terakhir sebelum akhirnya kami kembali ke jepang.

"orang gila, cuman ngemimpin 1 armada aja beraninya selangit" ujar Oberon sembari bersandar dikursinya sembari video call dengan Ellen melalui Laptopnya

"ya sejujurnya aku tidak suka, cara ini terlalu beresiko bahkan bisa saja sampai diliput kemedia masal jika itu terjadi" balas Ellen

Lalu Oberon pun memalingkan pandangannya sembari menopang dagunya dengan lengan kanan diatas meja " itu pun kalau berhasil, jika gagal emang udah gk ada otak itu orang" lanjut perkataan Oberon

Kemudian ia pun berdiri dari kursinya dan berkata "jadi kapan kau akan menculik Princess, Ellen" tanyanya

"mungkin malam ini akan kulakukan. Kau sendiri juga tidak mau terlibat bukan? " kembali bertanya kepada Oberon

Oberon pun membungkukan tubuhnya sembari menatap layar Laptopnya "tentu saja, ditambah aku belum ada beberapa bulan dianggota mereka, sudah pasti aku sedang diawasi. kurasa cukup sampai sini saja, aku akan lanjut melakukan kegiatanku"

Lalu ia pun kembali berdiri dari tempatnya "oh ya satu lagi"

Baru saja hendak menutupnya, ia pun menunggu perkataan lanjutan yang akan diberitau kepada dirinya

"awas lubang" lanjut perkataannya.

Lalu Oberon pun menutup panggilannya dan mematikan laptop tersebut.

"dasar aneh" ujar Ellen ditempatnya

Keduanya pun segera keluar dari kamar mereka masing masing dan hari sudah malam dimana angin mulai bertengkar dilangit malam.

"sepertinya sudah dimulai ya" ujar Oberon melihat keadaan diluar.

Suasana diluar benar benar mengkhawatirkan terdapat pusat lingkaran ditengah tengah awan diatas pulau serta ia sempat mendengar ramalan cuaca malam ini ditelevisi akan terjadi badai kencang yang akan melanda pulau ini.

"okey kita lihat proses mereka."

Oberon pun segera pergi dari sana dan menuju hutan di samping hotel dimana akan ada pertemuan antara Ellen, Tohka serta Shido.

Dari kejauhan dikamarnya, Reine melihat Oberon keluar dari hotel dan masuk kedalam hutan, walaupun sempat memikirnya ia hanya fokus menatap langit dan berdo'a semoga penyegelan kali ini berhasil karena baru kali ini Shido harus menyegel 2 Spirits sekaligus.

***

Sementara itu saat ini Shido dan Tohka sedang didesak oleh Bandarscath yakni Mecha buatan industri D.E.M

"lepaskan!! " teriak Tohka ditengah tengah hutan.

Sedangkan Shido dihalau oleh Bandarscath, tiba tiba langsung menghabisi mereka semua disekitarnya dengan Sandalphone yang baru saja ia munculkan dengan shockwave yang lebar sampai menebak beberapa pohon disekitarnya.

"ternyata begitu, sepertinya benar apa yang dia katakan. Itsuka Shido apa kau ini manusia? " tanya Ellen

"aku tidak mengerti apa yang kau katakan sebelumnya, tapi seperti yang bisa kau lihat aku masih manusia" balas Shido masih menatapi sandalphone yang ia pegang dengan kedua tangannya

'ini dia, kebangkitan kekuatan spirits Shido. Akan kutunggu dironde akhir Itsuka Shido"

Oberon pun segera pergi dari sana karena sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

**

Kini dirinya sudah berada dihotel kamarnya dan sedang bersama Tonomachi yang masih saja memainkan game Visual Novel diHPnya

"Mystic Eye Death Perception..."

Tonomachi yang mendengarnya pun segera menoleh kearah Oberon lalu menanyakannya

"apa itu? Death Perception? "

"ah itu, tidak itu hanya kekuatan dari karakter yang kubuat" jawab Oberon yang melirik Tonomachi sesaat yang sedang baring baring diranjangnya

"memang kekuatannya apa? " tanya Tonomachi

"Good Question " balas Oberon dengan pose seperti Shreak difilmnya

"kekuatannya itu memberikan konsep kematian kepada makhluk atau objek apapun"

Mencoba menelannya dengan cerna perkataan darinya Tonomachi masih saja tidak paham dengan kekuatannya

"aku tidak mengerti, bisakah kau jelaskan lebih detail padaku?"

Oberon pun menghela napas panjangnya sebelum menjelaskannya dengan bahasa yang mudah dimengerti "hahhhh... Intinya kekuatan MC ini bisa melihat garis kematian yang abstrak dari makhluk atau objek tertentu, dan jika garis tersebut dipotong walaupun hanya segaris objek tersebut akan langsung mati tanpa pengecuali. Dan kekuatan ini akan terus bekerja selama apapun yang dianggap MC ini hidup. "

"jadi? " bertanya kembali

"jadi MC bisa membunuh apapun dengan kemampuan ini bahkan Dewa sekalipun" lanjut perkataannya

Mendengarnya pun langsung membuat tonomachi bertepuk tangan dengan heboh karena konsep kemampuan yang dibuat oleh Oberon walaupun itu merupakan kekuatan sebenarnya yang dia miliki saat ini

Lalu terdengar suara pintu terbuka dan terlihat Shido yang jalan sempoyongan karena lelah

"yo selamat datang, gimana? Pasti capeknya? " tanya Oberon dengan nada bercandanya karena dirinya tau apa telah dilewati Shido malam ini.

Tanpa membalas pertanyaanku, Shido langsung tepar diranjangnya tanpa membuka sepatu sekalipun

"Oi shido kau tidak apa apa?!! "

Disaat itu Tonomachi agak panik melihat kondisi Shido saat ini

"sudah biarkan saja dia kelelahan itu" ujar Oberon

"tapi kenapa? " tanyanya kepada Oberon

"ya kau tanya orangnya lah kau pikir aku cenayang. Dah-dah biarin aja dia, sebaiknya kita juga tidur lagian besok kita harus balik kejepang-kan?"

"be-benar juga ya, kalau gitu aku duluan ya, selamat tidur " ujar Tonomachi yang segera meletakan HPnya ke rak samping ranjangnya lalu mulai siap siap tidur

Oberon pun segera meregangkan tubuhnya dikursi

"Ummhhnn!!... Hhaa oke chapter selanjutnya"

Ia pun segera mengetik dilaptopnya

"Chapter 21 Diva"

-To Be Continued-

Bab berikutnya