webnovel

Bab 311 tidak bertanggung jawab

sudah beberapa Minggu berlalu sejak musim dingin berakhir.

salju yg biasanya menutupi tanah kini sudah di gantikan dengan rumput hijau.

menggunakan kemampuan Veronica, aku segera muncul di kantor Roland.

di dalam ruangan, Roland terlihat sedang berbicara dengan scroll, lightning dan Anna.

saat aku muncul, Roland langsung menunjukan wajah gelap dan penuh kekesalan.

"kamu seperti hantu."

"ha ha ha ha" aku tertawa terbahak bahak dan perlahan duduk di sofa.

"aku mendengar cerita tentang ras iblis dan penyihir yg di ceritakan nightingale pada scroll dan aku belum sempat membahasnya dengan mu karena fokus untuk mempertahankan kota dan juga menyelesaikan urusan ku dengan benteng longsoro. jadi karena sekarang semua sudah santai aku ingin mendengar tentang musuh yg akan datang ini."

aku memberikan anggukan serius. "sebelum itu mari kita cari tempat yg lebih luas, karena ada 36 penyihir dari asosiasi penyihir yg akan menemui mu."

"apa....36 penyihir" Roland tersentak kaget dan bangkit dari tempat duduknya.

"ya ya tidak perlu kaget, semua tergantung bagaimana kamu membuat mereka bisa bergabung dengan Harem mu. ehem.. maksud ku dengan komunitas di sini."

wajah Roland mulai berkedut. "jangan berpikiran mesum."

"wajar, aku laki laki" saat itu aku melihat scroll dan perlahan mendekatinya. "lihat nona scroll menjadi lebih cantik saat mengenakan kaca mata."

"tuan Robert jangan mengolok ngolok ku" wajah scroll sedikit memerah saat tangan ku akan menyentuh pipinya, tapi lightning segera menghadang ku sambil memberi tatapan mengancam. "jangan berbuat mesum."

"ohhh lightning kecil, apa petualangan mu menyenangkan."

lightning dengan sombong melipat kedua tangannya. "aku membantu yg mulai mengalahkan pasukan dari longsoro, menjadi pemberi sinyal untuk menembakan meriam."

"baguslah..." lalu aku menatap Roland. "apa kita bisa pergi sekarang."

"ayo kita keruang rapat." Roland segera memimpin kami keruang rapat.

di ruang rapat, semua penyihir di bawah pimpinan Roland dan 36 penyihir lainnya segera berkumpul bersama.

mereka semua menatap ku dengan tatapan serius untuk mendengar penjelasan ku.

"intinya adalah setiap beberapa ratus tahun akan ada yg disebut perang kehendak dewa dan perang ini akan terjadi kurang dari 10 tahun dari sekarang."

"dunia ini di huni oleh 4 ras berbeda yaitu manusia, iblis, peradaban bawah tanah dan peradaban monster laut dalam."

"setiap ras memiliki relik yg harus di lindungi dan relik dari ras manusia ada di tangan gereja."

"untuk itu gereja berusaha menyatukan semua kerajaan dan memburu penyihir untuk membuat pasukan penghukum dewa agar bisa mengalahkan iblis."

"tapi menurut ku cara gereja tidak benar, karena musuh tidak bisa di kalahkan hanya dengan pasukan yg kuat tapi juga senjata yg kuat juga."

"perang ini bukan untuk membuktikan siapa yg kuat dan lemah, tapi peradaban siapa yg sudah berkembang lebih maju dari yg lainnya."

"beberapa dari kalian pasti sudah melihat kehebatan senjata yg di buat oleh Roland dan aku yakin itu baru permulaan, kedepannya senjata senjata ini akan berkembang lebih maju dan lebih kuat."

"karena itu aku meminta kalian untuk mendukung Roland untuk mengembangkan wilayahnya, membuat benteng yg paling kuat untuk melindungi semua penyihir dan manusia biasa dari keganasan perang yg akan datang."

"pangeran Roland bisa memberi kalian pekerjaan yg sesuai untuk kalian, kalian tidak perlu lagi bersembunyi dari gereja dan Roland tidak akan memaksa kalian untuk maju ke garis depan untuk bertarung."

"jika ada pertanyaan silahkan"

saat itu Roland menatap ku dengan expresi serius. "bagiamana dengan mu? apa yg akan kamu lakukan? kenapa tidak bergabung di persatuan penyihir juga?."

"aku bukan tipe orang yg hidup di bawah orang lain dan juga bukan tipe yg memimpin orang lain, aku lebih cenderung bergerak sendiri dan mengabaikan segala aturan untuk memenuhi tujuan ku sendiri."

lalu aku mengamati expresi semua orang untuk sesaat sebelum melanjutkan kata kata ku. "aku berencana membentuk pasukan elit khusus yg akan maju ke garis depan saat perang itu terjadi, karena itu aku tidak ingin wanita cantik seperti kalian ikut bersama ku kecuali Veronica dan Wendi yg sudah siap mati bersama ku."

"bagaimana kamu akan membuat pasukan khusus ini?"

"tentu saja ini sangat rahasia, tapi penyihir tidak akan bisa menjadi pasukan ku."

Roland menatap ku dalam dalam sambil memikirkan sesuatu. "apa kamu akan memberikan buah sihir pada pasukan mu"

"ya" aku langsung mengakuinya. "tapi dihadapan ratusan ribu iblis, itu tidak akan ada artinya. karena itu pengembangan senjata dan militer mu sangat di perlukan dan dengan bantuan para penyihir ini, aku yakin kamu akan bisa melakukannya dengan cepat."

lalu aku meletakan patung es raksasa yg berisi wanita cantik di dalamnya di atas meja rapat.

"ini..." semua orang langsung menunjukan expresi terkejut mereka.

"wanita ini adalah penyihir dari 400 tahun yg lalu bernama Agatha." lalu aku menatap nana kecil. "Nana bersiap untuk menggunakan sihir penyembuh mu, aku akan mengeluarkannya dari bongkahan es ini."

"ba..baiklah" Nana menganggukkan kepalanya dengan panik sambil mengepalkan kedua tangannya seakan berkata 'aku akan berjuang' yg membuatnya terlihat imut.

segera aku mengulurkan tangan ku dan api hitam langsung menghancurkan bongkahan es yg menyelimuti tubuhnya lapis demi lapis.

lalu aku menangkapnya dengan kedua tangan ku dan mencium bibirnya dengan lembut.

hal ini membuat semua orang langsung terdiam dan suasana sunyi menyelimuti ruangan.

"Soraya, buatkan aku gambarnya dan tambakan background yg indah agar terlihat romantis. he he he he penyihir jaman dulu terkenal sombong, mari kita lihat apa reaksinya saat itu"

"baiklah" Soraya langsung mengangguk setuju.

lalu aku menatap nana. "ayo nana cantik, cepat sembuhkan nenek ini"

"ya ya" Nana dengan wajah memerah bergegas menyembuhkan Agatha yg ada di pelukan ku.

baru setelah itu kami mengirimnya ke tempat tidur untuk menunggu nya sadar.

"apa gambar ku sudah jadi."

"mm" Soraya mengangguk ringan dan menyerahkan gulungan yg berisi gambar ku saat mencium bibir Agatha.

"he he he.." lalu aku menatap Roland. "aku serahkan sisanya pada mu"

saat aku akan pergi leaf segera menghentikan ku. "tuan Robert, bisakah aku ikut dengan mu."

"kenapa kamu ingin mengikuti ku." aku menatap leaf dengan senyum main main yg membuatnya memalingkan wajah dengan panik.

"jangan salah paham.. aku hanya merasakan sesuatu yg membuatku ingin tetap tinggal saat berada di tempat mu."

"baiklah" aku mengangguk ringan. "tapi tidak sekarang, tunggu satu tahun lagi. untuk sekarang nikmati hari hari mu bersama yg lainnya dan bantu mengembangkan wilayah ini."

"baiklah tuan Robert."

"aku kan pergi dulu, sisanya aku serahkan pada mu. hati hati, wanita ini sedikit merepotkan." aku mengacungkan jempol pada Roland yg membuatnya tertegun sejenak sebelum aku menghilang.

"benar benar tidak bertanggung jawab" kutuk Roland sambil mendesah tak berdaya.

Bab berikutnya