webnovel

Bab 251 musuh utama

"jadi seperti itu" Ian mengangguk setuju setelah aku menceriakan kenapa aku membunuh tim Khan.

"aku hanya berusaha menghentikan mereka dari kematian, tapi mereka bersikeras untuk mati." aku menggelengkan kepala ku sambil mendesah. "aku melihat orang orang ini sangat konyol, mereka tidak akan percaya sebelum kematian menjemput mereka. aku masih ingat bagaimana saintess merobek tubuh mereka dan mengeluarkan mata mereka, baru saat itu mereka menangis memohon ampun."

"kenapa kamu tidak membantu mereka." seru Samuel dengan kesal.

"bukankah aku sudah membantu mereka dan memperingatkan mereka tapi mereka masih bersikeras, aku bahkan terluka oleh panah mereka." lalu aku tersenyum pada Samuel. "dan rasanya sedikit menyenangkan melihat orang orang serakah dan sombong ini tiba tiba bersujud sambil menangis. setidaknya beberapa hama menghilang dari paradise yg indah ini. he he he he he"

"kamu...." Samuel menatapku dengan expresi ganasnya dan master Ian segera menepuk bahu Samuel untuk menenangkannya.

"lalu bagaimana dengan saintess, kenapa kamu baik baik saja."

"maaf itu rahasia, intinya kuburan di dalam sekarang kosong karena saintess sudah pergi sambil membawa semua hartanya. kalian benar benar terlambat, jika tidak kalian pasti bisa menyusul tim Khan kembali ke bumi tanpa menggunakan gerbang teleportasi kuil dan hidup bahagia bersama mereka tanpa mengingat hal hal buruk yg terjadi di paradise."

tim Samuel menunjukan expresi gelap dan penuh kekesalan sedangkan tim carpe diem menunjukkan senyum main main mereka.

"ehem... karena ini misi kerajaan, jadi aku harus menulis laporan yg lengkap. karena itu aku ingin tahu kenapa kamu bisa sampai di sini." master Ian langsung memecah suasana canggung yg terjadi.

aku mengangkat bahu ku dan menjelaskan dengan santai.

"maaf, itu rahasia" lalu aku mengeluarkan sebuah gelang dan anting anting dari inventory ku, lalu melemparkannya pada Seol.

"untuk mu agar tidak cepat mati."

"ini..." mata Seol melebar penuh kejutan melihat anting anting dan gelang yg ada di tangannya.

"anting anting fastina untuk menambah kecepatan dan gelang yg bisa memberikan perisai pelindung pada mu."

"tapi..." aku segera melambaikan tangan ku untuk menghentikan kata katanya.

"katakan tapi jika kamu bisa mengalahkan tim Samuel seperti yg aku lakukan." Seol langsung terdiam dan tidak bisa berkata kata lagi yg membuat ku tersenyum.

"ini paradise, bukan bumi. bahkan teman yg baru saja kamu ajak bercanda bisa membunuh mu hanya karena benda yg aku berikan."

"...."

"tentu saja itu pasti bukan wanita gorila, pria botak barbar dan pria berambut putih yg mirip dengan protagonis di anime fate ini."

"dari mana kamu tahu kami tidak akan melakukan hal tersebut." dilan tiba tiba mengajukan pertanyaan sambil menatapku dengan expresi tenang dan.

"ya ya ya, itu sudah lama sekali sejak kalian mampir ke Korea. jadi kalian melupakan ku, tapi yg pasti aku tahu karakter kalian." aku menjawab dengan nada santai yg membuat mereka bertiga terkejut dan mulai merenung.

"aku tidak ingat pernah bertemu dengan pria tampan seperti mu saat ke Korea." gumam Chohong sambil memicingkan matanya ke arahku.

"he he he, jangan memaksakan kerja prosesor otak mu yg terlalu rendah untuk melakukan perhitungan yg rumit, aku takut itu akan segera meledak."

"kamu... kamu...." Chohong mengarahkan mace nya ke arah ku dengan kesal.

"ha ha ha ha... walaupun aku tidak ingat, tapi aku yakin kamu memang mengenal kami." Hugo tertawa terbahak bahak melihat kelakuan Chohong.

"jadi kamu juga berpikir begitu" Chohong menepuk mace gada nya sambil menatap Hugo.

"bukankah memang seperti itu." jawab Hugo tapi aku segera menyela.

"kamu tidak lebih baik dari Chohong" dan Hugo langsung membatu mendengar kata kata.

"ha ha ha ha ha ha dengar.... dengar itu, kamu tidak lebih baik dari ku yg artinya kamu masih di bawah ku."

"aku yakin jingso tidak mengenal kita" balas Hugo

"bukankah tadi bilang sebaliknya." balas Chohong.

"kapan aku bilang seperti itu"

"kamu" dan akhirnya mereka berdua saling bergulat.

dilan mengabaikan mereka berdua dan kembali menatap ke arahku. "apa rencana mu selanjutnya."

"instruktur zona netral bilang dunia ini seperti dalam game hanya saja semua ini nyata. tapi setiap game RPG pasti memiliki musuh utama untuk di lawan dan aku penasaran apakah ada musuh utama di dalam paradise ini."

seketika suasana menjadi hening, bahkan Hugo dan chohong yg sedang berkelahi langsung terdiam.

melihat tatapan heran semua orang aku langsung tersenyum lebar dan mengangguk penuh pengertian. "jadi memang ada, maka rencana ku adalah menjadi lebih kuat untuk bertahan hidup di dunia ini dan mengalahkan musuh musuh yg menyerang paradise. ini terdengar lebih simpel dari yg aku pikirkan."

"kamu mengatakannya seperti kamu bisa melakukannya saja, apa menurutmu mengalahkan ratu parasit sangat mudah" seru Samuel yg masih menyimpan rasa kesalnya pada ku.

"oohhh namanya ratu parasit" aku mengangguk ringan seakan mengerti sesuatu.

"memang tidak mudah, tapi jika di lakukan dengan sepenuh hati bukan tidak mungkin. bahkan jika aku mati, setidaknya mati di garis depan lebih terhormat dari pada mati karena menggali makam orang lain. ha ha ha ha ha" aku kembali tertawa yg membuat Samuel semakin kesal.

"kamu sengaja memprovokasi ku...." Samuel akhirnya berteriak dengan penuh emosi.

"tenang pria besar, aku tidak memprovokasi mu. aku hanya sedikit menghina mu, jangan seperti anak kecil." aku menunjukan senyum main main pada Samuel.

"kamu...kamu..." wajahnya mulai memerah dan dia menatap master Ian. "master Ian... pria ini benar benar keterlaluan, aku benar benar tidak tahan."

"tapi apa yg dia katakan benar dan aku juga setuju dengan kata katanya." jawab master Ian sambil mengangguk riang yg membuat Samuel terdiam.

tapi master Ian tiba tiba dikejutkan oleh kristal komunikasi yg mendadak bercahaya.

"tunggu sebentar."

lalu master Ian pun pergi menerima panggilan.

"maksudku kemana kamu akan pergi setelah ini" dan dilan mulai melanjutkan pembicaraannya.

"mungkin ke haramark untuk saat ini sambil memahami situasi keseluruhan agar bisa membuat langkah lebih lanjut. jadi bisakah kamu mengajakku jika ada misi yg berkaitan dengan ratu parasit ini."

"apa kamu serius." nada dilan semakin tajam dan aku memberinya anggukan ringan.

"jangan khawatir tentang keselamatan ku dan aku tidak perlu bayaran apapun, selama kamu membiarkan ku membunuh pasukan ratu parasit ini."

"jingso, hal yg kamu katakan tidak semudah seperti di dalam game." nada dilan semakin serius dan aku hanya tersenyum menanggapi nya.

"dari awal aku tidak pernah menganggap hal ini sebagai permainan dan jangan anggap aku seorang pemula seperti Seol. aku memiliki banyak pengalaman tempur dari pada yg bisa kamu bayangkan, karena itu aku bisa mengalahkan orang orang dengan kekuatan yg lebih kuat dari ku."

"tetap saja, aku tidak mengerti kenapa kamu rela mempertaruhkan nyawa mu."

aku menggelengkan kepala ku. "aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu untuk saat ini."

Bab berikutnya