webnovel

Bab 43 menjadi murid

kali ini kakek vurion membawa ku ketempat yg cocok untuk membangun sebuah rumah sesuai dengan diskripsi yg aku minta. lokasi yg tidak jauh dari pusat kota, tapi jarang pengunjung agar tidak terlalu bising dan bisa untuk membuat formasi pelindung. "apa kamu yakin ingin membangun rumah mu sendiri, padahal kami sudah menyiapkan rumah yg untuk mu dan keluarga mu" aku hanya menggelengkan kepalaku dan energi hijau mulai memancar dari tubuh ku. seketika ratusan kayu muncul dari tanah seperti ular dan mulai membentuk sebuah rumah yg indah. "aku berusaha untuk tidak terkejut lagi, tapi sepertinya itu tidak mudah."

tapi semua itu belum berakhir, seketika sebuah air mancur mulai muncul dari tanah lalu perlahan membentuk sebuah kolam kecil di depan rumah. setelah itu tanaman merambat mulai membungkus rumah yg sudah di buat dan perlahan bunga bunga yg indah mulai bermekaran dari tanaman rambat tersebut. lalu pohon pohon buah juga mulai tumbuh di sekitar rumah dan pagar pembatas yg indah juga mulai mengelilingi pekarangan rumah. ayunan yg indah juga mulai muncul, di tambah gazebo untuk tempat bersantai. beberapa tanaman yg memancarkan aura kehidupan perlahan menarik burung burung kecil untuk datang dan mulai bernyanyi.

"apa kamu dewa" mendengar seruan kesal kakek, aku langsung mengangguk. "Dulu, tapi sekarang aku hanya suami yg baik" bibir kakek itu kembali berkedut dan wajah alea sudah memerah. hanya tessi yg sedikit termenung melihat sihir tersebut. "apa ini benar benar bisa di lakukan dengan sihir tanaman." aku melihat tessi yg penuh dengan expresi penasaran. "apa kamu ingin menjadi kuat, maka jadi lah murid ku. aku yakin kamu akan menjadi lebih kuat dalam waktu beberapa hari. kamu bahkan bisa memukul pantat kakek mu."

tessi langsung menatap kakek nya dan kakeknya mengangguk sambil membelai jenggotnya. "aku bersedia menjadi murid mu, tapi bagaimana jika aku tidak bisa memukul pantat kakek ku." aku dengan senyum jahat menjawab. "maka aku sendiri yg akan memukul nya, ha ha ha ha" kakek tua itu menatapku dengan kesal dan tessi juga menunjukan expresi kesalnya sambil menginjak tanah. "ok aku akan mengajari kalian berdua kekuatan spiritual terlebih dahulu. kekuatan ini berasal dari jiwa dan sangat berbeda dengan mana, sifatnya sangat halus dan bergerak di dimensi yg lebih dalam dari pada mana." lalu aku menatap alea. "persepsi mu yg kuat merupakan bagian dari kelautan spiritual, tapi bukan hanya itu saja fungsi kekuatan spiritual." lalu aku mengulurkan tanganku dan perlahan tanganku berubah menjadi hitam pekat. "dengan gabungan mana dan energi spiritual, aku bisa mengeraskan tubuh ku seperti baja. bayangkan jika yg kalian keras kan adalah tanaman merambat kalian. he he he kelemahan tanaman terhadap api otomatis menghilang." melihat alea, tessi dan vurion hanya melongo, aku kembali melanjutkan. "energi spiritual juga mampu membuatmu mengendalikan elemen sihir dengan lebih baik. jika kekuatan spiritual mu tinggi, kamu dapat mengendalikan elemen sihir seperti mengendalikan tangan mu. cukup niatkan dan itu terwujud, sepeti ini." lalu tanaman merambat mulai tubuh dan membentuk wujud yg serupa dengan tessi tapi dengan pose yg centil. melihat wajah tessi yg memerah, tanaman merambat itu berubah menjadi wujud alea dan aku yg saling berciuman. alea juga langsung menutup wajahnya karena malu, lalu tanaman merambat itu berubah kembali menjadi wujud kakek tua yg terlihat menangis sambil memegang pantatnya.

"puffff" melihat tessi yg hampir tertawa, aku segera membatalkan sihir ku. "jadi materi utama latihan ku adalah membangkitkan kekuatan spiritual ini, lalu berlatih ilmu pedang dan gerakan kaki yg sudah aku siapkan dan di malam hari berendam dengan ramuan obat yg aku siapkan untuk memperkuat fisik kalian. jika kakek ingin berlatih juga, biaya 10 koin emas perhari"

"kamu benar benar diskriminasi" aku menganggukkan kepala ku mendengar nada kesal kakek itu. "aku akui itu. ini adalah manfaat menjadi wanita cantik." kakek itu langsung menghela nafas. "aku sudah tua, tidak perlu lagi untuk ini. ajarkan saja cucuku dengan baik. aku akan kembali dulu menemui anak ku, masih banyak hal yg perlu di bahas." aku segera melambaikan tanganku. "hati hati"

setelah kepergian kakek itu, aku segera menatap keduanya dengan serius. "duduklah dan tutup mata kalian dan kosongkan pikiranmu aku akan membangkitkan kekuatan spiritual kalian." alea dan tessi segera duduk bersila dengan mata tertutup, lalu aku mengalirkan kekuatan divine pada mereka berdua untuk memperkuat dan membangkitkan kekuatan spiritual mereka.

"bayangkan di antara dua alis mu ada titik cahaya dan titik cahaya ini adalah jiwa mu, dirimu yg sejati adalah jiwa ini dan tubuh indah mu saat ini hanya sebuah wadah untuk jiwa mu menetap dan melakukan hal hal fisik."

terlihat dari cahaya emas mulai mulai memancar di antara kedua alis mereka.

"kamu adalah jiwa dan tubuh fisik mu ini hanya alat yg dikendalikan oleh jiwa mu"

"semua energi, elemen dan apapun yg ada pada tubuh fisikmu di kendalikan oleh jiwa mu"

"niat mu sama dengan niat jiwa mu dan jiwa mu akan mewujudkan semua itu secara otomatis selama kamu sadar bahwa kamu adalah jiwa itu sendiri."

setelah 30 menit mereka perlahan membuka matanya dan menatap ku dengan mata yg tenang dan damai. melihat ini aku langsung tersenyum pada mereka. "kalian sangat cepat memahaminya, cobalah untuk mengendalikan elemen hanya dengan niat mu saja tanpa perlu memanipulasi mana secara manual."

seketika tanaman merambat berusaha melilit ku, tapi sayangnya aku langsung menghindar dengan cepat. tapi serangan lain muncul lagi dan terus berusaha menyerang ku. "ok berhenti" dan mereka pun berhenti menyerang. "itu hanya dasarnya saja, mari sekarang kita melangkah ke skill spiritual yg sebenarnya." lalu aku mulai mengajari mereka teknik pengerasan dan yg mengejutkan mereka langsung menguasai semua itu, walupun belum dalam tahap sempurna.

setelah itu aku mengajari mereka teknik persepsi dan mata ungu dan setelah satu jam latihan, aku memberikan mereka teknik pedang dan gerakan kaki yg kuat langsung kedalam pikiran mereka. setelah itu menyuruh mereka berlatih hingga sore dan di sore hari waktunya berendam di pemandian obat yg sudah di sediakan selama 30 mnt, lalu memberi mereka sosis untuk mempercepat latihan dan menyuruh mereka melakukan meditasi untuk memurnikan inti mana mereka.

Bab berikutnya