webnovel

RIRIE BIMBANG

Tapi bagaimana pun juga ,sebenarnya dihatinya yang paling dalam ia tetap merasakan ganjalan. Ada Hasann yang sudah terlebih dahulu mengisi sebagian dalam hatinya,tak bisa dipungkiri. Ia sudah menjadi bagian yang masuk dan menghuni tubuh dan pikirannya.

Dear diary,

Ada 2 orang lelaki yang sedang mengisi hidupku, aku cinta keduanya sekarang.

Aku takut nanti tiba waktunya, harus memilih satu diantara mereka dan menyakiti yang lainnya. Oohhh ...kenapa jadi begini dear diary ?

Sanggupkah aku menyakitinya ? atau haruskah aku akhiri sebelum semuanya menjadi lebih terasa sakit ?

Masih dengan buku diarynya Ririe menuangkan uneg-uneg isi hatinya. Ia sudah mulai merasakan stress menjalar dikepalanya.

Bagaimana pun ia adalah wanita yang sudah dewasa, berintelektual tinggi, dan penuh pertimbangan dalam memutuskan jalan hidupnya.

Tiba-tiba ada nada dering tanda ada pesan masuk di telpon genggamnya. Pesan dari Hasann yang menanyakan kabarnya.

Ririe :"Aku baik-baik aja disini, mau ujian semester Senin depan."

Hasann :"Aku rindu Rie."

Ririe : "Iya San."

Jawab Ririe mengahiri percakapannya. Galau Ririe dibuatnya, disadari atau tidak, ia sudah berbagi emosi dengan orang ketiga. Ada rasa takut kehilangan Hasann , tapi juga tak ingin melepaskan Ardi...yang baru dikenalnya dan mulai mengisi kekosongan di hatinya.

Waktupun berjalan cepat, ujian semester tiba. Meski semua bahan pelajaran sudah dia kuasai , Ririe tetap meluangkan banyak waktunya dikamar untuk belajar, ia cukup serius dengan apa yang diinginkannya. Satu minggu ini adalah waktu tenang untuknya , untuk berfikir tenang tanpa ada gangguan ,tanpa dijemput atau acara nongkrong di cafee bersama Ardi.

"Maaf ,aku mau langsung pulang . Kasih aku waktu istirahat dulu hehehe." Ia menolak halus ajakannya untuk singgah di cafee sebrang jalan.

Ardi tidak tahu kalau Ririe sebenarnya sedang galau pikirannya.

"Aku titip ini aja Rie buat kamu yaa... ? katanya sambil menyerahkan satu kantong besar berisi roti. "dan ini juga satu lagi hehe," sambungnya sambil menyerahkan beberapa botol yoghurt coklat dan strawberry.

Ririe diam saja dibelakang stirnya dengan bibir cemberut dibuat-buat, dan mata mendelik kearahnya. Ardi langsung saja meletakan semuanya di kursi depan disampingnya.

"Supaya kamu engga lupa sama aku," katanya sambil terkekeh-kekeh.

Yaaah bagaimana mau menolaknya, masa aku harus melempar keluar semua itu ? dalam hati Ririe.

"Aku engga dikasi roti sama yoghurt juga engga lupa kok?!, jeleknya kamu !" candanya yang disambut tawa oleh Ardi.

"Hehehe hati-hati yaa...sampai ketemu besok, salam ," katanya sambil menepuk tangannya halus. "Oh iya nanti hari Sabtu, hari terakhir ujian aku jemput kamu pagi yaa?"pintanya menatap dan berharap.

Ririe berfikir sebentar tapi sedetik kemudian dia mengiyakan dengan mantap.

"Okee aku tunggu nanti, sambil melemparkan senyum, aku pulang dulu ya, trimakasih Ardi."

Sambil mengacungkan jari jempolnya ia menjawab "Okee sip."

Cinta datang tiba-tiba tanpa diundang, tapi justru datang diwaktu yang salah. Bisakah Ririe menjalaninya ? apakah dia sudah mengetahui resikonya jika ketahuan? siapkah dia jika harus kehilangan satu dari mereka atau malah dua-duanya?...kita lihat saja nanti yaa bagaimana dia menyelesaikan masalahnya.

Bab berikutnya