webnovel

KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN

Besok paginya di ruang guru, Ririe yang berjalan masuk melewati mejanya Hasann, tanpa terlihat guru yang lain ia mencubit tangannya Hasann , Hasann meringis kesakitan tapi tersenyum geli. Ia tau kenapa Ririe berbuat seperti itu, pasti karena ciuman yang mendadak kemarin malamnya.

"Engga ada nasi kuning lagi mulai hari ini ya pak Hasann, ibu yang jual lagi pulang kampung ! "kata Ririe tegas sepertinya menegur dia.

"Aa... hahaha, "balas Hasann tertawa.

Suasana ruang gurupun tambah ramai dengan kedatangan guru lainnya. Tiba-tiba ada yang menyanyikan lagu ulang tahun

"Happy birthday to you...happy birthday to you...disertai tepuk tangan sesuai irama lagu, suasana pun semakin ramai disusul suara guru lainnya yang datang kemudian. Ternyata pak Harto , guru Sejarah yang sudah senior, sedang berulang tahun...guru-guru pun meninggalkan mejanya masing-masing dan berkumpul berdekatan mendekati meja kue , sambil menyaksikan pemotongan kue ultah itu.

Ririe mengambil kesempatan itu untuk berdiri disamping Hasann. Ia menyelinap seolah-olah tidak dengan sengaja berada disebelah sana dan sewaktu Hasann mengetahui Ririe berdiri disampingnya, ia pun menoleh dan tersenyum.

Sewaktu sesi pemotretan , spontan Hasann memegang bahunya Ririe dengan halus. Ririe pun senang diperlakukan layaknya seorang kekasih oleh Hasann, ia menoleh dan difoto dengan senyumnya .

Ririe yang tingginya dibawah Hasann sedikit terlihat pas bersanding dengan Hasann.

Pertemanan pun semakin erat antara mereka berdua.

Siang menjelang sore hari itu , waktu jam sekolah usai, Hasann keluar dari area sekolah mengendarai motornya melewati mobil Ririe yang baru saja meluncur turun keluar.

Ririe yang mengetahui Hasann berada di kiri depannya, terus memperhatikannya, dan tanpa disadari mobilnya terus meluncur diturunan menuju pertigaan...dan braaakk !! mobilnya Ririe tiba-tiba terhenti menabrak mobil didepannya yang sedang berhenti diujung jalan , menunggu jalanan sepi.

Kebetulan Hasann belum jauh dari lokasi kejadian , diapun cepat memarkir motornya dan berjalan mendekati mobilnya.

"Rie...! kamu engga apa-apa kan... ?! tanya Hasann sambil melihat kedalam mobilnya. Ia mendapati Ririe baik-baik saja, cuma kelihatan kaget dan mulai menangis.

Hasann berjalan kedepan mobilnya dan melihat kerusakan yang terjadi. Kaca lampu depan pecah satu dan bemper penyok dan ada kucuran air warna biru mengkilap dari depan mobilnya, yang belakangan Hasann tahu kalau itu air dari radiator yang pecah.

Ririe keluar dari mobilnya dan melihat kerusakan yang diakibatkannya.

"Huhuuuu...huuu...huuu ,Ririe terus menangis, tolongin dong Saaannn...," katanya "harus bagaimana iniii ?"

"Saannn tolongin Ririe, bagaimana iniiii ? huhuuhuuu...tangisnya memilukan.

"Iyaa tenang...tenaang , kata Hasann seakan terdiam engga bisa berfikir juga harus bagaimana sambil meraih bahunya Ririe. Ririe kemudian membenamkan wajahnya didada Hasann dan terus menangis.

Setelah agak tenang , Hasann pun mendekati pengendara didepannya itu dan setelah berbincang –bincang , ada kesepakatan untuk penyelesaiannya. Ririe harus mengganti sejumlah uang atas kerusakan mobil yang ditabrak itu.

Kebetulan sekali dibelokan depan itu ada toko dan bengkel olie mobil dan motor, mobil Ririe pun didorong kesana akhirnya. Disini Hasann merasa menyesal sekali, dia belum bisa mengendarai mobil. Ia tidak mempunya sedikitpun pengetahuan mengenai mobil , jadi engga bisa berfikir cepat dan membantu lebih jauh.

"Sementara mobilnya diperbaiki, aku antar kamu pulang ke kosan aja dulu yaa ?" ajak Hasann .

"iyaa...," jawab Ririe pasrah.

Sesampainya dikosan, Hasann pamit karena harus ke kampus menghadiri kuliahnya.

"Aku trimakasih ya San untung ada kamu disana, kamu terlambat engga ke kampusnya ?"

Hasann menatapnya, masih sempat-sempatnya ini orang memikirkan dirinya, padahal lagi ditimpa masalah , dalam hatinya.

"Iya engga apa-apa Rie, masih ada 20 menitan lagi, bisa kok," katanya, "kamu baik-baik yaa, tenang aja nanti kabarin aku yaa Rie ?" kata Hasann sejenak memandang temannya ini yang lusuh wajahnya karena keringat dan airmatanya dan rambut sedikit acak-acakan kena angin sewaktu dibonceng motor Hasann.

Hasann pun menunjukan kasihnya dan dengan lembut ia memeluknya ikut merasakan kaget dan sedih atas kejadian yang baru saja terjadi "Lain kali kamu lebih hati-hati yaa?" kata Hasan sambil memeluk, ia mengusap –usap kepalanya.

"Aku tinggal dulu yaa ...?"

Hasannpun melaju dengan motornya menuju kampus dan masih kepikiran kejadian tadi,

kayaknya Ririe engga konsen tadi karena terus memperhatikan dia yang ada disamping kiri jalan, pikirnya. Aaah ada- ada saja. Apa betul sampai segitunyaaa ?

"Hasann mau belajar stir mobil Pak ," kata Hasann suatu hari ke bapaknya, "pingin bisa soalnya."

"Iya bagus Nak , bapak setuju aja, tapi ada waktunya engga San ? kamu kan harus ngajar dan kuliah...pulang aja malam setiap hari," bapaknya mengingatkan.

"Iya juga yaa." Hasann sadar akan terbatasnya waktu dia sekarang ini. Paling nanti setelah kuliahnya selesai sekitar 1 tahun lagi. Engga jadi masalah, dalam hatinya.

"Iya nanti kalo kuliah selesai aja ya Pak, sekalian hadiah kelulusan nanti," kata Hasann sambil tertawa.

Bapaknya senang mendengar Hasann mau belajar stir mobil.

"Bu...tau engga ?" katanya, "Hasann mau belajar mobil !" bapaknya bilang ke Alis suatu hari.

"Ooh kan engga ada mobilnya juga ? katanya rada bingung.

"Iya kaan bisa belajar di sekolah stir mobil, banyak disana !"

"Kita beli mobil aja pak buat dia ? ada nih uangnya, kata ibunya, berapa sih pa ? mobil pick-up itu aja kayak punya pa Entis yang suka antar dagangan kita ?" kata ibunya nyerocos semangat.

"Waah engga sanggup bu, mahal itu bisa 30 juta'an."

"Oooh mahal yaaa ?" balas si ibu dengan nada kecewa, "kirain 20 an gitu," tambahnya.

"Engga dapat Bu !" jawab bapaknya tegas.

Selang beberapa hari kemudian, terlihat Ririe sudah mengendarai mobilnya kembali ke sekolah.

"Saya jual aja mobil nya ya San, nanti saya pake motor aja ke sekolahnya?" kata Ririe.

"Looh kenapa ?"

"Saya takut kejadian kayak itu lagi, " katanya lirih, "untung ada kamu, naah kalo engga ada bagaimana ?" alasannya.

Hasann rada bingung , engga nangkap maksudnya Ririe, "Aaah ...engga laah, engga akan kejadian lagi, kamu lebih hati-hati aja lain waktu. Lagian pakai motor lebih beresiko dijalanan , blom lagi kalau hujan," kata Hasann.

Ririe pun terdiam seakan berfikir sambil memandang Hasann dan Hasann jadinya menebak-nebak isi pikirannya.

Kenapa jadi mau naik motor aja ? pikirnya...kenapa tiba-tiba mau jual mobilnya ? engga masalah buat aku sih Ririe bawa mobil , nanti juga aku belajar stir mobil dalam hatinya.

"Mobilnya sudah enak lagi sekarang Rie ?" tanyanya.

"Puji Tuhan sudah normal lagi hehehe."

"Yaa syukurlah...hahaha, jadi belajar juga kan ? buat lebih hati-hati lain waktu. Masih beruntung cuma nabrak mobil yang lagi berenti...kalo nabrak yang lain kan lebih repot urusannya, " canda Hasann...disertai tawanya.

"Aaah amit-amit" kata Ririe.

"Kapan mau kekosan aku lagi San?" tanyanya mengundang.

"Ooh kayaknya lagi sibuk sekali nih Rie, maaf . Aku harus bikin beberapa presentasi di kampus, pengen cepat selesai kuliahnya hehehe...,"sambil menoleh kearah Ririe yang berjalan disampingnya.

"Ooh yaa...?" jawab Ririe. Agak kecewa dia .

"Iya aku harus fokus dulu sama kuliah nih, biar cepat lulus dan bisa merencanakan langkah selanjutnya...sayang kalau sampe tertunda," jelas Hasann.

"Yang penting kamu jangan kemana-mana aja," canda Hasann lagi.

"Haaah maksudnya...?? jangan kemana-mana gimana ?"penasaran Ririe dengan nada bertanya.

"Iya. Jangan kecantol orang lain hehhe," kata Hasann disertai tawanya.

"Oooh ," kata Ririe sambil cemberut. "kamu tuuh... yang jangan kemana-mana kaliiii ?" balasnya sambil mengeritkan alisnya menoleh ke Hasann ,tersenyum dengan lesung pipitnya.

"Hahaha..okee deh kalo gitu kita sebaiknya cantelan aja dulu ," kata Hasann.

"Apa an sih cantelan ?" engga mengerti Ririe istilah bahasa Sunda ini.

Hasann menyodorkan jari kelingkingnya ke tangan Ririe, yang langsung disambut dengan saling mengaitkan jari kelingking mereka.

"Naaah ini namanya cantelan ...," kata Hasann tertawa. Ririe pun senang diajak bercanda seperti ini.

"Sampai ketemu lagi nanti yaa ?" Hasann bilang sambil mengedipkan mata kanannya, yang disambut dengan senyum lesung pipitnya Ririe.

Hm... aku engga akan lupa senyumnya, dalam hati Hasann.

Selang beberapa minggu kemudian,

Pak Hasann... aku kangen,dalam hati Ririe setelah sekian minggu engga juga dikunjungi. Yang bisa ia kerjakan adalah memandangi foto sewaktu pa Harto berulang tahun di ruang guru itu. Ia pajang foto itu di meja tulis kamar kosnya, dengan judul 'Kenangan Terindah' yang dia tulis dengan spidol .

Ririe kagum akan ke dewasaan, kelembutan dan sifat gentle nya Hasann merangkul dirinya ketika itu. Engga tampak sifat angkuh padahal sebenarnya ia sengaja mendekatkan diri disampingnya waktu itu.

Ooh dimana lagi ada pria seperti itu. Apakah ini namanya cinta ?dalam hatinya bertanya. Iya...! Ririe memang sedang jatuh hati sama Hasann, yang sedang sibuk dengan tugas kuliah dan pekerjaannya .

Apakah Hasann juga cinta sama aku ?, pikirnya. Sejauh ini sih, kelihatannya Hasann selalu bertindak seperti kepada seorang kekasih. Pada momen-momen yang penting , saat diperlukan untuk menunjukkan kasih sayangnya, Hasann selalu bertindak tepat.

Ririe pun mulai asyik dengan buku diary nya, untuk mengisi kekosongan hatinya.

Dear diary,

Aku rindu sama dia, ingin sekali menjadi yang spesial buat dia.

Aku rindu dengan kasih tulusnya, dengan dekapannya yang membuatku merasa nyaman.

Semoga saja dia yang Tuhan kirim untukku.

Suatu pagi setelah memarkir motornya, Hasann melihat mobil Ririe sudah lebih dulu parkir ditempat yang sama. Tapi setelah diperhatikan ternyata jendelanya mobilnya sedikit terbuka. Hasann pun menyempatkan mendekati kendaraannya.

"Haaii pagii..." sambut Hasann.

"Ooh pagi San, apa kabar ?" balas Ririe sambil menurunkan kaca jendelanya lebih lebar.

"Kok tumben engga langsung masuk ?"tanya Hasann .

"Ooh ini saya baru sampai juga, lagi buka-buka pesan di ponsel, biasaaa... ." katanya sambil merapikan tasnya dan menutup kembali kaca jendelanya.

Hasann menunggu sebentar sebelum Ririe keluar dari mobilnya.

Merekapun berjalan berdua menuju ruang guru yang berjarak hanya beberapa puluh langkah saja.

Sekilas Hasann memperhatikan penampilan Ririe, biasa aja sih dengan celana panjang warna coklat dan atasan warna pink, terlihat cantik dengan rambutnya yang terikat rapi sebahu.

Hasann mulai menggodanya, "Apaa kabarnya Ririe...masih kos disana kan ?"

"Ooh sudah pindah San...ke Gedung Sate !! "jawabnya dengan nada yang dibuat sedemikian serius, tapi sambil tertawa-tawa yang membuat Hasann pun tertawa lepas, ciri khasnya dia kalau tertawa.

"Kamu tuh lucu yaa ?" kata Hasann. Ririe engga menjawab cuma memberi cubitan dilengan Hasann.

"Tau rasa luu...," katanya sambil masuk ruang guru dan berpisah disana.

Malamnya kembali Ririe dengan kesendiriannya.

Dear diary,

San...kamu itu mempesona, bikin aku jadi tergila-gila gini...kamu itu orangnya serius tapi senang bercanda. kamu tau engga sih , kalau lagi sendirian gini, aku selalu ingat kamu !

kembali Ririe menuangkan isi hatinya,

Dear diary,

Aku heran, kok Hasann kayaknya cuekin aku berapa hari ini..., kenapa yaa ? aah aku juga engga enak kalau harus banyak tanya ini itu kayak campurin urusan dia gitu, takutnya malah ngeganggu, tapi kenapa jadi cuek gitu siih... dear diary ?

Bab berikutnya