SANG PENAKLUK
PULAU SUMATERA
CHAPTER 1.
PERJALANAN DARI MAJELIS LAMPUNG
Dari Travel di Lampung melakukan perjalanan menuju Jambi menempuh kira-kira sekitar 12-14 jam saja tapi tergantung dengan kondisi jalanan ya g padat atau tidak. Di dalnm perjalanan tidak ada yang spesial karena perjalanan berjalan lancar dan kami sampai di Kota Jambi sekitar jam 10. malam. Di jalan berhenti 2 kali untuk istirahat, makan siang dan sholat. Sesudah kita turun dititik yang dijanjikan oleh kang Roni, kami turun, di depan Pom Bensin yang sudah diberitahukan juga ke supir travel nya. Tak lama kemudian saya telpon kang Roni,
"Halo, kang, saya udah di depan Pom bensin, kang Roni dimana?" tanyaku.
"Saya juga di depan Pom bensin kang, lah Kang Narendra dimana?" tanyanya.
"Ini, saya bertiga," kataku.
Kemudian Kang Roni keluar dari mobilnya,
"Kang Narendra," panggil kang Roni.
"Eh….kang Roni, dimana mobilnya?" tanyaku.
"Ini mobilku kang," katanya.
Ternyata mobilnya sudah di samping kita berdiri.
"Oalah, apa kabarnya kang?" tanyaku sambil kita berpelukan dan bersalaman.
"Iya kang, mari naik mobil nya," katanya.
"Ini kenalkan Kang Gandi dan Kang Asep,"Kataku.
Mereka kemudian bersalaman dan berpelukan dan memasukkan barang nya di dalam mobil di belakang.
"Silahkan kang masuk," katanya kemudian. Dan kemudian kita bertiga masuk ke dalam mobilnya di kursi bagian tengah. Ternyata di depan ada istrinya yang sedang tiduran.
"Assalamu'alaikum mbak, Saya Narendra dan ini kang Gandi dan Kang Asep," kataku.
"Wa'alaikumsalamYa salam kenal semuanya yah, berapa lama perjalanan, kang Narendra?" tanya istri kang Roni.
"Sekitar 13 jam mbak, oh ya kang Roni ini masih jauh?" tanyaku.
"Masih kang, sekitar 2-3 jam, soalnya jalanan nya parah, lobang besar-besar," katanya.
"Oh gitu ya, wah disini banyak sungai besar, kang?" tanyaku,
"Iya, ini cabang dari sungai Musi dan yang disana itu sungai Batanghari,," katanya.
"Oh, begitu..." kataku.
"Kang Gandi, saya titip penunggu sungai ini ya?" Kataku sambil menarik gaib nya yang terkuat. Dan saya masukkan ke dalam lengan kang Gandi,
"Wah, enak saja kang Narendra ini. Nanti sakit akunya," kata kang Gandi.
"Hahahaha...Titip sebentar ajah, besok aku keluarkan yah, sekalian ini yang satunya, masuk ke lengan kang Asep, Hu'.." kataku. setelah saya Tarik juga Penguasa Gaibnya.
"Jangan dong kang. Aku lagi lemes ini mual, aduuuhhh" kata Asep.
"Titip sebentar, hahahaha," kataku.
"Kang emang kuat ya gaib nya?" tanya kang Roni.
"Nanti bisa keliatan kang Roni, kalo saya rasakan sih emang kuat banget, kayak nya yang di kang Gandi itu Siluman Ular, tapi yang di kang Asep itu Siluman Buaya," kataku.
"Terprotek..Hu'," kataku.
"Hahahaha..tau ajah akang ini mau saya masukkan ke dalam lengan kang Narendra," katanya.
"Ah, ya gak bisa dong, hehehehe," kataku.
DI MAJELIS TUJUAN
Akhirnya kita sampai setelah 2.5 jam perjalanan. Dan kami akhirnya turun.
Kami disambut oleh banyak jamaah yang ada di rumah itu, Rumah itu rumahnya kang Tarman dan sebenar nya jamaah disini sudah terbentuk dan tinggal penguatan saja. Makanya rencanaku hanya 1-2 bulan saja membantu mereka disini.
"Kang Narendra, selamat datang," kata mereka.
Satu per satu jamaah yang menyambut dan bersalaman serta berpelukan dengan ku. Begitu sampai di pintu depan rumah kulihat banyak sekali jamaah yang hadir dan banyak juga yang perempuan nya. Mereka istri dari para jamaah dan ada yang bawa sekaligus orang tua mereka. Saya terkejut dan terpana dengan banyaknya jamaah disini.
Kemudian kami dibimbing untuk masuk ke kamar dan bergantian mandi, yang kebetulan kamar mandinya ada di dalam kamar jadi kami langsung mandi bergantian. Setelah itu kami duduk ditikar bersama dengan jamaah-jamaah disana. Setelah itu kami semua ikut pengajian Waqiah bersama. Setelah selesai ami dongkrak bersama atau rukiyah masal. Semua orang dibantu untuk mengeluarkan kotoran, energi buruk dan energi negatif dalam tubuh.
Setelah acara dongkrak lanjut ke acara bebas, kami makan dan minum serta merokok dan ngopi. Banyak yang diskusi dan minta petunjuk saya dalam beramaliah.
Kemudian datang Kang Adim yang disini sebagai ketua Majelis di Jambi sini. Kang Adim secara pribadi mengucapkan terima kasih atas kedatangan kami dari lampung dan berharap mendapatkan bimbingan agar semua amaliah yang dijalankan tidak keluar dari jalur.
Kemudian saya menanyakan kepada mereka yang sudah bisa jadi mediator, dan ternyata hanya mas Adim saja yang bisa, dan ada satu jamaah yang bisa hanya jamaah wanita.
"Ya semua jamaah harus belajar medium agar bisa saling membantu dalam menangani pasien dan menundukkan gaib-gaib disini, biar mereka tunduk dan bisa mengikuti amaliah dari Guru kita," kataku kepada mereka.
"Iya kang, saya mau belajar juga," kata kang Giman.
"Saya juga, kang," kata kang Tarman
Kang Tarman ternyata wakil ketua majelis ini, dan terbentuknya majelis ini diawali oleh Kang Adim dan Kang Tarman baru mereka menghubungi beberapa orang teman mereka untuk bergabung.
"Kang Tarman harus nya udah bisa dong, biar bisa membantu perjuangan disini," kataku.
"Iya kang udah beberapa kali gak bisa-bisa bergerak kang," katanya.
"Nanti, dibantu sama Kang Gandi dan Kang Asep ya, yang mau belajar medium," kataku.
Banyak beberapa jamaah yang ijin pulang, karena sudah malam dan membawa istrinya ke majelis ini. Kemudian masih banyak yang masih berkumpul dan kita semua terlibat obrolan yang menarik satu sama lain.
"Kang ini tolong dibantu, kang Sunarya, dia mau membersihkan badan nya, katanya isi badan nya milyaran Iblis nya," kata kang Adim.
"Ya sini kang, kita bangkitkan," kataku.
"Mari ke sini pak Sunarya, kita keiuarkan Iblisnya," kataku.
Kemudian kang Sunarya maju dan mendekat, kang Gandi dan kang Asep juga mengitari di kanan kiri kami.
"Kang Gandi, tolong keluarkan dan bangkitkan Iblisnya," kataku.
"Ah gak berani kang, aku takut sama Iblis, hahahaha," katanya guyon.
"Ah, gimana sih kang Gandi, ya udah kang Asep saja," kataku.
"Aku masih lemas kang," katanya.
"Yo weslah, sini pak Sunarya," kataku.
"Bismillahirohmanirohim...(Password), Jin, Siluman, Setan dan Iblis dalam badan Kang Sunarya di depan sini, bangkit dan kuasai badannya...Hu'...'kataku.
"Hhmmm...hahahaha," katanya.
"Siapa kalian!! saya belum kenal dengan kalian.." katanya.
"Saya orang biasa saja, kamu siapa di badan Kang Sunarya?" tanyaku.
"Aku Iblis..!! hahahahaha..." katanya tertawa dan berlagak sombong.
"Oh Iblis...tandukmu berapa?" tanyaku kembali.
"Aku bertanduk Tujuh," katanya sambil memegang kepala nya seakan ada tanduk nya tujuh buah.
"Ya sekarang (Passsword) tanduknya putus semua dan tidak bisa tumbuh lagi sampai akhir kiamat, Hu'," kataku.
"Aaaaduuuuhhh tanduk ku hilang semua, kemana tanduk ku, aku tidak seram lagi...!!!" amuknya.
"Hahahaa...(Password), wujudmu berubah menjadi Donald Bebek yang lucu dan imut-imut,Hu'.." kataku lagi sambil menjetikkan telunjukku.
"Halo semua...aku Donald Bebek," katanya bergerak dan berbicara seperti Donald Bebek dan bermimik seperti bebek.
"Hahahahaha.." kataku tertawa dan semua yang hadir disana ikut tertawa.
"Ayo, kembalikan wujudku semula," katanya memelas.
"Gak ahh, kamu kayak gitu ajah! (Password) semua iblis yang da dibadan kang Sunarya, yang mengumpat dimanapun berubah menjadi Donald Bebek juga, Hu'..!" kataku.
"Jangan dong, kami semua jangan diubah menjadi Donald Bebek, gimana ini?Ayo semua yang bisa merubahku akan aku kasih ilmu!" katanya sambil memohon dan memanggil yang hadir disana satu-satu.
"Tidak ada yang mau ilmu dari kamu, ilmu kamu itu Ilmu sesat, (Password) semua Ilmu sesat, Ilmu hitam Ilmu prewangan, Ilmu cadangan yang dimiliki oleh semua Iblis di dalam tubuh Kang Sunarya lenyap dan kembali ke Laumul Mahfuhs, Hu'.."kataku sambil menarik dan membuang ke udara.
"Huhuhuhuhu....kamu jahat sekali!!" katanya menangis.
"Kamu masuk Islam saja yah," kataku sambil menembak otomatis semua Iblis di dalam badan kang Sunarya menjadi muslim lengkap dengan amaliah, dzikir dan illmu nya.
Dan saaya password kalo murtad akan masuk neraka jahanam sampai akhir kiamat.
"Ayo, ikutin saya mengucapkan dua kalimat syahadat," kataku. Dan Iblisnya mengikuti kata-kataku.
"Dah distempel ya kamu, kalo murtad akan meledak dan masuk neraka jahanam sampai akhir kiamat."
"Huhuhuhu...Enak sekali aku menjadi muslim sekarang. Terima kasih ya semuanya," katanya sambil menitikkan air mata.
"Ya...itu semua nya yang di dalam badan kang Sunarya sudah saya stempel semua Iblis nya tak bisa murtad lagi loh!!" kataku.
"Ya, saya mohon pamit, Assalamu'alaikum," katanya.
"Wa'alaikumsalam," Kataku dan semua yang ada disana.
Setelah itu Kang Sunarya berseri kembali, dan sadar setelah keluar Iblis dalam tubuhnya.
"Alhamdulilah pak Sunarya, semua itu karena Allah semata," kataku menjelaskan,
"Alhamdulillah, terima kasih kang Narendra," katanya senang.
"Iya pak sama-sama," kataku mengiyakan saja.
***
Note. Terima kasih Para Pembaca yang setia! saya harapkan kalian berikan Komen di setiap bab dan berikan Like dan jadikan Novel saya ini di dalam perpustakaan anda! Kami akan selalu mendoakan kalian selalu sehat dan dalam Lindungan sang Pencipta, Aamiin
**
by. SKI
***
Jangan Lupa, membaca Juga buku Penulis yang lain di Aplikasi ini,
BERJUDUL: PERJALANAN SANG SALIK KAKI PALSU 3 Bulan di BALI Istriku, Yang LELAH