webnovel

Chapter 4 - Pertemuan

Kekaisaran Federal Louria

Maihark, Negara Bagian Maihark

Maihark, sebuah kota besar di Qua-Toyne yang dulunya kaya karena dijadikan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan utama, kini mendadak menjadi sepi. Hampir tidak ada aktivitas ekonomi di kota ini semenjak Pasukan Louria datang dan mengontrol kota ini. Segera setelah pasukan Louria menduduki ibukota Qua-Toyne, yaitu kota Qua-Toyne, pasukan Louria langsung membentuk pemerintahan pendudukan dan membagi-bagi Qua-Toyne berdasarkan keinginan mereka.

Salah satunya tentunya adalah Maihark. Dikarenakan statusnya yang penting, maka kota ini dijadikan sebagai wilayah sendiri yang mana dipimpin oleh salah satu anak Hark Louria, yaitu Hesjan Louria.

Segera setelah dia menstabilkan kota ini, dia langsung mengadakan rapat.

"Yang Mulia Pangeran Hesjan, kota ini sekarang telah stabil, meskipun aktivitas ekonominya bisa dibilang, masih mati suri. " Ucap Ketua Dewan Pengurus Ekonomi Kota, Panas.

"Lalu, bagaimana dengan para pedagang, apakah tidak ada pedagang di kota ini? " Tanya Hesjan.

"Uhh... " Panas nampak kebingungan untuk menjawabnya, membuat Wali Kota terpaksa turun tangan.

"Yang Mulia Pangeran, dengan berat hati saya harus mengatakan bahwasanya, berdasarkan pengakuan dari penduduk kota, para demi human lah yang banyak berkontribusi terhadap ekonomi. " Jawab Walikota, Dingin .

".... "

"..... "

Keheningan langsung meliputi seluruh ruangan.

"Hmmm.... "

Pangeran Hesjan sedang terdiam dikarenakan fakta yang ditemukannya ini cukup bermasalah. Tidak mungkin dia menyuruh para Demi Human yang sedang diperbudak itu untuk kembali berdagang, ayahnya pasti akan marah. Dan kalaupun dia berusaha menyamarkan mereka, yaitu paling mudahnya adalah elf, mereka memiliki telinga runcing yang khas.

"Apakah para manusia di kota ini tahu caranya menjadi pedagang handal? "

"Ada beberapa Yang Mulia Pangeran, namun mereka bisa dihitung dengan jari jumlahnya. "

Jawaban itu membawanya kepada satu kesimpulan, "Kita membutuhkan investasi dari luar, " ucap Hesjan.

Kemudian dia menolehkan pandangannya ke pemimpin garnisun Pasukan ke 1 Louria yang bertanggung jawab atas wilayah Maihark, Sorden, dan Hambur, atau mudahnya disebut dengan Qua-Toyne Bagian Utara.

"Kita akan membahas investasi nanti karena sulitnya mencari investor yang mau menanam modal di kota yang baru saja direbut. Untuk itu, Jenderal Adem, apakah anda memiliki laporan mengenai burung misterius yang muncul di atas langit Qua-Toyne sewaktu kita sedang melaksanakan invasi? "

Burung misterius itu langsung mengingatkan Adem tentang sebuah burung asing yang memasuki wilayah udara di atas kota Qua-Toyne dan berputar-putar di atas sana. Kemudian, setelah mungkin melakukan pengintaian, burung itu berbalik dan pergi.

Burung itu juga dikabarkan muncul di Quilla, dan muncul laporan dari para Wyvern Raider bahwa burung itu terbang dengan kecepatan dan ketinggian yang tidak dapat ditandingi oleh wyvern-wyvern mereka. Afiliasi negaranya tidak diketahui dan di badan burung itu terdapat sebuah lingkaran berwarna merah di sebagian atas dan putih di sebagian bawah, tetapi tidak ada negara dengan bendera berwarna merah putih di dunia ini.

"Yang Mulia Pangeran, jujur saja, saya belum mendapatkan informasi terbaru mengenai burung misterius itu. Namun, jika boleh mengatakan, ada kemungkinan itu adalah Naga Agung dari Gahara. Hanya saja... "

"Hanya saja? "

"Saya tidak dapat menemukan alasan yang masuk akal bagi Gahara untuk memata-matai kita. "

"Hmm, begitu. Akan saya pertimbangkan hal ini. "

"Baik, Yang Mulia. "

Namun kemudian, Pemimpin Pasukan Khusus Pangeran, yaitu Unit Kalangkara mengangkat tangannya dan membuat sebuah pernyataan.

"Yang Mulia Pangeran, maaf menyela, namun berdasarkan kelompok analisis kami, burung itu mirip dengan mesin terbang yang dikembangkan di Negara Besar Wilayah Peradaban Kedua, yaitu Mu. Namun, mesin terbang terbaru milik Mu hanya memiliki kecepatan maksimal 350km/jam. Objek terbang itu jelas memiliki kecepatan yang melebihi 600km/jam. Hanya saja..."

"Hanya saja?.... ada apa?"

"Ya. Ada laporan yang mengkhawatirkan bahwa jauh di sebelah barat Mu, di ujung barat dari Wilayah Peradaban, muncul sebuah negara baru yang menyebut diri mereka Kekaisaran ke 8, yang menyerang negara di sekitarnya dengan kekuatan yang luar biasa. Tetapi, senjata yang mereka gunakan benar-benar tidak diketahui. "

"Ahahahahaha! "

Suara orang tertawa itu jelas mengundang perhatian banyak orang. Dan saat mereka menoleh ke arah suara, jelas lah bahwa tawa itu berasal dari Adem.

"Maaf, maafkan atas tertawaan saya. Namun, Kekaisaran ke 8 terletak jauh disebelah barat Mu. Bahkan jarak negara kita dari Mu sudah lebih dari 20.000 km. Tidak peduli seberapa luar biasa militer yang mereka miliki, sulit untuk membayangkan bahwa burung ini memiliki hubungan dengan mereka."

"Tetap saja, burung itu tidak mengepakkan sayap mereka. Apakah burung itu bahkan layak untuk disebut sebagai burung? "

"Tentu saja. Kalau tidak, memang apa lagi? "

"Semua makhluk yang terbang mengepakkan sayap mereka. Mulai dari serangga seperti lalat dan nyamuk, kecoak, burung, bahkan naga dan wyvern sekalipun. Bagaimana mereka bisa terbang tanpa mengepakkan sayap? Hanya burung mekanis buatan Mu lah yang sanggup, dan bahkan mereka tidak menyebut itu sebagai burung! "

"Sudah cukup, tidak mungkin burung misterius itu adalah mesin mekanis dari Mu atau Kekaisaran ke 8!" Tegas Adem.

"Lalu apa, dari mana, kau bahkan tidak tahu itu apa kan? "

"Kalian berdua, Adem, Prata, hentikan debat ini, " ucap Pangeran mencoba menghentikan debat ini.

Namun, seolah telinga mereka sudah sepenuhnya dikunci, mereka berdua tetap berdebat mengenai asal-usul burung misterius itu dan apakah burung itu memang benar-benar burung, atau tidak. Hingga, secara tiba-tiba, pintu dibuka oleh seorang prajurit yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan rapat tanpa mengetuk.

"Sebaiknya kau punya alasan yang bagus. "Ucap Hesjan.

"Lapor!!"

Prajurit itu mulai membaca laporannya. Singkatnya, isi dari laporan itu adalah:

Pagi ini, di perairan sebelah timur Maihark, muncul dua buah kapal yang terbuat dari besi dengan panjang kurang lebih 120 dan 100 meter, masing-masing. Ketika angkatan laut melakukan pemeriksaan, mereka melakukan kontak dengan diplomat dari sebuah negara manusia yang disebut Indonesia, yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki niat bermusuhan. Sebagai hasil dari penyelidikan itu, ada beberapa fakta yang sudah dipastikan. Selain itu, inilah yang dikatakan oleh mereka sendiri, 'Negara Indonesia, tiba-tiba dipindahkan ke dunia ini.'

Karena negara itu benar-benar terputus dari dunia mereka sebelumnya, mereka mengirimkan unit patroli untuk memeriksa sekeliling mereka. Selama patroli itu, mereka menemukan Benua Rodenius dimana negara kita berada. Mereka benar-benar meminta maaf karena telah memasuki wilayah udara kita saat mereka sedang melakukan patroli.

Mereka ingin melakukan pertemuan diplomatik dengan Kekaisaran Louria segera.

Itu adalah sebuah cerita yang sangat gila, yang tidak dapat dipercayai oleh satu orang pun yang ada di rapat ini.

Seluruh negara dipindahkan ke dunia ini? Bahkan jika itu muncul didalam legenda, itu adalah hal yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Namun, negara yang bernama Indonesia itu adalah negara manusia, dan jika itu benar, maka masuk akal jika mereka mengajukan sebuah konferensi diplomatik.

Untuk saat ini, sudah diputuskan bahwa mereka akan mengundang sang diplomat itu ke kediaman resmi Pangeran di Maihark.

"Pastikan mereka melewati wilayah yang sudah dibersihkan dari dampak peperangan dan aman dari bandit! " Perintah Hesjan ke Walikota.

"Siap! "

-----

Maihark, Negara Bagian Maihark

Kediaman Resmi Pangeran Hesjan

Rumah mewah nan megah yang berdiri dengan kokoh di tepi sungai yang mengalir. Mungkin tidak benar-benar langsung di tepi, tetapi memang, rumah ini terletak dekat dengan sungai Maihark, cikal bakal nama kota ini. Dulunya, rumah ini dimiliki oleh seorang Bangsawan Elf yang menjadi Walikota Maihark. Namun sekarang, nasib bangsawan itu beserta keluarganya sudah tidak diketahui.

Dan didalam rumah ini, terdapat beberapa orang dengan pakaian yang biasanya dikenakan oleh orang dari Wilayah Peradaban ke 2 dan 1, membuat Pangeran Hesjan cukup terkejut saat melihatnya.

"Mari kita masuk kedalam. " Ajaknya kepada utusan diplomatik dari negara manusia ini.

Pertemuan ini cukup melenceng dari yang seharusnya. Biasanya, orang dari Kementerian Luar Negeri akan mengadakan perundingan atau rapat persiapan terlebih dahulu, lalu Menteri Luar Negeri akan menjalin hubungan diplomatik, dan untuk sementara mereka akan mengawasinya dengan seksama, sampai pada akhirnya, kepala pemerintah Kekaisaran Federal Louria, Sang Kaisar, akan mengumumkan perjanjian tersebut dengan penguasa negara yang bersangkutan.

Namun, dibawah kondisi bahaya ekonomi yang akan melanda kota ini dan kebutuhan mendesak untuk mendapatkan investasi secara cepat, Pangeran Hesjan memutuskan untuk mengabaikannya. Selanjutnya, jika saja negara manusia yang disebut Indonesia itu adalah negara yang ekonominya kuat, maka mereka harus memancing investasi secara cepat.

Memang ada resiko besar, tetapi dia harus mengambilnya supaya ayahnya memandangnya sebagai calon yang memiliki nilai lebih. Plus, negara manusia ini memiliki kapal dari besi dengan meriam besar, keduanya menunjukkan kekuatan teknologi yang besar, jadi kekuatan nasional Indonesia tidak bisa diremehkan. Akan menjadi nilai tambah jika dia bisa membuat negara ini menjadi kawan.

"Kalau begitu, bisakah aku masuk?"

Beberapa waktu yang lalu, utusan Indonesia, sang diplomat, dipandu ke ruangan tersebut. Begitu Hesjan membuka pintu dan masuk kedalam, mereka semua berdiri dan membungkuk kepadanya.

"Selamat pagi! Saya adalah Soeratno, diplomat dari Indonesia. Terlepas dari kunjungan kami hari ini yang tiba-tiba, Saya senang mendengar bahwa anak dari pemimpin negara ini akan bertemu dengan kami. Ini adalah suatu kehormatan bagi kami, tolong izinkan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya."

Perwakilan dari sisi Indonesia adalah Soeratno, yang mengucapkan salam, sementara 4 pria lain hanya menemaninya.

"Ya, dengan senang hati."

Bagi sisi Kekaisaran Federal Louria, dengan Pangeran Hesjan berada di tengah, Jenderal Adem di samping kirinya, Mayor Prata di samping kanannya, dan 5 orang staf Balai Kota beserta Walikota Dingin dan Ketua Dewan Ekonomi duduk di tempat mereka masing-masing.

"Saya akan bertindak sebagai ketua konferensi. Saya adalah Walikota Maihark, Dingin. Senang bertemu dengan anda. Ini mungkin tiba-tiba, tetapi Bapak Terhormat dari Indonesia, bolehkah saya menanyakan tujuan negara anda untuk kunjungan ini?"

Rinsui membuat sebuah sapaan cepat dan segera masuk ke topik utama.

"Ya, pertama biarkan saya membagikan dokumen ini."

Salah satu diplomat dari Indonesia itu membagikan dokumen yang dia bawa. Walikota mengerutkan dahinya ketika dia melihat dokumen itu.

Tertulis disitu bahwa negara yang disebut Indonesia ini terletak sekitar disebelah utara negara ini.

"Tunggu sebentar. Seharusnya tidak ada satupun negara yang berada ditempat itu. Memang, wilayah perairan itu memiliki sekelompok pulau dan arus laut yang ganas. Beberapa pulau memang memiliki pedesaan, jadi apakah desa-desa itu berkumpul dan membentuk sebuah negara?"

Soeratno menggelengkan kepalanya beberapa kali sebelum menjawab.

"Tidak, negara kami adalah sebuah negara kepulauan dengan total luas daratan sekitar 1.484.030 meter persegi, jadi itu tidak bisa disebut sebagai pedesaan."

Dingin kebingungan dengan ukuran daratan yang disebutkan oleh Soeratno. Memang, itu cukup luas bagi sebuah negara, tapi dia tidak pernah mendengar tentang penemuan pulau sebesar itu. Dingin dan yang lain juga sama bingungnya dengannya.

"Meskipun ini mungkin sulit untuk dijelaskan, tapi kami datang dari sebuah planet yang disebut Bumi dan dipindahkan kedunia ini dengan suatu cara. Penyebabnya masih belum bisa dipastikan."

Hesjam menggunakan kesempatan itu untuk mengejar perkataan Soeratno.

"Memang, kami telah menerima laporan seperti itu selama rapat kemarin. Tapi...untuk memindahkan seluruh negara.... Saya tidak bisa membayangkan seberapa banyak material dan energi yang diperlukan untuk melakukan hal semacam itu. Saya minta maaf tetapi dari pada sebuah dongeng, saya hanya bisa menganggap cerita anda sebagai sebuah bualan."

"Sudah wajar jika anda tidak mempercayai sebuah fenomena dimana sebuah negara dipindahkan ke dunia ini. Bagi sisi kami juga, kami tidak akan mempercayainya tanpa satupun bukti yang kuat. Mungkin, jika di Bumi, ada orang yang muncul dan mengatakan bahwa negara kami di pindahkan ke sebuah tempat yang terletak sekitar beberapa ratus km dari tempat ini, maka kami tidak akan menanggapinya dengan serius. Mungkin, untuk membuat hubungan masing-masing negara menjadi lebih baik, bagaimana jika negara kalian mengirimkan delegasi ke negara kami? Jika mereka melaporkan pengamatan langsung yang mereka lakukan, maka negara anda akan mempercayainya, bukankah anda setuju?"

"Namun...."

Sudah wajar bagi Hesjan untuk menunjukkan ketidaksetujuannya. Meskipun dia adalah seorang Pangeran yang memiliki kekuasaan lebih, jika sesuatu terjadi ketika mereka dikirim ke wilayah yang mencurigakan dan mereka mati, sudah jelas siapa yang akan bertanggung jawab atas hal itu. Dan itu akan berakibat fatal terhadap dirinya.

"Pangeran Hesjan."

Tidak dapat melihat Hesjan bimbang dengan jawabannya, Prata memutuskan untuk masuk kedalam percakapan.

"Saya paham kekhawatiran Yang Mulia Pangeran. Namun, mereka benar-benar menerbangkan unit mereka di atas Maihark dan berkunjung dengan menggunakan sebuah kapal besar yang terbuat dari besi. Bahkan jika desa-desa di pulau itu membentuk sebuah negara, mereka seharusnya tidak bisa tiba-tiba membangun kapal seperti itu. Mereka memiliki kemampuan yang tidak kita miliki, tapi mereka telah mengusulkan kepada kita untuk mengirimkan seorang delegasi untuk melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Di atas itu semua, mereka memahami sopan santun dan merupakan negara manusia. Tergantung kondisinya, akan lebih menguntungkan jika kita menjalin hubungan diplomatik, bukankah anda setuju?"

Hesjan menilai situasi itu dengan tenang. Lalu dia menghadap ke arah Soeratno dan melanjutkan.

"Tuan dari Indonesia, apa yang anda inginkan dari memulai hubungan diplomatik dengan negara kami? Tentu saja kunjungan ini bukan hanya sekedar untuk berwisata bukan?"

Setelah sunyi sejenak, Soeratno mulai berbicara dengan perlahan.

"Yang paling utama adalah makanan. Dari beberapa foto, kami melihat bahwa negara anda memiliki banyak lahan pertanian dan perkebunan yang besar. Negara kami sangat membutuhkan makanan-makanan itu. Selanjutnya, kami benar-benar tidak mengetahui apapun tentang dunia ini. Jadi, kami berharap bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang dunia ini."

"Hohoho! Jadi, itu adalah makanan!"

"Ya, kami ingin agar anda menyediakan makanan sebanyak mungkin. Kebutuhan makanan di negara kami sangat besar. Tentu saja, kami tidak berpikir bahwa itu bisa dipenuhi oleh negara anda saja, jadi kami juga akan melakukan negosiasi pengadaan pangan dengan negara lain."

"Begitu. Seberapa besar tingkat ketersediaan pangan di negara anda?"

"Dulu sangat tinggi. Namun, sekarang ini sangat rendah. Banyak penduduk kami yang terancam oleh kelaparan. "

Jawabannya tidak bisa di baca dari ekspresi Soeratno. Untuk orang yang berada di posisi lebih rendah, dia adalah pria yang cukup terampil. Hesjan diam-diam mengaguminya dan memutuskan untuk memberikan sebuah informasi tentang negaranya, atau lebih tepatnya negara taklukkan.

"Anda mengatakan bahwa negara kami adalah yang pertama kali kalian hubungi sejak negara kalian dipindahkan?"

"Ya. Kunjungan ini adalah aktivitas diplomatik pertama kami sejak pemindahan itu."

"Kalau begitu negara kalian beruntung. Negara kami menerima berkah dari Dewi Tanah. Semua jenis tanaman dan sayuran tumbuh bahkan tanpa perawatan khusus. Tidak peduli seberapa besar kebutuhan pangan di negara anda, saya percaya bahwa negara kami dapat memenuhi sebagian besar dari hal itu."

Wajah delegasi Indonesia menjadi cerah. Bahkan Soeratno sedikit menurunkan bahunya.

"Kalau begitu, Indonesia akan segera melakukan persiapan untuk delegasi itu. Kita akan bertemu lagi di tanggal yang telah ditentukan."

"Saya paham."

Kekaisaran Federal Louria, atau lebih tepatnya Negara Bagian Maihark memutuskan untuk mengirim seorang delegasi untuk mengunjungi Indonesia.

Setelah rapat selesai dan delegasi Indonesia diantarkan ke suatu penginapan yang telah ditentukan, Jenderal Adem mendatangi Pangeran Hesjan dengan wajah yang bingung dan khawatir.

"Yang Mulia Pangeran, maaf atas pertanyaan saya yang mungkin akan sedikit kurang berkenan bagi anda. Namun, apakah menjalin hubungan diplomatik tanpa sepengetahuan pemerintahan pusat di Jin-Hark adalah ide yang bagus? "

Hesjan kemudian tersenyum.

"Tentu saja. Investasi dan perdagangan dalam jumlah besar akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi negara. Ayah pasti akan memaafkanku karena hal itu. Dan tentunya, posisiku sebagai calon akan diperhitungkan. "

Adem hanya bisa terdiam saat mendengar jawaban itu. Memang, posisi Pangeran memiliki suatu keistimewaan tertentu. Namun, menjalin hubungan dengan negara lain dia rasa cukup berlebihan. Tapi tetap saja, dia hanya bisa mendukung langkah yang diambil oleh Pangeran ini.

Notes:

Link Server Discord

https://discord.gg/QmXDyR4xvA