webnovel

Kepercayaan Yang Luar Biasa

Apa yang dikatakan oleh Zero telah menanamkan sebuah ingatan yang cukup buruk di kepala Azura, dia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ini benar-benar sangat membuat dirinya menjadi prestasi, kejadian sebelumnya memang sangat merepotkan hingga Azura tidak mampu memikirkan hal yang lebih baik lagi.

"Apa yang harus aku lakukan? Apakah di dunia ini masih ada cara untuk diriku bisa menjadi lebih baik lagi?" Tidak bisa dipungkiri kalau keraguan itu terus membuat hadi Azura menjadi semakin berguncang, dirinya ingin mencoba untuk tetap fokus, namun butuh sebuah keyakinan yang kuat untuk mendapatkan perasaan itu kembali.

Besok harinya….

Suara itu cukup nyaring di telinga Azura, dia membuka matanya dan tepat sinar matahari sudah terlihat olehnya. Azura mencoba untuk melihat bagaimana kondisi keadaan diluar, kakinya masih terasa sangat perih.

Dirinya tidak ingin terus-terusan berada di tempat tidur, secepatnya Azura ingin pergi dari tempat itu.

Dari kejauhan Zero terlihat sedang memotong kayu dengan kapak yang cukup besar, keringat mengucur dengan sangat deras hingga membasahi seluruh tubuhnya.

"Huh…." Azura cukup kagum dengan otot tubuh Zero, tidak hanya itu banyak bekas luka yang ada di tubuh pria tersebut. Semua luka itu menjadi bukti bahwa perjalanan seorang hunter bukalah hal yang mudah, beberapa kali nyawa harus berada di dalam kondisi yang cukup bahaya.

Azura mulai memahami kalau ucapan Zero memang benar, mungkin dirinya terlalu naif untuk menjadi seorang hunter yang hebat sebelum mengetahui konsekuensinya.

Zero berhenti setelah melihat Azura berdiri di depan pintu rumah. "Oh, jadi kau sudah bangun!" Langsung saja dia menghampiri Azura, ini juga sebagai waktu untuk dirinya istirahat.

Zero duduk di teras dengan pandangan tertuju ke arah kayu yang telah dipotongnya. "Aku sudah memikirkan apa yang aku ucapkan sebelumnya, aku benar-benar minta maaf atas semua itu! Aku sebenarnya tidak bermaksud untuk merendahkan dirimu, namun aku sendiri tidak bisa mengatakannya dengan untaian kata yang halus!"

Azura cukup terkejut dengan ucapan yang dikeluarkan oleh Zero. "Tidak apa, aku sendiri juga memahami kalau apa yang aku katakan itu memang cukup berlebihan! Aku sadar kalau kekuatan dan fisik yang aku miliki saat ini tidak cukup kuat, namun aku akan tetap berusaha untu melakukan apa yang bisa aku lakukan!"

Zero tersenyum, dia cukup kagum dengan semangat yang digunakan oleh Azura. "Kau ini benar-benar pemuda yang memiliki semangat, jika kau tidak keberatan aku akan memberikan sebuah trik dan beberapa tips yang mungkin akan membantu dirimu dalam menggapai apa yang sudah menjadi tujuanmu!"

Azura terdiam, dirinya menatap ke arah langit. "Aku tetap tidak akan berhenti dalam berharap! Baiklah, aku akan menerima apa yang kau katakan itu!"

"Bagus, kau akan aku perlihatkan beberapa hal yang mungkin akan memberikan dirimu sebuah pengetahuan yang cukup baik!"

Namun, yang harus Azura lakukan sekarang ini adalah membuat fisiknya terlebih dahulu menjadi pulih. Selama di sana Azura mulai mencoba untuk melakukan olahraga supaya tidak kaku.

Tiga hari kemudian, Azura sudah mulai mencoba melakukan tindakan yang cukup ekstrim. Dia dengan berani mengangkat kapak yang biasa digunakan oleh Zero untuk memotong kayu, kapak itu cukup berat hingga seluruh tenaga Azura harus dikerahkan.

"Tidak heran kalau pria itu memiliki otot selayaknya monster, kapak ini benar-benar berat!"

Dengan berat 50 kg tubuh Azura sudah sangat kelelahan, dirinya masih merasakan beberapa nyeri dari luka yang dideritanya. Namun, kegigihan untuk mengangkat kapak itu terus dilakukan.

Kayu di sana sudah ditegakkan dan menunggu untuk mendapatkan hantaman, butuh 15 menit hingga Azura benar-benar siap untuk mengayunkan kapak tersebut.

Thack….

Dia berhasil mengayunkan kapak itu, namun saat mendarat, damage yang dihasilkan tidak begitu memuaskan. Kayu hanya terluka pada permukaannya saja, tidak peduli seberapa tajam kapak itu, jika tidak menggunakan tenaga yang besar dan ayunan yang kuat target tidak akan hancur dengan sempurna.

"Huh, huh, huh, huh…." Azura langsung terhuyung-huyung. Dia tidak dapat membayangkan bagaimana cara Zero bertahan dalam mengayunkan kapak sebesar itu. Seluruh tubuhnya sudah tremor.

Dari arah belakang suara langkah kaki terdengar, Zero datang menghampiri Azura dengan memasang senyuman.

"Heheh… apakah kau ini yakin dengan kekuatanmu itu mampu menjadi seorang hunter yang hebat?"

"Berisik, aku di sini akan tetap melakukan apa yang aku bisa! Aku tidak ingin menyerah di sini, aku akan tetap menggapai apa yang sudah tertanam di dalam hati ini!"

"Hooh… semangat yang cukup luar biasa, kau mungkin memiliki sebuah keyakinan yang sangat tinggi hingga berani mengatakan hal tersebut!"

Azura terdiam. "Aku hanya ingin mencoba mendapatkan apa yang sudah tertanam di dalam hati ini, sejak dari dulu aku selalu berharap untuk menjadi hunter! Meski ini sulit, namun aku tidak akan menyerah akan keadaan!"

Zero tersenyum, dia sangat terpukau dengan ucapan Azura. "Kenapa kau ini? Apakah kau sudah menjadi kakek tua yang sentimental?"

"Apa yang kau ucapkan itu?" Azura memberikan tatapan serius, dia seperti ingin langsung memukul wajah Zero.

"Tenanglah, aku di sini hanya bercanda! Azura, aku hanya ingin memberitahu dirimu kalau menjadi seorang hunter itu akan sangat sulit, kau sudah rasakan sendiri kapak itu dengan berat yang luar biasa! Kapak itu hanya sebagian kecil dari senjata dengan berat lainnya, senjata seperti hammer memiliki berat yang luar biasa! Mungkin sword and shield akan sangat mudah digunakan, namun tanpa adanya ketrampilan tetap akan menjadi hal buruk! Monster di dunia ini banyak yang brutal dan kuat, sekali saja kau lengah mereka akan langsung memangsa dirimu!"

"Tanpa kau beritahu, aku sudah mengetahuinya! Aku saat ini benar-benar akan tetap berada tujuan ini, aku tidak peduli dengan apa yang terjadi! Meski harus tangan dan kaki patah akan aku terus kejar impian itu!"

Azura mengepalkan tangannya, sebuah aura keseriusan terpancar dari matanya.

"Kenapa kau ingin menjadi seorang hunter? Apakah kau tidak sayang dengan nyawa milikmu?"

"Sejak dari dulu aku sudah tidak memikirkan apapun, kalau aku mati pastinya tidak akan ada yang kehilangan! Aku ingin menantang kematian itu, aku sendiri ingin tahu bagaimana nantinya kematian akan menjemput diriku!"

Zero mendengar itu menjadi diam, dirinya tidak menyangka akan mendengar ucapan yang penuh dengan makna yang cukup dalam.

"Baiklah, aku anggap kalau kau sudah siap untuk mengikuti beberapa tips dan trik yang akan kita lakukan, namun kau harus ingat kalau ini sama seperti kau melakukan latihan! Dan, aku tidak akan memberikan sebuah kemudahan, kau harus siap akan kemungkinan yang terjadi! Akan aku buat kau merasakan sebuah kematian yang selayaknya dirimu ucapkan sebelumnya!"

Azura tercengang dengan tatapan mata Zero yang penuh dengan makna yang sangat dalam.

__To Be Continued__

Bab berikutnya