webnovel

Makan Malam Bersama Elleard

Setelah mandi dan berias, Elena melangkah turun dari kamarnya menuju ruang makan di mana Elleard sudah menunggunya untuk makan malam. Karena mansion itu sangat besar dan ia masih asing dengan sekelilingnya, Elena hanya mengikuti ke mana Greta membawanya.

Mereka turun menggunakan lift ke lantai dasar dan masuk ke ruang makan sangat besar dengan langit-langit tinggi yang menghadap ke kolam ikan besar yang diisi puluhan ikan koi.

TAP

TAP

Sesekali Elena mengangkat wajahnya kemudian kembali menunduk mengkonsentrasikan pada langkahnya melihat ujung high heels bening yang ia kenakan atas saran Greta.

Kedua tangannya saling bertautan tampak anggun ketika melangkah, tidak sedikit pelayan yang akhirnya terkesima setelah melihat perubahan tampilan fisik pada Elena.

Ia masuk ke mansion ini dengan mengenakan kemeja tipis dan celana jeans simple serta sepatu kets. Kini ia turun ke ruang makan mengenakan gaun merah muda yang terlihat sangat mahal dan sepatu stilleto cantik.

Greta masih mengekori sekaligus mengarahkan pada ruang makan, pintu kaca berbingkai kayu lebar itu digeser oleh dua pelayan lain yang ada di dalam ruang makan.

Setelah pintu terbuka Elena bisa melihat seberapa luas ruangan ini dan meja makan yang panjang dengan enam buah kursi mewah berwarna putih.

Elena mendekati Elleard keduanya saling melempar senyuman.

"Berputar!" perintah Elleard. Elena tahu pria itu ingin melihatnya mengenakan pakaian itu, maka ia pun memutar tubuhnya satu kali.

Elleard mengangguk puas. "Kau cantik."

Karena gugup mendengar pujian itu Elena meremas tangannya kemudian mengatakan. "Terima kasih."

Satu orang maju menarik kursi untuk Elena agar ia duduk di samping Elleard.

"Katakan padaku, bagaimana pendapatmu tentang rumah ini?" tanya Elleard santai.

"Mem… " Elena sedikit mencondongkan tubuhnya takut suaranya terdengar yang lain. "Sejujurnya aku baru kali ini melihat mansion sebesar ini, Tuan. Aku juga diperlakukan sangat baik oleh Greta."

Elleard ikut tersenyum melihat senyuman polos Elena. Keduanya masih saling berbisik sebelum Elena menarik tubuhnya sedikit karena mendengar ada yang menggeser pintu. Ternyata koki yang masuk membawa hidangan pembuka.

Menggunakan sendok kecil, Elena mulai menikmati sajian hidangan pembuka yang disajikan dalam porsi kecil. Rasa manis yang tersaji semakin menggugah selera Elena.

Tidak berapa lama koki kembali masuk. Kali ini sang koki sedikit menunjukan atraksi dengan melempar gelas secara bergantian membuat Elena tersenyum lebar lantas bertepuk tangan pelan.

Sang koki membungkukkan tubuhnya menghormati bentuk pujian Elena dan Elleard masih terus memperhatikan interaksi juga senyuman manis gadis itu.

Setelah hidangan appetizer dan entree, hidangan utama mulai disajikan. Steak medium berukuran sedang yang disajikan para pelayan nampak sangat menggiurkan. Dengan tangan Elleard mempersilahkan Elena untuk makan.

Ketika ia melihat Elena tampak kebingungan dengan semua pisau yang berbaris rapi di samping piringnya, ia segera menyadari bahwa gadis itu tidak tahu mana garpu dan pisau yang sesuai untuk digunakan menikmati steak tersebut.

Hidangan appetizer dan entree tidak terlalu menyulitkan karena ia hanya perlu menggunakan sendok dan garpu, mengikuti gerakan Elleard. Namun, untuk steak ini, ada beberapa pisau di samping piringnya yang terlihat mirip dan membuat Elena bingung.

Dipandangi oleh Elleard, Elena mengambil pisau yang paling besar, dan dengan canggung hendak memotongnya steak di depannya. Elleard segera menghentikan gerakan Elena.

"Baby. Perhatikan aku." Elleard mengangkat pisau dengan tangan kanannya tidak terlalu tinggi.

Elena mengikuti gerakan Elleard, mengangkat pisau juga garpu lantas memotong perlahan daging kecoklatan dengan saus di atasnya. Elleard tersenyum tipis melihat Elena begitu patuh padanya.

Ia senang karena gadis itu berusaha belajar dengan benar. Tidak masalah Elena berasal dari kalangan bawah yang tidak mengerti table manner, hal itu bisa diajar. Ia akan kesal kalau Elena sok tahu atau tidak mau mendengarkan nasihatnya. Elleard kemudian berpikir untuk membawa guru kepribadian untuk mengajari Elena.

Merasa diperhatikan Elena merona lalu menggigit bibir bawahnya. "Apa ada yang salah?"

"Tidak ada, kau terlihat menggemaskan." Ujar Elleard santai sambil kembali memotong dagingnya dan mulai makan.

Elena memutuskan bahwa lebih aman jika ia mengamati segala sesuatu yang dilakukan Elleard dan belajar dari sana. Saat Elleard menggoyangkan gelas wine-nya sebelum minum, ia juga meraih gelasnya lalu menggoyangkannya sedikit sebelum meminum isinya.

Ahh.. ia merasa seperti putri sungguhan. Mereka lalu makan dengan tenang hidangan demi hidangan yang disajikan. Beberapa kali Elleard juga akan mengajari Elena tata cara makan yang baik saat ia melihat gadis itu kesulitan.

Elena sangat berterima kasih kepada pria itu. Elleard sangat mengerti bahwa ia tidak terbiasa dengan tata cara orang kaya dan bersikap sangat sabar kepadanya. Ia berjanji akan berusaha belajar agar dapat tampil dengan baik dan tidak memalukan Elleard.

Semua hidangan sudah disajikan dan mereka makan dengan nikmat. Yang terakhir adalah hidangan penutup. Ada perbedaan hidangan penutup antara milik Elleard dengan Elena. Hidangan penutup Elena adalah creme brulle diikuti dengan teh sedangkan Elleard hanya meminum kopi.

Saat creme brulle disajikan, koki memanaskan sendiri taburan gula di atasnya dengan api di depan Elena, hingga membentuk salutan karamel yang tampak sangat menggiurkan.

"Creme brulle ini enak sekali." komentar Elena setelah mencicipi rasanya. Ia menoleh ke arah Elleard yang hanya menikmati kopi. "Kau tidak suka creme brulle?"

Elleard menggeleng. "Aku harus membatasi makanan manis."

"Oh…" Elena merasa kasihan kepada Elleard saat mendengar jawabannya. Padahal creme brulle ini enak sekali.

"Aku senang kau menyukainya," kata Elleard. Ia lalu bertanya, "Bagaimana dengan hidangan yang lainnya?"

"Aku sangat suka semua hidangan malam ini." Elena kembali tersenyum kecil. "Bagaimana dengan Anda—"

Pertanyaan Elen terhenti saat pintu ruang makan tiba-tiba dibuka tanpa mengetuk terlebih dahulu. Elena segera menoleh ke arah pintu dan ia sangat tekejut melihat siapa yang datang.

Bab berikutnya