Apollo, seperti dewa-dewa Yunani lainnya, memiliki banyak julukan yang menggambarkan peran, tuags, dan aspek-aspeknya. Tetapi, meskipun Apollo mmeiliki banyak julukan Yunani, dia hanya memiliki sedikit julukan Romawi. Julukan Romawinya yang paling terkenal adalah Foebus ("yang bercahaya"), menggambarkan perannya sebagai dewa cahaya.
Sebagai dewa pengobatan, dia disebut Akesios, Iatros, dan Akestor bermakna "penyembuh". Sementara di Romawi dia dijuluki Apollo Medicus. Sebagai dewa Matahari, Apollo mendapat gelar Aiglites, dewa yang bercahaya. Apollo juga disebut sebagai Aleksikakos ("penahan kejahatan") dan Apotropaios ("dia yang mencegah kejahatan"), dan oleh orang Romawi disebut sebagai Averruncus ("pencegah kejahatan"). Sebagai dewa wabah dan penahan hama, Apollo dikenal dengan julukan Smintheus ("penangkap tikus") dan Parnopios ("belalang"). Bangsa Romawi juga memanggilnya Culicarius ("pengusir hama").
Sebagai dewa panahan, Apollo dikenal sebagai Afetoros ("dewa busur") dan Argurotoksos ("berpanah perak"). Orang Romawi menyebut Apollo sebagai Articenens ("membawa busur"). Sebagai pelindung jalan dan rumah, dia dijuluki Agieus.
Sebagai dewa kolonisasi, julukan Apollo adalah Arkhegetes ("pemimpin pendirian") dan Klarios ("pembagi lahan").
Apollo juga dikenal sebagai Delfinios ("orang Delfi"). Selain itu di Delfi dia juga disebut sebagai Pithios ("Orang Pithia"). Kinthios, julukannya yang lain, diambil dari tempat kelahirannya di Gunung Kinthos. Dia juga mendapat julukan Likios atau Likigines, bermakna "dari Likia", karena menurut beberapa pedapat, praktik pemujaannya berasal dari Likia.
Sebagai dewa ramalan, Apollo dijuluki Loksias ("samar") dan orang Romawi menyebutnya Coelispex ("dia yang melihat surga"). Apollo mendapat julukan Musagites sebagai dewa pemimpin para Muse, dan Nimfigites sebagai pemimpin pada nimfa.
Akisios adalah julukan Apollo di Elis, di sana dia mempunyai kuil di agora. Julukan ini memiliki makna seperti akestor dan aleksikakos, dan menunjukkan perannya sebagai "pengusir kejahatan".
Akraifios atau Akraifiaios adalah julukannya di Akrifia, Boeotia. Pemujaan Apollo di sana menurut tradisi didirikan oleh putra Apollo sendiri, Akraifios. Sementara Aktiakos adalah julukannya di Aktium, salah satu tempat pemujaannya yang penting.
Apollo disembah di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi. Bangsa Kelt mengenalnya sebagai dewa pengobatan dan Matahari, dan mereka sering menyamakan Apollo dengan dewa Kelt yang memiliki peran serupa.[24] Beberapa julukan Apollo dalam masyarakat Kelt adalah sebagai berikut:
Sebagai Apollo Atepomarus ("penunggang kuda besar" atau "pemilik kuda besar"), Apollo disembah di Mauvières (Indre). Dalam budaya Kelt, kuda berkaitan erat dengan Matahari.
Apollo Belenus ('terang' atau 'cemerlang'). Apollo mendapat julukan ini di sebagian Galia, Italia Utara dan Noricum (sebagian Austria modern). Apollo Belenus merupakan dewa pengobatan dan Matahari.
Apollo Cunomaglus ('pemilik anjing'), sebuah julukan untuk Apollo di kuilnya di Wiltshire. Apollo Cunomaglus kemungkinan adalah dewa pengobatan. Cunomaglus sendiri adalah dewa pengobatan.
Apollo Grannus. Grannus adalah dewa musim semi, kemudian disamakan dengan Apollo.
Apollo Maponus, dewa yang dikethaui dari prasasti di Britania. Ini kemungkinan adalah penggabungan dari Apollo dan dewa lokal, Maponus.
Apollo Moritasgus, julukan Apollo di Alesia, tempat dia disembah sebagai dewa pengobatan.
Apollo Vindonnus ('cahaya terang'). Apollo Vindonnus punya kuil di Essarois, dekat Châtillon-sur-Seine di Burgundy. Dia adalah dewa pengoban, terutama mata.
Sebagai Apollo Virotutis, dia disembah di Fins d'Annecy (Haute-Savoie) dan di Jublains (Maine-et-Loire)
Ketika Hera mengetahui bahwa Leto hamil oleh Zeus, dia lalu melarang bumi untuk menerima persalinan Leto sehingga Leto kesulitan mencari tempat untuk melahirkan. Leto akhirnya bisa melahirkan di Delos, pulau terapung yang tidak terhubung dengan bumi. Di pulau tersebut Apollo lahir dan pulau itu kemudian dikeramatkan untuk Apollo.
Hera juga menculik Ilithyia, dewi kelahiran, supaya Leto tidak bisa melahirkan anaknya. Para dewa lain menawarkan Hera sebuah kalung dan Ilithyia pun bisa bebas. Menurut sebagian besar pendapat, Artemis lahir terlebih dahulu di pulau Ortigia, Artemis lalu membantu ibunya menuju pulau Delos dan ikut membantu kelahiran adiknya, Apollo. Apollo lahir pada hari ketujuh bulan Thargelion (menurut tradisi Delos) atau pada bulan Bysios (menurut tradisi Delfi).
Empat hari setelah kelahirannya, Apollo mampu membunuh naga Pithon yang tinggal di Delfi di dekat mata air Kastalia. Hera mengirim Pithon untuk membunuh Leto. Dalam usahanya melindungi ibunya, Apollo meminta busur dan anak panah pada Hefaistos. Setelah mendapatkan senjata, Apollo betarung dengan Pithon di gua suci di Delfi dan membunuhnya di sana.
Hera lalu mengirim raksasa Titios untuk memperkosa Leto. Apollo berusaha menghentikannya, kali ini Apollo dibantu oleh saudarinya, Artemis. Zeus ikut membantu dengan menyerang Titios menggunakan petirnya sampai Titios terlempar ke Tartaros. Titios terjatuh di lantai berbatu dan hatinya dimakan oleh burung hering setiap hari.
Niobe, Ratu Thebes dan istri Amfion, menyombongkan bahwa dia lebih hebat dari Leto karena memiliki empat belas anak, tujuh putra dan tujuh putri, sedangkan Leto hanya dua. Karena keesombongannya, Apollo membunuh semua putranya ketika mereka sedang berolahraga atletik dann Artemis membunuh semua putrinya dengan panah beracun. Menurut beberapa versi, ada beebrapa anak Niobe yang diampuni dan tidak ikut dibunuh. Amfion, melihat anak-anaknya mati, akhirnya ikut bunuh diri sementara Niobe diubah menjadi batu.
Apollo membunuh para Kiklops sehingga membuat Zeus sangat marah. Zeus sempat berniat mengurungnya di Tartaros tetapi Leto membujuk Zeus agar meringankan hukumannya. Apollo pun akhirnya dihukum untuk menjadi gembala dan mengabdi pada raja Admetos di Ferae, Thessaly. Admetos memperlakukan Apollo dengan sangat baik sehingga Apollo pun banyak menolong Admetos. Apollo membantu Admetos meminang Alkestis, putri raja Pelias. Apollo juga berhasil meyakinkan Moirai (dewi takdir) untuk menunda kematian Admetos.
Hermes mencuri ternak Apollo, membawa ternak tersebut ke Yunani, menyembunyikannya, dan menghapus jejaknya. Ketika Apollo menuduh Hermes mencuri ternaknya, Maia membantahnya dan mengatakan bahwa Hermes bersamanya semalaman. Zeus kemudian turun tangan dan memberitahu mereka bahwa memang benar Hermeslah yang mencuri ternak Apollo. Zeus juga juga menyatakan bahwa ternak itu harus dikembalikan. Mereka berdebat dan Hermes tiba-tiba memainkan liranya dan membuat Apollo terpesona. Apollo lalu bersedia menukar ternaknya dengan lira temuan Hermes. Sejak itu, lira menjadi simbol Apollo.
Marsias adalah seorang satir yang menantang Apollo dalam kontes bermain musik, dan para Muse menjadi jurinya. Setelah mereka berdua tampil, para Muse menyatakan bahwa hasilnya seri. Apollo kemudian mengatakan bahwa mereka harus bertanding lagi tetapi kali ini mereka harus bermain musik sambil bernyanyi. Marsias memainkan suling sehingga tidak bisa melakukannya. Apollo akhirnya dinyatakan sebagai pemenang. Apollo kemudian menguliti Marsias hidup-hidup karena berani menantang dewa. Apollo juga menggantung kulit Marsias di sebuah pohon. Darah Marsias mengalir menjadi sungai Marsyas.
Dalam versi lain, Apollo memainkan liranya dalam posisi terbalik. Marsias tidak mampu melakukannya dengan sulingnya sehingga Apollo menggantungnya di pohon dan mengulitinya hidup-hidup.