webnovel

108 Sekotak makanan yang lezat

Jeni terbangun dari lamunan saat suara Jeremi memanggilnya.

"Oh sorry, Mas," sahutnya.

"Diajak ngomong malah diem. Kamu melamun apaan?" Jeremi kembali bertanya dengan antusias. Dia berharap kalau Jeni akan menyebut namanya malam ini. Menyebut nama Jeremi sebagai pemeran utama dalam kebahagiaan Jeni hari ini.

"Tidak melamun apa-apa kok, Mas. Saya hanya bersyukur masih bisa dikelilingi orang baik seperti Mas Jeremi dan Dewi. Ah saya benar-benar tidak tahu harus bicara apa lagi pada Mas Jeremi," jawab Jeni. Dia tak bisa mengatakan tentang Wili. Bukan karena apa-apa, Jeni berpikir kalau Jeremi adalah orang baru yang masih belum mengetahui semua kisah pilunya.

"Jangan berlebihan seperti itu, Jen. Saya malah turut bahagia kalau kamu bahagia." Jeremi terdengar semringah. Bagaimana pun dia tidak menyangka kalau Jeni memiliki perasaan yang sama seperti yang dia rasakan saat ini, pikir Jeremi.

"Jen, bolehkah hari minggu saya mengajakmu ke rumah?" lanjutnya bertanya tanpa ragu.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya