Cia mengangguk, ia pun mencoba mengepas gaun yang tertempel pada manequen. Gaun itu belum jadi, baru lapisan pertama. Belum diberi tambahan layer dan hiasan. Namun ketara sekali bentuknya yang sudah indah, cocok melekat di tubuh jam pasir Felicia.
Saat masuk ke dalam tubuh Cia, gaun itu stuck di bagian perut. Cia dan Bulan menjadi kebingungan. Terutama Bulan. Karena ia merasa mengukur tubuh Cia dengan benar.
"Ngomong-ngomong, kenapa perut Kak Cia nambah besar ya??" Bulan kaget, karena ukurannya beda, bajunya menjadi sempit. Padahal jelas-jelas Bulan membuatnya sesuai dengan ukuran pertama.
"Eh … masa?" Cia menjadi ikut bingung.
Setelah sedikit memaksa akhirnya gaun itu bisa masuk ke tubuh Cia. Bulan mengusap keringatnya karena telah berusaha dengan keras.
"Kak Cia makannya banyakkan?" tanya Bulan.
"Enggak, biasa aja." Cia bergeleng.
"Apa susah buang air besar belakangan ini??" Bulan menebak, tangannya masih bekerja membetulkan sisi gaun yang lain supaya lebih baik.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com