"Apakah ini benar benar lantainya?" tanya Nikol menatap Dian yang lelah membawa barang barang di punggung nya dan menyelesaikan tangga terakhir di lantai pertama yang akan mereka jarah.
"Ha.... Ha.... Ha... Sangat melelahkan, kenapa kamu tidak membawa barang apapun?" Dian menatap Nikol yang hanya membawa pistol di pinggang nya.
"Itu salah mu sendiri, kau begitu lemah, angkat barang begitu saja payah," Nikol mulai meremehkan nya membuat Dian kecewa pada dirinya sendiri. "(Padahal aku sudah mengira aku juga kuat....)"
Tapi tiba tiba saja, ada Zombie yang muncul dari kegelapan dan hampir menyerang Dian dari samping, dia menoleh dan terkejut. "Ahh!!!"
Untung nya Nikol datang mendekat membantu, dia menembak kepala zombie itu membuat Zombie itu langsung tumbang begitu saja dan Dian menatap dengan napas berat.
"Aku... Tertolong, terima kasih," tatapnya.
Nikol hanya menatap dingin lalu berjalan duluan dan Dian buru buru mengikuti nya dengan rasa takut. Di jalan, mereka tiba tiba mencium bau yang lebih busuk dari pada mayat zombie itu membuat mereka menutup hidung masing masing.
"Ugh, bau apa ini?!" Dian menatap sekitar, lalu Nikol mencoba mencari dan rupanya ada seekor mayat kucing dewasa yang sepertinya mati sendiri, tidak karena faktor apapun di sana.
"Bagaimana kucing bisa ada di kantor?" Nikol menatap sekitar, tapi ia baru sadar, di pojokan ada kandang kucing yang sudah usang dan tempat makan lain nya.
"Sepertinya, karyawan yang stress memilih untuk memelihara kucing di tempat kerja mereka," kata Nikol membuat Dian terdiam, tapi dia terdiam kecewa. "Jadi ingat kucing ku dulu."
"Kau punya kucing? Bagaimana seorang tentara seperti mu punya kucing?" Nikol menatap.
"Aku memeliharanya sebelum keberangkatan pelatihan tentara karena aku tentara baru, padahal baru saja masuk beberapa bulan untuk melakukan pelatihan, tapi malah ada bencana kiamat ini.... Aku sekarang tak tahu nasib kucing ku, dia dulu suka sekali mendengarkan musik jika aku memutarnya di ponsel ku," Dian tampaknya teringat sesuatu.
". . . Memang nya kucing suka pada lagu? Mereka bahkan tak mengerti apa arti Lagunya," tatap Nikol dengan heran.
"Mereka paham, bahkan mereka bisa mendengarkan setiap nada yang terurai dalam cerita lagu."
"Contohnya?"
"Kucing ku itu, suka pada lagu marshmello ft. Bastille - Happier, setiap kali aku menyalakan nya di ponsel ku, tidak si oren, tidak si hitam, datang mendekatiku dan tidur di samping ku. Lagu itu memang menandakan sesuatu yang berkaitan dengan persahabatan yang bahkan tak bisa dilakukan antara dua manusia, melainkan satu manusia dan hewan yang dapat menemani mu dalam sedih," Dian menjawab dengan sedih karena teringat akan kucing nya.
"Ck, lemah, lebih baik ikuti aku menjarah," Nikol mulai bosan dan melanjutkan penjarahan nya dengan mengobrak abrik barang sekitar.
Dia tengah mencari barang jarahan itu, Dian terus bicara. "Apa kau benar benar seorang polisi? Berapa umurmu sekarang? Tugas terakhir apa yang kamu terima? Apa kau masih sendiri?" tatapnya.
Nikol hanya diam sambil membuka dan mengacak acak barang maupun benda di sana, dia bukan nya tidak mau menjawab, kemudian dia menjawab setelah waktu yang lama. "Ayah ku polisi, dia darah Washington, polisi Amerika yang menuntut putrinya untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan nya, jadi aku bekerja keras memukul diriku dan memaksakan diriku mendengar suara peluru yang sangat tajam hingga aku menjadi polisi, tapi sialnya dia mati tanpa melihat pencapaian ku, aku di kenal sebagai polisi wanita yang bisa mencari buruan, dalam artian, aku bisa mengejar penjahat, hingga tugas terakhir ku adalah terlibat dengan mereka yang mencari buronan mematikan, yakni Line, si iblis pembunuh itu, selain menjadi polisi, aku wanita yang terlalu memaksa jika lelaki tampan menyukai ku, aku dulu punya pacar tampan, tapi dia mati dengan peluru di dadanya... Mungkin sekarang, aku masih singgle."
Dian yang mendengar itu menjadi terdiam, dia sepertinya terlalu menghayati apa yang dikatakan Nikol sendiri. "(Aku tidak menyangka kehidupan nya bisa begitu... Sepertinya aku bisa tanya lagi, agar hubungan kami dekat dan tidak canggung, mungkin aku harus tanya cerita nya dengan pacarnya itu?)" dia masih diam.
Hingga ketika sore hari, Nikol mendorong mayat terakhir zombie yang ia habisi langsung lalu terlihat bernafas lelah, dia kemudian menatap Dian yang juga menatapnya. "Ada apa?" dia menatap kesal bercampur terganggu. Dian menjadi terdiam lalu mengatakan sesuatu. "Aku bertanya tanya apakah kamu mau mengobrol dengan ku lebih dalam?" tatapnya dengan rasa yang canggung.
"Apa maksudmu? Topik apa yang akan di bahas?"
"Mungkin soal bagaimana pacar mu bisa mati atau dalam tanda kurung, bagaimana kau bisa sendirian hingga saat ini?" Dian menatap dengan penasaran.
Itu membuat Nikol terdiam sebentar, lalu dia menghela napas panjang. "Mungkin tak apa jika aku cerita padamu," tatapnya.
"Yah, ini baik baik saja, jadi lakukan saja," Dian tampak ber antusias ingin mendengarkan lalu Nikol terlihat tersenyum kecil dan mulai bercerita.
--
Dulu, terlihat seorang penjahat kelas kakap berlari dengan panik di antara orang orang yang lewat di tengah kota sambil terus menoleh ke belakang, rupanya dia di kejar oleh salah seorang anggota polisi wanita, terjadi aksi kejar kejaran di sana. Hingga penjahat itu berlari ke gang kecil dan bukan keberuntungan nya karena itu adalah jalan buntu dan di belakang nya, polisi wanita itu sudah menjebaknya. "Kau tak bisa lari lagi, Bajingan," dengan nada datar, yang di pegang oleh Nikol menatap sangat tajam.
Penjahat kakap itu mendadak langsung melakukan panjatan pagar membuat Nikol menghela napas panjang kesal lalu mengeluarkan pistolnya dan menembak kaki penjahat itu. "Ahk!!!" membuat nya kesakitan dan langsung jatuh.
Nikol mengeluarkan borgol dan langsung menahan kedua lengan penjahat itu. "Dasar bajingan, aku sudah bilang kau tak akan bisa lari, di bilangin," Nikol menatap kesal. Lalu dia menghubungi seseorang dan langsung bicara. "Halo, aku sudah dapat, jemput dia kemari..."
Setelah itu ada mobil polisi dan tugas Nikol sudah selesai. Dia lalu keluar dari gang dan mereka meninggalkan nya karena dia memang bertugas mengawasi di daerah sana, ketika membersihkan dirinya setelah keluar dari gang, ada yang mendekat. "Halo," terdengar seperti suara seorang Lelaki lalu Nikol menoleh dengan tatapan datar.
Lelaki tampan itu menatapnya dengan mata yang sangat antusias dan terkagum kagum. "Halo, aku tadi tak sengaja melihat mu, dan kamu keren sekali," tatapnya.
Lalu Nikol tersenyum kecil dan membalas. "Makasih, kau tampan," tatapnya, wajahnya memang datar, tapi jika ada lelaki tampan mendekat, dia tipe orang yang langsung akrab.
"Oh, terima kasih.... Apa kau.... Masih sendirian?" lelaki itu menatap.
"He em? Kenapa? Kau mau kencan dengan ku?" Nikol menatap.
"Yah, mungkin.... Nanti malam?" Lelaki itu menatap dengan mengusap leher belakang nya. Lalu Nikol mengangguk. "Aku Nikol," mendengar itu membuat Lelaki itu kembali senang dan juga mengatakan namanya. "Aku Handaru, senang bertemu dengan mu, Nikol."
"Ya, kalau begitu, tunggu aku nanti malam," kata Nikol, lalu dia berjalan pergi membuat Handaru melambai pelan dengan rasa senang. "(Aku menemukan wanita cantik yang kuat, pemberani juga menerima ku....)"
Malamnya, mereka benar benar bertemu di kafe. "Aku senang kamu datang, Nikol," Handaru menatap ramah, Nikol juga menatap dengan senyuman kecil. "Kamu kerja apa?"
"Oh, aku seorang Dokter bedah," Handaru langsung menjawab membuat Nikol terkejut. "D.... Dokter bedah?! Bukankah bayaran nya tinggi!?"
"Yah begitulah."
"Kenapa tak mencari pasangan?" Nikol menatap.
"Selama ini aku sibuk di panggil dimana mana hingga aku mencoba untuk pacaran, tapi mereka yang sudah aku kencani malah menikung ku setelah aku memberikan banyak uang yang mereka minta agar mereka bisa bersama ku lebih lama... Mereka hanya meminta uang, tapi di sisi lain, mereka bicara bahwa aku kurang meluangkan waktu untuk mereka," kata Handaru dengan sedih.
"(Dasar cewek cewek bodo, gak papa jika dia tidak meluangkan waktu, asalkan uang nya itu jelas sangat berharga.... Dasar aneh...) Kalau begitu, aku mau jadi pacar mu deh," Nikol langsung menatap begitu membuat Handaru terkejut tak percaya. Lalu Nikol menambah. "Gak papa kan jika aku meminta uang dari mu, tapi aku pastinya akan tetap bersama mu, karena kau setampan malaikat, siapa lagi yang punya kriteria seperti mu," Nikol menatap dengan tatapan yang sangat dalam membuat Handaru terkesan dengan perkataan itu, tapi dia masih ragu. "Tak apa jika kau meminta uang, tapi apa kau benar benar akan setia padaku?"
"Jika kau mati yah, aku tinggalin..." Nikol langsung membalas begitu membuat Handaru semakin ragu. Tapi dia sudah melihat cahaya yang sangat baik di antara wajah Nikol. "(Dari dulu aku ingin punya wanita polisi, agar bisa melindungi ku dan bertarung, aku yang tak bisa bertarung hanya bisa menggunakan otak ku yang tak berguna jika aku sedang membedah....)" ia tampak bimbang tapi ia menginginkan wanita seperti Nikol jadi dia setuju. "Baiklah, mulai dari sekarang, kamu adalah pacarku," tatapnya dengan serius membuat Nikol tersenyum kecil.
"Tapi sebelum nya," Handaru menambah membuat suasana terdiam. "Besok, aku ingin jalan jalan di gunung salju, aku akan menggunakan mobil untuk menyimpan barang untuk mendaki, juga aku butuh teman.... Maukah kamu menemani ku?-
"Tentu!" Nikol langsung menjawab membuat Handaru senang. "(Dia langsung menjawab, selama ini, banyak wanita yang menolak ku.... Karena mereka tak mau lelah....)"
"Tapi, untuk apa kau ke gunung?" Nikol menatap bingung.
"Ah, aku selalu menenangkan otak ku dengan berpetualang, selama menjalani pekerjaan ku di meja operasi, pikiran ku banyak kacau jika melihat hal yang tak wajar jadi mataku harus sedikit di cerahkan," balas Handaru.
"Hm... Itu hal yang wajar sih, baiklah, aku akan ikut," Nikol kembali menjawab membuat Handaru senang. "Terima kasih, aku akan menjemput mu besok..." dia tampak kegirangan membuat Nikol tersenyum kecil.