Setibanya di kamar, Ello langsung mendesah lega sambil mengempaskan tubuhnya ke sofa.
"Aduh kenyang," ujar Ello yang mengusap-usap perutnya.
Inilah salah satu keuntungan tinggal di rumah ini, Ello jadi bisa makan enak. Namun, hidup tidak hanya tentang makan saja. Ello juga harus tinggal satu atap dengan orang tua dan adik-adiknya Cielo.
Lalu Ello menoleh pada Cielo yang sedang menyalakan televisi. Ia duduk di samping Ello. Gestur tubuhnya terlihat kaku dan tegang. Sepertinya, Ello bisa membaca pikirannya.
Malam hari selalu menjadi waktu yang meresahkan bagi mereka. Ello khawatir jika ia telah melakukan kesalahan karena telah bersikap seperti itu di ruang teater. Yang lebih parahnya lagi, Cytnhia memergoki mereka.
Lalu sekarang apa? Haruskah Ello melanjutkan permainan mereka yang tadi? Ello takut untuk bertanya. Ketegangan itu menular hingga Ello pun tidak berani terlalu dekat dengan Cielo.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com