Suara bel apartemen membuat Lucia mendengus. Dia sekarang sangat berantakan. Meski tidak seberantakan para pengemis di jalanan sana, Lucia tetap tidak sesegar biasanya. Bukan karena tidak memiliki uang lagi, uang dari bisnis haramnya masih sangat melimpah, tapi ini lebih ke Lucia tidak bisa menerima kenyataanya. Lagi pula, siapa yang menerima bahwa kehidupan yang nyaman tiba-tiba jatuh seperti ini. Hanya orang gila yang akan baik-baik saja jika tertimpa masalah seperti ini.
"Siapa sih yang mencet bel?!" gerutu Lucia. Dia bahkan berjalan ke luar tanpa mengganti pakaiannya. Tidak peduli siapa yang datang ke sini.
Lucia ingin membuka pengait pintu, tapi tiba-tiba dia tersadar. Ini adalah apartemen barunya. Tidak seharusnya ada orang yang datang ke sini. Terutama orang-orang yang dikenalnya. Dia juga tidak sedang memesan sebuah jasa. Entah itu jasa pengantar makanan atau jasa kebersihan. Sekarang, ada orang yang menekan bel dengan tidak sabar, Lucia tiba-tiba merasa takut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com