webnovel

Akhirnya, Aku Pulang!

Beberapa hari kemudian ....

Usai ayahnya memperkenalkan anaknya pada keluarganya ini, dan sang ayah telah menyelesaikan perjalanan bisnisnya, mereka bersiap untuk kembali ke Jepang esok hari.

Perasaan senang terpendam dalam hati Yumeji saat mendengarnya dari pintu kamarnya, kini dia bisa bermain lagi bersama teman-temannya, dan dia juga ada janji untuk mengikuti karaoke sepulang sekolah.

Lalu, di hari itu juga, di siang harinya sekitar jam 10, mereka harus sudah standby di bandar udara internasional John F Kennedy tepatnya di ruang check in karena mereka harus segera berangkat tepat pada jam itu juga. Jadi, mereka harus benar-benar bangun pagi dan tidur lebih awal supaya tidak ketinggalan naik pesawat dari New York ke Tokyo! Tidak lupa sebelum berangkat mereka berpamitan dan berterima kasih pada seorang kerabat yang memberinya tempat untuk singgah sementara waktu di kota New York ini.

Perjalanan naik pesawat dari New York ke Tokyo akan memakan waktu lebih dari sama dengan 14 jam. Jika mereka berangkat jam 10 dari New York maka, mereka akan tiba sekitar jam 24 (untuk waktu Amerika, sedangkan untuk waktu Jepang mereka akan tiba keesokan harinya) sekitar jam 13 di Tokyo (karena New York dan Jepang selisih 13 Jam). Kalau clear sampai keluar bandara ya jam 14 lah karena ada selisih 25-30 menit untuk masing-masing prosedur penerbangan terkait check out dan pengambilan barang bawaan.

Perjalanan di pesawat cukup melelahkan, selama di pesawat, ponsel tidak boleh dinyalakan. Ponsel zaman sekarang kebanyakan adalah smartphone yang canggih jadi, hanya tinggal setting mode pesawat saja tidak masalah.

Di dalam pesawat yang mewah ini terdapat juga televisi dan ruang pribadi khusus keluarga.

Sang ayah merupakan seorang pebisnis yang sukses, keluarga-keluarganya yang tinggal di Amerika pun demikian, maka tidak heran hanya dengan menyewa satu kabin pesawat saja itu masih terbilang murah untuknya.

Rata-rata di dalam pesawat yang mewah ini dinaiki oleh para pebisnis yang merupakan rekan kerja ayahnya. Jadi, mereka selama beberapa hari di Amerika bukan cuma kebetulan ke sana melainkan mereka melakukan perjalanan bisnis bersama.

Sang gadis cantik yang perlahan merasa bosan itu hanya sering menghabiskan waktunya dengan memandangi jendela kecil pesawat yang memperlihatkan pemandangan awan seperti jamur di udara. Dia sempat mengkhayal kalau dia bisa duduk maupun berdiri di atas awal itu, dia tidak lain seperti Goku, yang ada di anime Dragon Ballz, awan Kinton yang bisa membawanya ke mana pun.

*Apa daya itu hanya cuma ada di anime, tidak bisa menjadi kenyataan.

"Yume, jika kamu lelah, kamu bisa beristirahat sejenak, nak." Ucap sang ibu dengan sangat perhatiannya yang melihat wajah sang anak begitu lelah ini.

"Baik, bu." Perlahan Yume terlelap selama beberapa jam di pesawat hingga pesawat itu mendarat ke tanah airnya.

[Bandar Udara Internasional Tokyo di Haneda]

"Yume, kita sudah sampai." Ucap sang ibu dengan nada lirihnya di dekat telinga Yume.

"Oh, Jepang!" seru Yumeji yang baru terbangun dari tidur nyenyaknya di pesawat sambil menggeliat ke kanan kiri dengan tangan diangkat ke atas, dia terlihat begitu senang.

'Akhirnya aku kembali!!'

****

Selesai check out dari pesawat, mereka akhirnya keluar dari bandara. Tak lain bau roti O dan Starbucks bahkan MCD yang khas di bandara itu menggugah selera gadis cantik ini.

"Bu, aku lapar~" ucapnya dengan manja.

"Lah~ bukannya tadi kamu sudah makan lalu tidur?" ibunya meresponsnya dengan nada keheranan.

"Ah~ tapi, aku masih lapar pengen beli itu!" serunya dengan nada bicara yang begitu manja sambil mengangkat tangannya ke beberapa kedai di bandara yang dia inginkan.

Ibunya tahu maksud anaknya ini, sebenarnya Yumeji bukanlah lapar melainkan dia ingin membeli beberapa jajanan di bandara.

*Ah~ si ibu mah tahu saja!

Berhubung Yumeji minta jajan akhirnya, ayahnya terpaksa menunggu mereka berdua (Yume dan Ibu) selama beberapa menit. Tapi, rupanya itu memakan waktu lama karena harus antri untuk memesan makanan itu.

Sedangkan ayahnya yang penggila kerja ini tidak ingin melewatkan satu detik waktunya untuk pergi ke kantor bisnisnya.

"...!!"

Sang ayah pun segera mengampiri anak dan istrinya, lalu berkata sambil melihat arlojinya, "Sayang, ini sudah jam 12 lebih, sedangkan aku harus siap-siap ke kantor jam 1 siang."

"Waduh! Ini antrinya lama, sayang. Bagaimana?" tanya sang ibu khawatir, sedangkan Yumeji hanya menatap datar sang ayah.

"Kalau begitu, aku berangkat dulu, ya. Kamu dan Yumeji nanti pulang sendiri naik taksi." Jelas sang ayah.

"Lah, terus kamunya nanti bagaimana pulangnya? Apa perlu aku jemput? Makan malamnya bagaimana?" tanya sang istri dengan begitu khawatir.

Sang lelaki yang merupakan seseorang yang berkharisma tampan ini hanya tersenyum tipis yang tidak merisaukan hal itu, "Terserah kamu saja nantinya bagaimana. Yah~ mungkin aku akan pulang sekitar tengah malam." Jelasnya, lalu dia berjalan perlahan menjauhi istri dan anaknya sambil membuat long kiss.

*Kyaaaah udah tua masih romantis gini (>_<) dan panggilnya sayang-sayangan.

"Um, baibai~" ucap sang istri yang meresponsnya sambil melambaikan tangannya pelan, dalam hatinya pun berkata, "Hati-hati, sayang." Koper yang besar dan agak berat itu dititipkan oleh sang ayah ke ibunya.

Untung saja ibunya Yumeji ini cekatan dalam mengurus keluarganya, kalau orang pemalas seperti anaknya ini pasti akan sangat kerepotan.

"Eh, ayah sudah berangkat, sibuk sekali dia ...." Ucapnya dengan nada datarnya, dia seperti tidak peduli pada pekerjaan ayahnya.

"Apa kamu sudah menyelesaikan pesanannya?" tanya ibunya memastikan.

"Um, belum ..., beberapa menit lagi kata mas-mas kasir." Jawab Yumeji.

"Ok, tunggu saja sebentar lagi."

Beberapa menit kemudian, mereka pun pulang naik taksi seperti yang telah ayahnya katakan.

Begitu sampai di rumah, Yumeji diminta untuk membantu ibunya beres-beres dan bersih-bersih rumah sebelum ayahnya datang. Yumeji yang merupakan gadis malas ini sedikit kasihan melihat ibunya yang selalu menyiapkan semua kebutuhan rumah dengan sangat cekatan akhrinya dia memutuskan untuk membantunya meski tanpa disuruh sekalipun.

Dalam hati ibunya juga sedikit heran, tumben putrinya membantunya! Tapi, selama yang dikerjakan Yumeji adalah hal baik, ibunya sangat senang. Dia akan jauh lebih senang lagi kalau Yumeji itu berubah menjadi anak yang rajin suatu saat nanti. Sang ibu sempat berpikir, pasti kasihan kalau dia punya suami yang pemalas juga, apalagi pemalas kerja! Yah~ kalau suaminya penggila kerja seperti ayahnya pakai jasa pembantu untuk mengurus rumah itu tidak masalah.

....

Beberapa jam lagi segera tengah malam, kedua perempuan yang sudah melakukan tugas rumahnya ini sempat kelelahan dan duduk di sofa sambil menikmati jajanan yang telah mereka beli.

"Ibu, sebentar lagi ayah akan pulang kah?" tanya Yumeji dengan nada malasnya.

"Ya," jawab ibunya singkat yang perlahan ingat apa yang harus dirinya lakukan kalau suaminya pulang? "Oh, ya, ibu lupa!" celetuknya yang langsung membuka kulkas untuk melihat bahan-bahan makanan.

Dan melihat jam yang sudah hampir tengah malam ..., sang ibu berpikir kalau dirinya harus segera bergegas ke kantor untuk menjemput suaminya.

"Yume, tolong kamu belanja ke konbini sekarang untuk membeli beberapa bahan." Sang ibu segera memberi perintah, sedangkan dirinya harus berganti pakaian dan berdandan terlebih dahulu sebelum menjemput suaminya itu.

"Eh~ gak ah, aku masih malas~" gerutu Yumeji yang mendadak teringat untuk mengecek ponselnya. Di jam-jam segini dia harus bermain game bersama temannya.

"Kau ini sampai kapan mau menjadi anak pemalas seperti itu? Apa mentang-mentang ayahmu pebisnis sukses dan ibumu ini adalah orang yang serba bisa, kamu malah menyia-nyiakan hidupmu dengan sikap kemalasan seperti itu!?" bentak sang ibu sampai membelalakkan matanya. Dia sudah sangat kesal dan capek sekali mengurus semua ini.

"Baiklah," akhirnya Yumeji pun menurut.

Sang ibu menyuruh Yumeji belanja ke konbini sambil membawa tas dan payung untuk jaga-jaga. Karena Yumeji ini masih punya sifat teledor yaitu sedikit pelupa, maka sang ibu menyuruh dia mencatat semua barang yang hendak dibelinya itu ke dalam catatan ponselnya.

"Itu semua barang yang harus kau beli, jangan sampai salah!" tegas sang ibu sekali lagi.

"Ya, bu, baiklah." Dia langsung berangkat saat itu juga.

________

Dan di hari itu juga, semuanya akan berubah.

To be Continued

Bab berikutnya