Liburan Qonin diisi dengan berbagai hal yang sempat mengejutkannya, tak ketinggalan mimpi buruk yang sempat mengisi tidurnya. Di rutinitas pagi, sarapan bersama menjadi hal yang jarang ditinggalkan oleh keluarga Qonin.
"Pengambilan raportnya kapan, Nin?" tanya Narti dengan menyendokkan nasi ke mulutnya.
"Tanggal 27 Buk, undangan resminya mungkin akan dibagikan hari ini," jawab Qonin tersenyum, dia selalu bersyukur saat bisa berkumpul dengan keluarga seperti ini membuktikan mimpi buruknya tidak pernah terjadi.
Qonin menyelesaikan sarapan paginya, dia dan Darman mungkin saling tegur sapa, tapi kedekatan antara keduanya masih jauh berbeda sebelum mengenal Leon maupun Zanqi.
"Buk, Pak Qonin berangkat dulu. Assalamualaikum," pamit Qonin yang keluar rumah membawa sepatu serta kaos kaki untuk dia pakai di teras.
"Walaikumsalam," jawab Darman dan Narti secara bersamaan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com