***
"Aku minta maaf," ujar Arkhano menginterupsi isak tangis Aletta.
"Untuk apa?" balas Aletta bernada. Dia menggeleng pelan. "Justru aku yang harus minta maaf, Arkhano. Aku!" katanya menambahkan dengan gigih.
"Tidak, kamu masih memiliki keraguan karena aku belum bisa meyakinkanmu sepenuhnya terkait Cika," ujar Arkhano menghirup lamat-lamat aroma tubuh gadisnya yang menenangkan. Arkhano menggigit bibir bawahnya. "Kamu bisa percaya diri saat menghadapi wanita lain, seperti Katherine. Dan itu sudah menjadi tugasku untuk meyakinkanmu kalau aku tak memiliki perasaan apapun lagi pada Cika. Jadi, apa yang kamu inginkan, Le?"
"Aku?"
Arkhano mengangguk pelan. "Katakan. Apapun itu akan ku turuti untukmu."
Aletta melepaskan pelukan lagi. Dia menatap Arkhano yang meninggalkan sisa-sisa air mata di sudutnya, lalu tersenyum simpul. "Jangan melirik wanita lain dan jangan berpaling dariku."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com