webnovel

Pertarungan dengan Ibu Tiri Jahat

Editor: Wave Literature

Melihat Li Tongzhi dengan wajah penuh tekad, Mu Siyin mencibir dengan tangan disilangkan di dadanya, "Kamu pikir kamu itu siapa? Kamu hanya wanita simpanan yang naik pangkat, apa hakmu untuk memeriksaku?!"

"Mu Siyin, dasar kamu pel*cur kecil!" Yang paling dibenci Li Tongzhi dalam hidupnya adalah ketika orang lain mengatakan dia adalah seorang simpanan. Terlebih lagi ini dikatakan dari mulut Mu Siyin, wajahnya seketika berkerut karena marah!

Mu Siyin tertawa, "Jika aku adalah pel*cur kecil! Maka kamu adalah pel*cur paling hebat di antara para pel*cur!!"

"Kamu berani melawanku! Bagaimanapun juga aku adalah ibu tirimu, tapi kamu berani melawanku. Aku akan menampar mulutmu hingga hancur hari ini! Aku akan merobek pakaianmu dan melihat apakah kamu telah tidur dengan seorang pria atau tidak!"

Li Tongzhi memarahi dan mengangkat tangannya ke arah Mu Siyin. Mu Siyin mendengus dingin. Ketika tamparan Li Tongzhi hendak mendarat di pipinya, dia meraih pergelangan tangannya dengan keras, kemudian, tanpa ragu-ragu, dia mengangkat tangannya yang lain dan menampar Li Tongzhi!

Suara tamparan segera membutakan Li Tongzhi, kemudian—

'Plak! Plak!' Mu Siyin mengambil keuntungan dari Li Tongzhi yang masih bingung, dia menamparnya bolak-balik dengan sekuat tenaga, hingga telapak tangannya terbakar panas.

Kali ini, Mu Xingyu, yang sedang bersiap untuk menonton pertunjukan yang bagus, meringis dengan ekspresi galak di wajahnya!

"Mu Siyin! Dasar kamu j*lang tak tahu malu!!" Li Tongzhi berteriak dengan wajah buruk, lalu mengulurkan tangannya untuk maju mencekik Mu Siyin.

Mu Siyin yang telah bersiap sejak tadi, tak akan membuat Li Tongzhi berhasil menyakitinya. Dia segera meraih tangan Li Tongzhi dengan wajah dingin, lalu melemparkannya keluar dengan seluruh kekuatannya.

Melihat ini, Mu Xingyu melangkah maju untuk membantu Li Tongzhi yang jatuh ke tanah, dia menatap Mu Siyin lalu meraung, "Mu Siyin, dasar j*lang! Kamu jangan keterlaluan!?"

Mu Siyin mengangkat alisnya kemudian mencibir, "Sepertinya kamu yang j*lang disini."

"Kamu…" Seluruh tubuh Mu Xingyu gemetar karena marah.

"Mu Siyin, dasar kamu j*lang! Kamu seburuk ibu dan kakakmu yang sudah mati!" Li Tongzhi sangat marah sehingga dia tidak sabar untuk mencekik Mu Siyin sampai mati.

Mata Mu Siyin sudah dingin sedari awal,kini menjadi lebih dingin hingga menusuk tulang. Menyebabkan Li Tongzhi dan Mu Xingyu, yang menatapnya merasa jantung mereka berhenti berdetak.

"Untuk apa… untuk apa kamu memelototiku?! Ibumu adalah perempuan nakal, kakakmu juga adalah perempuan nakal… Aaaahhhh!!!"

Sebelum Li Tongzhi selesai mengutuk, dia melihat Mu Siyin membungkuk lalu mengambil teko di atas meja kopi. Dengan suara 'byur', dia menuangkan semua isi teko ke Li Tongzhi dan Mu Xingyu, membuat mereka melompat ketakutan.

Faktanya, tehnya sudah berubah suam-suam kuku. Paling tinggi suhunya hanya 40 atau 50 derajat, jika tidak, kulit keduanya akan terkelupas.

"Aaahhh! Panas! Panas sekali!"

"Wajahku! Wajahku! Mu Siyin aku akan membunuhmu!"

Mu Xingyu berteriak seperti orang gila dan melangkah maju. Tepat saat dia mengangkat tangannya, suara tegas tiba-tiba datang dari pintu, "Lancang! Lihatlah bagaimana sikap kalian!"

Untuk sesaat, dua orang yang menjadi gila itu kembali tenang seolah-olah mereka telah divaksin rabies.

Di samping pintu, Nyonya besar Mu dengan qipao berwarna hitam masuk dengan tongkat dan wajah muram. Matanya yang sudah melihat semuanya sangat dingin seperti mata ular yang menyeramkan. Membuat orang yang melihatnya bergidik.

"Ibu~ apa kamu tak tahu seberapa keterlaluannya Yinyin? Dia merusak reputasi Xingyu kita. Aku hanya mengatakan beberapa kata padanya dan dia menamparku. Dia bahkan menyiram kami dengan air panas. Lihatlah wajahku…"

Li Tongzhi terlihat seperti anjing pug, dengan air di sekujur tubuhnya. Dia mengangkat wajahnya yang bengkak seperti kepala babi, lalu menangis di samping Nyonya besar Mu.

Ketika Nyonya besar Mu mendengar ini, wajahnya menjadi lebih suram. Mata hitam yang begitu gelap itu segera menyapu Mu Siyin, lalu dia berkata dengan tegas, "Kurang ajar! Berlutut!"

Bab berikutnya