webnovel

Chapter 130

Luffy, Sanji, dan Usopp kemudian melompat dari Going Merry dan mulai berjalan menuju rumah Conis.

Ketika mereka tiba di rumah Conis, mereka melihat Pagaya dan Conis menyiapkan kotak makan siang mini untuk semua orang, bersama dengan beberapa persediaan lain yang mereka pikir di perlukan oleh semua kru.

"Sini, biarkan aku membantumu dengan itu," ucap Sanji sambil berjalan ke arah mereka untuk membantu Pagaya dengan kotak makan siangnya.

Usopp pergi untuk memeriksa persediaan lain yang sudah disiapkan, sementara Luffy hanya duduk di sofa dan menuang minuman untuk dirinya sendiri.

Conis dan Sanji saling mengobrol sementara Usopp dan Pagaya sedang mendiskusikan persediaan yang telah disiapkan.

Luffy, di sisi lain, menggunakan Observasi hakinya hingga menempuh jarak yang cukup jauh, yaitu dari pantai dan rumah Conis.

Semuanya baik-baik saja selama sekitar 30 menit, sampai Luffy tiba-tiba melompat berdiri, membuat kaget orang lain yang ada di dalam ruangan.

Luffy tidak mengatakan apa-apa, dia langsung berjalan dengan cepat ke arah balkon dan melihat ke arah kapalnya berada.

"Luffy, ada apa?" Usopp bertanya sambil berjalan dan berdiri di sebelah Luffy.

"Sudah dimulai," jawab Luffy sambil terus menatap ke arah kapal. Sanji dan Usopp sama-sama memandang ke arah Going Merry dan melihat bahwa kapal mereka saat ini sedang bergoyang-goyang, seolah-olah berada di lautan yang bergejolak.

"Apa yang terjadi dengan kapal itu?" Sanji bertanya sambil mengeluarkan teropong mini untuk mendapatkan penglihatan yang lebih baik.

"Ada sesuatu di bawah kapal," jawab Luffy, sudah tahu apa yang terjadi karena observasi hakinya. "Sepertinya itu sebuah lobster raksasa," tambahnya dengan nada tenang.

Sementara ke tiga bajak laut itu sedang mendiskusikan apa yang sedang terjadi, Conis dan ayahnya saat ini memiliki ekspresi yang sedikit khawatir di wajah mereka.

"Itu adalah lobster super ekspres," ucap Pagaya dengan pelan kepada ketiga orang itu, menarik perhatian mereka. "Itu adalah utusan dari Enel," tambah Pagaya dengan ekspresi muram di wajahnya. Sebelum dia bisa mengatakan lebih jauh tentang masalah ini, suara Luffy memotongnya.

"Kapal kita mulai berlayar," ucap Luffy dengan santai, menyebabkan semua orang mengalihkan perhatian mereka kembali ke kapal.

Ketika mereka melihat ke arah kapal, mereka melihat bahwa kapal itu berlayar mundur sementara layarnya masih terikat. Satu-satunya kesimpulan yang bisa di pikirkan semua orang adalah, lobster itu menarik kapal mereka. " Mahluk itu pasti duduk di sana sambil menunggu kita untuk mengangkat jangkar," ucap Luffy.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Usopp bertanya dengan suara yang sedikit panik.

"Ke mana lobster itu membawa mereka?" Luffy bertanya sambil memandang Pagaya.

"Aku menduga dia membawa temanmu sebagai korban persembahan," jawab Pagaya dengan suara yang sedikit khawatir, menyebabkan Luffy menyipitkan matanya.

"Jika memang benar seperti itu, maka mahluk itu pasti membawa mereka ke altar pengorbanan yang terletak di Timur Laut Upper Yard," tambah Pagaya dengan ekspresi muram di wajahnya.

Orang tua itu kemudian mulai menjelaskan kepada mereka bertiga bahwa kapal dan teman-teman mereka sekarang menjadi sandera, dan orang-orang yang harus menghadapi penghakiman surga adalah mereka bertiga, agar bisa mendapatkan teman-temannya kembali.

Pagaya kemudian mulai menjelaskan tata letak Upper Yard dan apa yang perlu mereka lakukan untuk bisa sampai ke sana.

Meskipun Luffy terlihat mendengarkan dengan seksama, dia tidak punya niat untuk mengikuti aturan permainan ini, lagipula, dia tidak akan mengikuti aturan siapa pun kecuali aturannya sendiri.

"Di mana kami bisa mendapatkan perahu agar bisa pergi ke Milky Road?" Luffy tiba-tiba bertanya sambil menyeringai, mengejutkan duo ayah dan anak perempuannya sementara Sanji hanya tertawa kecil.

"Conis bisa membawa kalian ke dermaga Angel Beach di mana kalian bisa mendapatkan perahu yang cocok untuk melakukan perjalanan," jawab Pagaya, yang menyebabkan Luffy dan dua anggota krunya memandang Conis. "Well, Conis, kami akan mengandalkanmu," ucap Luffy dengan senyum palsu di wajahnya.

Empat orang itu kemudian mulai berjalan ke dermaga dengan Conis memimpin di depan, sementara Sanji, Luffy, dan Usopp mengikuti di belakang.

Kelompok itu berjalan melewati apa yang tampaknya menjadi pasar utama di pulau itu, sebuah tempat bernama Lovely Street.

Luffy harus mengakui, tempat itu memiliki pemandangan yang sangat indah untuk dilihat. Ketika mereka terus berjalan lebih jauh ke dalam pasar, mereka bertiga tidak bisa tidak menyadari bahwa semua pengunjung di jalan menghindari tiga bajak laut dari Blue Sea itu.

"Wow, orang benar-benar berusaha menghindari kita," komentar Usopp.

"Apa yang kau harapkan," jawab Sanji. "Berita bahwa kita adalah penjahat yang sedang dicari mungkin sudah menyebar ke seluruh pulau sekarang," katanya.

"Jadi, tidak ada bedanya antara di bawah dan di sini," sahut Luffy, menyebabkan kedua krunya tertawa.

"Kalian tahu bahwa kalian bisa mati kan?" Conis bertanya sambil menengok dari balik bahunya.

"Semua orang pada akhirnya akan mati," jawab Luffy dengan tawa kecil, mengejutkan Conis. Kelompok itu terus berjalan selama beberapa menit sebelum mereka tiba di dermaga Angel Beach dan sekarang Luffy telah menyadari bahwa mereka sedang diikuti oleh kapten White Baret.

Conis memimpin mereka bertiga ke ujung dermaga di mana mereka melihat sebuah perahu kecil dengan kepala gagak sedang berlabuh.

"Ini kapal kalian, The Crow," ucap Conis sambil tersenyum, menyebabkan Luffy sedikit menaikkan alisnya ke arahnya. "Pintu keluar kalian adalah gerbang nomor 2, itu akan mengarahkan kalian ke Milky Road," tambah Conis dengan tubuhnya sedikit gemetar.

"Jadi ..." ucap Luffy dengan suara yang sedikit keras. "Apakah ini tempat di mana bagian kedua dari jebakan kecilmu muncul?" Luffy bertanya, menyebabkan mata gadis itu melebar karena terkejut, begitupun masyarakat lain yang menonton.

"Kau ... kau tahu?" Conis bertanya dengan suara yang sedikit takut.

"Tentu saja, kau tidak begitu cocok menjadi orang jahat," jawab Luffy, sementara Sanji dan Usopp mengangguk. Conis kemudian berlutut dan mulai menangis sebelum berbicara lagi.

"Akulah yang memanggil Lobster super ekspres untuk membawa teman-temanmu," Conis mengaku di antara isak tangisnya. "Begitu kami tahu seseorang adalah penjahat, kami harus membawa mereka ke Upper Yard atau hukuman bagi kami adalah kematian," tambahnya.

"Kau pikir apa yang kau lakukan perempuan!" teriak orang random dari kejauhan.

"Apakah kau ingin membuat kita semua terbunuh !?" teriak yang lain. Luffy hanya menatap Conis dengan ekspresi datar di wajahnya tanpa mengatakan apapun.

Tiba-tiba cahaya terang di langit menarik perhatian semua orang. Para pengunjung di sekitar situ mulai mundur ketakutan karena apa yang akan terjadi.

Luffy menyipitkan matanya dan melangkah ke samping Conis sebelum dia menariknya ke arahnya dan memeluk Conis erat-erat, tepat saat seberkas cahaya putih mulai turun dari langit, bersiap-siap untuk menelan Luffy dan Conis.

Luffy hanya melingkarkan salah satu tangannya ke Conis dan memeluknya erat sebelum mengangkat tangan yang lain ke atas.

Telapak tangannya yang mengarah ke atas berubah menjadi hitam untuk sepersekian detik dengan aura aneh di sekitarnya, sebelum seberkas cahaya itu menghantam telapak tangan Luffy.

Mata para penonton melebar seukuran piring saat melihat pemandangan di depan mereka. Tidak pernah mereka membayangkan bahwa mereka akan menyaksikan kejadian seperti itu.

Ketika seberkas cahaya itu melakukan kontak dengan telapak tangan Luffy, cahaya itu terbelah menjadi mengelilingi Luffy dan tidak sedikitpun menyentuh Conis.

Kejadian ini berlangsung selama lima menit sebelum berkas cahaya itu menghilang dari langit, meninggalkan Luffy dan Conis berdiri di sebuah ruang awan yang kecil di antara lubang raksasa di sekitar mereka. (seperti adegan Law Vs Fujitora Vs Doflamingo)

"D-dia berhasil selamat dari hukuman suci Enel yang maha kuasa!" salah satu penonton berkata dengan kaget.

"S-siapa dia sebenarnya !?" Yang lain bertanya dengan kaget.

"Seberapa kuat dia?" tanya kapten White Baret pada dirinya sendiri. Conis yang matanya tertutup sepanjang waktu akhirnya membuka matanya dan melihat bahwa dia berdiri di sebuah pulau di tengah lubang raksasa, yang menyebabkan matanya melebar karena terkejut.

Sebelum dia bisa mengatakan hal lain, dia merasa dirinya diangkat di bagian pinggangnya, yang menyebabkan Conis mengeluarkan teriakan 'eep', kemudian dia di lempar ke udara, seketika membuat dia menjerit sekeras yang dia bisa.

Sekali lagi, sebelum Conis bisa memproses apa yang sedang terjadi, dia merasakan seseorang menangkapnya di udara, ketika dia menengok untuk melihat siapa itu, dia melihat bahwa itu adalah Sky Knight.

"Jaga dia, kakek," Conis mendengar ucapan Luffy.

"Tidak masalah, anak muda," jawab Gan fall. Luffy balas mengangguk sebelum melompat keluar dari pulau kecil itu dan mendarat di sebelah Sanji dan Usopp.

"Aku tahu kau orang kuat, tapi aku tidak tahu kau cukup kuat untuk menghentikan salah satu serangan Enel," ucap Gan fall dengan suara yang terdengar takjub sambil menatap Luffy. Luffy hanya tersenyum kecil dan menatap Gan fall.

"Kalian, orang Skypie harus berhenti memandang rendah kami penghuni Blue Sea," ucap Luffy dengan keras agar Gan Fall dan para penonton yang lain dapat mendengar.

"Sekuat apa pun aku, masih ada orang-orang di luar sana yang lebih kuat dariku," tambah Luffy, membuat Gan Fall menganggukkan kepala menandakan dia paham, sementara para penonton terlihat kaget.

'Ada orang yang lebih kuat darinya !?' pikiran itu muncul di kepala semua penonton.

"Sekarang, aku permisi dulu, Sky Knight," ucap Luffy sebelum dia berjalan ke kapal kecil yang sebelumnya Conis persiapkan untuk mereka. "Ada Tuhan yang harus dibunuh," kata Luffy sebelum dia melompat ke perahu kecil dengan Sanji dan Usopp di belakangnya.

Bab berikutnya