Bukk!!!
Pukulan tangan kanan mengarah tepat ke wajah. Si Tua Bangka Bertangan Sembilan terpental jauh. Ia melayang bagaikan daun tertiup oleh angin kencang.
Begitu tubuhnya menyentuh tanah, nafasnya langsung berhenti. Ia mampus saat itu juga!
Dua tokoh angkatan tua telah berhasil dibunuh. Tinggal tersisa tiga.
Di antara yang tiga ini, yang paling lemah menurutnya adalah si Pendekar Tanah Merah.
Walaupun benar ilmu pedang orang itu sangat cepat, tapi sayangnya ilmu tersebut belum dikuasi dengan sempurna. Bukan cuma itu saja, ia bahkan sering terburu oleh nafsu.
Sehingga ilmu yang harusnya sangat dahsyat, secara terpaksa harus berkurang sedikit kedahsyatannya.
Memang hanya sedikit. Tapi dalam sebuah pertarungan hidup dan mati, yang sedikit itu sering kali bisa untuk menentukan segalanya.
Menentukan menang dan kalah. Bahkan menentukan pula mati atau hidup!
Clangg!!!
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com