webnovel

Naga Mengibas Ekor di Tengah Laut

Li Yong masih berdiri di sana. Dalam posisi yang sama. Dalam ekspresi wajah serupa. Sepasang mata keabu-abuan itu menyapu pandang kepada tujuh hartawan di depannya.

"Apa yang kau inginkan?" bentak seorang hartawan lagi.

Hartawan yang baru saja bicara itu mempunyai perawakan tinggi tegap. Sekilas pandang, dia sangat mirip dengan para pendekar dunia persilatan.

Suaranya pun lantang membahana. Ibarat ledakan guntur yang muncul di tengah hujan deras.

"Aku ingin nyawa kalian!" kata Li Yong dengan dingin.

Suaranya terdengar jauh lebih dingin daripada sebelumnya. Kalau pemuda suara pemuda itu sudah sedingis barusan, itu artinya dia telah berada dalam puncak kemarahan.

Sementara itu, tepat setelah Li Yong berkata demikian, tiba-tiba keadaan di seluruh ruangan berubah total. Semuanya berubah, berubah jauh diluar dugaannya sendiri.

Para wanita tadi ternyata sudah menghilang entah ke mana!

Sekarang, di sana sudah tidak terdengar lagi suara tawa dan rintihan kenikmatan. Tidak ada lagi wanita telanjang. Tidak dak ada arak mewah. Tidak ada pula orang yang bersenang-senang.

Saat ini, semua orang telah bersiap siaga. Para pria yang tadi telanjang, sekarang sudah berada dalam keadaan waspada.

Mereka sudah mengenakan pakaiannya masing-masing. Bahkan sudah memegang senjatanya masing-masing pula.

Dalam waktu yang sangat-sangat singkat. Ternyata semuanya sudah berubah. Tidak ada lagi pesta. Yang ada hanyalah ketagangan yang mencekam benak orang-orang itu.

Perlahan-lahan Li Yong melangkah mundur, keluar dari ruangan tujuh hartawan. Saat ini, dia telah berada di antara kerumunan puluhan orang pria tersebut.

"Kenapa kau melangkah mundur? Apaka kau takut?" ejek Hartawan To.

Orang itu berkata sambil tersenyum sinis. Melihat semua anak buahnya sudah berada dalam keadaan siap, kepercayaan dirinya yang tadi sempat lenyap, sekarang telah kembali lagi.

"Tidak ada ketakutan dalam kamus hidupku," Jawa Li Yong datar.

"Lalu kenapa kau mundur?"

"Aku hanya ingin bebas bergerak,"

Kemampuan seseorang memang akan meningkat dengan tajam ketika dia berada dalam keadaan bebas. Semakin bebas posisi seseorang, maka semakin bertambah hebat pula kemampuannya.

Li Yong sangat paham dengan hal tersebut, oleh karena itulah dia melakukannya sebelum semuanya terlambat.

"Oh, benarkah? Aku justru merasa ragu dengan ucapanmu," sahut seorang hartawan lagi.

"Keraguanmu sebentar lagi akan terbayarkan,"

Semakin ragu seseorang kepadanya, maka semakin besar pula hasrat Li Yong untuk meruntuhkan keraguan orang itu.

"Omong kosong!" bentak hartawan tersebut.

Jari telunjuknya digerakkan. Dia memberikan perintah kepada anak buahnya.

Sepuluhan orang-orang bertubuh tinggi tiba-tiba menerjang dari samping kanan dan kiri. Mereka langsung melancarkan serangan menggunakan senjatanya masing-masing.

Sepuluh orang itu yakin kalau serangannya bakal berhasil. Namun, lagi-lagi keyakinan itu berhasil diruntuhkan.

Sebelum serangan mereka mengenai tubuh Li Yong, malah senjata yang dipegang oleh mereka telah kutung menjadi beberapa bagian.

Tiada yang tahu bagaimana dia melakukan hal tersebut.

Semua orang kembali saling pandang satu sama lain. Sepuluh orang yang baru saja menyerang, kini berdiri seperti patung. Diam tidak bergerak.

"Kenapa kalian diam saja? Ayo serang lagi pemuda itu!" kata hartawan tadi dengan sangat marah.

"Baik," jawab salah seorang mewakili yang lainnya.

Wutt!!! Wutt!!!

Kelebatan orang kembali nampak. Kali ini bukan hanya mereka saja. Dari seluruh penjuru mata angin, bermunculan pula orang-orang yang menyerang kepada Li Yong.

Bahkan sekarang lebih parah lagi!

Pihak lawan bukan cuma mengandalkan senjata berupa golok dan semacamnya, bahkan ada pula yang mengandalkan pisau terbang dan sejenisnya. Lebih dari itu, sekarang mereka pun turut serta mengeluarkan kemampuannya.

Serangan jarak jauh dilakukan. Tenaga sakti melesat entah dari mana.

Posisi Li Yong makin terdesak. Dia berada di ujung tanduk. Sekarang, dia bagaikan seekor rusa tak berdaya yang berada di dalam kumpulan kawanan serigala yang tidak terhitung banyaknya.

Setiap saat, nyawanya bisa melayang! Setiap detik, kematian bisa menghampirinya!

Suasana dalam ruangan kembali gaduh. Bukan gaduh karena pesta, melainkan gaduh karena teriakan dan pekikan nyaring yang membahana dari para penyerangnya.

Wushh!!! Wutt!!! Wutt!!!

Suasana makin kacau. Pihak lawan terus menyerang tanpa berhenti. Li Yong tidak bisa berbuat banyak. Yang bisa dia lakukan pada saat ini hanyalah menghindar dan terus menghindar.

Dia benar-benar terpojok. Untuk sementara waktu ini, Li Yong tidak dapat mengeluarkan jurusnya. Sama sekali tidak. Selain bertahan dan terus berusaha menghindari serangan musuh yang seolah tiada habisnya itu, rasanya tiada hal lain lagi yang mampu dia lakukan.

Waktu terus berjalan. Entah sudah berapa lama waktu yang terlewatkan. Entah sudah berapa banyak pula jurus-jurus dan serangan yang dilayangkan oleh musuh-musuhnya.

'Kalau terus seperti ini, rasanya aku bisa mati di sini,' batin pemuda itu berkata.

Berpikir demikian, tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah. Lebih dingin dan lebih menakutkan.

Wutt!!!

Sebuah tendangan mendadak melesat dari posisi yang tidak terduga. Li Yong saja sampai tersentak karena tidak menyangka. Akibatnya, ulu hati pemuda itu menjadi sasaran telak musuhnya.

Dia terlempar cukup jauh ke belakang. Pada saat posisinya berada dalam keadaan telentang, berbagai macam serangan langsung menghujani tubuhnya. Lebih telak dan lebih menyakitkan.

Suara bakbikbuk terdengar tiada hentinya.

Tapi meskipun begitu, Li Yong tidak merintih kesakitan. Jangankan merintih, bahkan mengeluh pun tidak.

Mulutnya tetap diam. Ekspresi wajahnya juga tetap dingin.

Tapi otaknya berpikir keras!

Pada detik-detik yang menentukan hidup dan mati itulah, sesuatu diluar dugaan terjadi!

Orang-orang yang memukuli dirinya, satu per satu terlempar jauh ke belakang. Mereka meringis menahan sakit. Bahkan sebagian ada yang merintih karena terluka dalam.

Apa yang baru saja terjadi?

Entahlah. Tiada yang mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Yang jelas untuk saat ini, Li Yong ternyata telah bangkit. Di tengah kerumunan musuh yang ingin mencabut nyawanya dengan segera, dia berdiri dengan gagah berani.

Seolah-olah dia adalah panglima perang yang sedang menantang musuh-musuhnya.

"Majulah!" katanya menantang.

Mendengar tantangan itu, tentu saja musuh-musuhnya makin geram. Kemarahan mereka semakin memuncak.

Wushh!!!

Serbuan serangan kembali datang. Jauh lebih ganas dan berbahaya. Semua serangan yang datang adalah serangan mematikan!

Tapi sekarang, Li Yong sudah siap. Dia siap segalanya!

"Naga Mengibas Ekor di Tengah Laut …"

Wushh!!!

Tubuh Li Yong tiba-tiba lenyap dari pandangan mata semua orang. Sebuah pusaran angin mendadak tercipta di tengah-tengah kerumunan para musuhnya.

Keadaan seketika kacau balau. Li Yong seakan telah berubah menjad orang lain. Dia memang berubah. Dari yang sebelumnya tidak berdaya, sekarang justru jadi sangat perkasa.

Pemuda itu terus melayangkan berbagai macam serangan. Pukulan dan tendangan dia layangkan ke setiap musuh yang berdekatan dengannya.

Puluhan titik hitam juga ikut melesat bersamaan dengan serangan-serangan dahsyat tersebut.

Raungan kesakitan terdengar tiada henti. Hanya dalam waktu singkat, belasan orang telah terkapar tanpa nyawa.

Bab berikutnya