Setelah KRI Machfoed tenggelam ke dasar laut cina selatan bersama dengan komandannya , Awak KRI Machfoed di selamatkan dan di naikkan ke KRI Celebes, mereka kembali ke Natuna dimana banyak sanak saudara dari awak kapal yang tergabung dalam pertempuran itu, banyak dari sanak saudara mereka menunggu mereka di pelabuhan , tangis haru pecah ketika keluarga dari awak kapal yang selamat betemu kembali , namun tidak semua keluarga beruntung , beberapa keluarga tidak pernah bertemu dengan sanak saudaranya lagi , mereka merupakan keluarga dari awak kapal yang gugur dalam pertempuran , kesedihan mereka tidak dapat dibendung lagi , banyak yang tidak bisa merelakan kepergian anggota keluarganya yang gugur dalam pertempuran itu , ada yang menangis histeris , berteriak menanyakan kemana saudaranya pergi ? , dan ada juga yang pingsan karena "syok" mendengar saudara yang mereka cintai pergi untuk selamanya .
Ditengah-tengah suasana hiruk pikuk keluarga yang bertemu dengan saudaranya kembali , seorang pemuda pergi menemui Brigadir Jendral Setyan Arifin di ruang kerjanya untuk memberikan sesuatu yang ia temukan saat pulang dari pertempuran siang tadi , setelah ia sampai di ruang kerja Brigadir Jendral Setyan Arifin ia kemudian mengetuk pintu dan mengucapkan salam .
Tok Tok Tok , "Asalamualaikum" Ucapnya sebanyak tiga kali .'
Setelah mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebanyak tiga kali , terdengar suara dari dalam ruangn yang menyuruhnya untuk masuk.
"Masuk !" jawab sorang pria dari dalam ruangan itu .
Ia kemudian masuk ke dalam ruangan itu secara perlahan lahan , setelah masuk ia menutup pintu yang ia buka tadi tanpa membelakangi bagian dalam ruangan , tujuan dari hal itu ialah agar ia tidak membelakangi Brigadir jendral Setyan Arifin yang ada di belakangnya , setelah ia menutup pintu ia memberikan hormat kepada Jendral Setyan Arifin.
"Ada apa kamu datang di saat seperti ini ?" tanya Brigadir Jendral Setyan Arifin yang sedang bersandar di kursi kerjanya .
"Saya menemukan ini saat pulang ke pelabuhan" Jawabnya sambil memberikan topi yang ia temukan siang tadi.
Brigadir Jendral Setyan Arifin mengambil topi itu dan melihat bagian belakang dari topi itu , betapa terkejutnya dia ketika melihat bagian belakang topi itu bertuliskan Agus Firman Zaelani yang merupakan komandan terbaik di divisi itu sekaligus merupakan sahabat karib dari Brigadir Jendral Setyan Arifin.
Keesokan harinya setelah pertempuran heroik itu terjadi , pimpinan tertinggi staf angkatan laut divisi 76 kep Natuna Setyan Arifin melakukan upacara penghormatan di atas KRI Sudarsono bersama dengan 90 awak kapal KRI Machfoed yang selamat posisi KRI Sudarsono ketika melakukan upacara penghormatan berada tepat diatas bangkai kapal KRI Machfoed yang tergeletak di kedalaman 285 meter di bawah permukaan laut Natuna , tidak hanya penghormatan kepada prajurit yang gugur KRI Sudarsono juga melakukan tabur bunga di lokasi KRI frans Handoko menemui ajalnya , bendera di KRI Sudarsono di kibarkan setengah tiang dengan tujuan Bela sungkawa kepada awak dari KRI Frans Handoko dan KRI Machfoed yang gugur dalam pertempuran.
Brigadir Jendral setyan arifin sangat terpukul dengan gugurnya komandan Agus Firman Zaelani , ia merupakan teman dekat dari Setyan Arifin , mereka masuk sekolah tinggi militer angkatan laut bersama pada tahun 2015 , mereka lulus pada tahun 2019 dengan pangkat Kapten dan langsung ditempatkan di kepulauan Natuna sebagai awak kapal di kapal patroli KRI Talau (42), seiring waktu berjalan pangkat dan pengalaman mereka semakin bertambah , Setyan Arifin lebih cepat mendapat kenaikan pangkat karena ia sering terlibat pada operasi khusus , salah satunya adalah operasi RIMPAC pada tahun 2023 , ia bersama 700 orang Perwira lainnya berpartisipasi dalam pelatihan khusus Angkatan laut Internasional yang diselenggarakan di samudra pasifik bersama dengan 8 negara di lingkaran pasifik lainnya , KRI Majapahit menjadi perwakilan Indonesia dalam pelatihan itu , kapal berjenis Land Platform Deck itu menjadi kapal terbesar di wilayah Asia tenggara, mengalahkan kapal induk Thailand Chakri Naubet, Setyan Artifin Naik pangkat dari Kapten menjadi letnan kolonel , tidak hanya RIMPAC , ia juga ikut dalam misi perdamaian dunia di Timur tengah , berkat misi-misi itu ia pun dinaikkan pangkatnya menjadi Brigadir Jendral dan pada akhirnya ia pun diangkat menjadi pimpinan tertinggi markas angkatan laut kepulauan Natuna.
Sore hari setelah dilakukannya penghormatan kepada awak dari KRI Machfoed dan KRI Frans Handoko yang gugur , Brigadir Jendral Setyan Arifin mendatangi rumah dinas komandan Agus Firman Zaelani untuk menyerahkan topi pet dari Agus Firman Zaelani yang ditemukan sore kemarin , sesampainya di rumah dinas Agus Firman Zaelani ia mengetuk pintu tiga kali lalu mengucapkan salam.
Tok Tok Tok "Asalamualaikum" ucapnya untuk yang pertama kali , setelah beberapa lama tidak mendapat jawaban ia kemudian mengetuk pintu dan mengucapkan salam untuk yang kedua kalinya.
Tok Tok Tok "Asalamualaikum , ada orang di dalam ?"ucapnya untuk yang kedua kalinya , namun belum juga ada jawaban.
Tok Tok Tok "Asalamualaikum , permisi apa ada orang ?" ucapnya untuk yang ketiga kali.
Setelah ketukan pintu yang ketiga dan setelah mengucapkan salam tiga kali keluarlah seorang remaja yang kira kira berusia 17 tahunan mengenakan kaus loreng dengan logo TNI AL di dada sebelah kiri , kepalanya Botak halus dan kumis halus tumbuh di sekitar bibir atas dan bawah hidungnya , Setyan Arifin meminta izin untuk masuk kedalam rumah dan berbincang sebentar .
"Saya Setyan Arifin , teman dari Agus Firman Zaelani , boleh saya masuk" ucapnya pada pemuda itu dengan senyum kecil.
"oh ya saya Ahmed Zaelani anak dari Agus Firman Zaelani , mari silahkan masuk" ucap Ahmed Zaelani kepada Setyan Arifin.
Mereka berdua kemudian masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa putih yang empuk dan nyaman , untuk memulai pembicaraan Zaelani menawarkan Setyan Arifin minum.
"mau minum apa pak , kopi atau teh ?" ucapnya dengan ramah menawarkan minum pada Brigadir Jendral Setyan Arifin.
"tidak usah repot-repot , saya ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan anda" Ucapnya dengan nada datar dan tanpa ekspresi sama sekali di wajahnya.
Zaelani hanya diam mendengar pernyataan dari Brigadir Jendral Setyan Arifin , seakan ia tengah mendengar sebuah puisi dengan bahasa yang ia tidak mengerti , wajahnya bingung seperti orang yang sedang mencari alamat toko yang tidak di tulis dengan jelas.
"Ayah anda , Agus Firman Zaelani........" ucapnya dengan gugup dan terbata bata , kepalanya tertunduk menahan kesedihiannya sendiri.
"ke....kenapa , kenapa dengan ayah saya ?" tanya Zaelani dengan penuh kebingungan dan ketakutan.
"Ayah anda , Agus Firman Zaelani gugur dalam pertempuran kemarin" lanjutnya masih tetap dengan kepala yang tertunduk.
"itu......itu tidak mungkin !" ucapnya dengan nada keras kepada Brigadir Jendral Setyan Arifin.
"Saya mengatakan hal yang sebenarnya , saya harap anda bisa menerimanya dengan tabah" ucapnya dengan nada keras dengan maksud meyakinkan Zaelani bahwa kabar yang ia bawa adalah benar adanya.
Sejenak ruang tamu itu menjadi senyap , hanya terdengar suara tangis kecil dari zaelani , ia duduk di sofa di depan Setyan Arifin, kepalanya tertunduk ke bawah , kedua telapak tangannya menutupi wajahnya , ketika zaelani tengah menangisi kepergian ayahnya yang gugur dalam pertempuran kemarin , Brigadir Jendral Setyan Arifin kemudian mengelurkan benda yang menjadi alasannya datang ke rumah dinas Agus Firman Zaelani pada sore itu.
"Ayah anda merupakan teman dekat saya , saya sangat mengenal dia , dia gagah , berani , berwibawa , cerdas , dan dihormati oleh seluruh awaknya , bahkan saya juga mengagumi ia sejak pertama kali saya mengenal dia" ucapnya kepada zaelani dengan nada datar , tanpa ekspresi , tanpa rasa , perkataan Setyan Arifin sangat hambar di telinga namun memang seperti itulah kepribadian seorang perwira , apalagi jika ia sudah memiliki anak buah atau Awak , pasti ia akan mati-matian menjaga kepribadiannya agar ia terlihat berwibawa di depan anak buahnya.
"saya ingin memberikan anda sesuatu" lanjutnya sambil melihat wajah Zaelani yang masih di tutupi kedua tangannya , ia kemudian mengambil topi pet yang ia taruh di samping bandannya dan kemudian ia menaruhnya di meja kaca yang ada di depannya , zaelani tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh Setyan Arifin , ia terus menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"ini adalah topi pet ayahmu" lanjutnya singkat , setelah mendengar perkataan Setyan Arifin tadi Zaelani berhenti menutupi wajahnya dan segera mengambil topi pet itu , matanya berbinar-binar melihat topi itu , ia melihat ke bagian belakang topi itu , dan tenyata memang benar , dibelakang topi itu bertuliskan Agus Firman Zaelani yang berarti topi pet itu merupakan milik Agus Firman Zaelani , ayahnya.
"aah , saya ingin memeberikan penawaran kepada anda , anda bisa menerima kompensasi atau uang pensiun ayah anda 5 kali lipat lebih banyak , atau anda bisa masuk ke jajaran perwira TNI AL tanpa melakukan tes fisik dan anda bisa langsung mengomandani kapal perang anda sendiri dalam waktu 3 sampai 4 tahun" seperti biasa ucapannya datar dan hambar di telinga
namun bagi zaelani kedua tawaran itu merupakan sesuatu yang sangat menggiurkan , siapa yang tidak mau uang pensiun dari kepala keluarganya berlipat ganda , dengan uang itu ia dan ibunya bisa membuka usaha dan bisa mengumpulkan banyak uang dari uang pensiun itu , namun tawaran kedua juga tidak kalah menggiurkan , siapa yang tidak mau menjadi perwira tanpa tes fisik dan latihan-latihan berat , tidak hanya menjadi perwira , iapun bisa mengomandani kapal perangnya sendiri dalam waktu yang sangat singkat , sungguh sebuah tawaran yang sulit untuk di putuskan.
"bagaimana , penawaran mana yang ingin anda pilih?" tanyanya dengan senyum kecil yang sebenarnya tidak menunjukkan keramahan namun lebih ke arah menjebak atau semacamnya , namun zaelani bukan orang yang serakah atau tidak sabaran , ia lebih memilih untuk membicarakannya dengan ibunya terlebih dahulu.
"saya harus membicarakannya dulu pada ibu saya , mungkin besok baru saya bisa memberitahukannya" jawabnya sambil menundukkan kepala , ia menundukkan kepala karena ia bingung tawaran mana yang sebaiknya ia ambil.
"baiklah kalau begitu, datang saja ke Markas angkatan laut di pelabuhan , nanti akan ada yang mengarahkan" tanyanya sembil berdiri dan bersiap untuk pergi meninggalkan rumah dinas Agus Firman Zaelani.
Zaelani hanya mengangguk kecil. Brigadir Jendral Setyan Arifin kemudian melangkah menuju pintu , namun sebelum ia membuka pintu dan keluar meninggalkan rumah dinas Agus Firman Zaelani ada satu hal lagi yang ingin ia katakan kepada putra dari sahabat karibnya itu.
"oh iya , satu lagi yang ingin saya katakan , jika anda memilih untuk menjadi perwira dan mengomandani kapal perang dengan cepat , saya minta anda memakai topi pet itu selama anda bertugas , paham ?" ucapnya dengan nada menyinggung kepada zaelani tanpa membalikkan tubuhnya.
"Baiklah saya paham" jawab Zaelani singkat , setelah mendengar jawaban zaelani Brigadir Jendral Setyan Arifin kemudian keluar dan meninggalkan rumah dinas Agus Firman Zaelani menggunakan mobil dinas yang di kendarainya.
Setelah brigadir Jendral Setyan Arifin pergi , Zaelani kemudian duduk di sofa yang ia duduki ketika berbicara dengan Setyan Arifin sebelumnya , ia melamun memikirkan jawaban apa yang sebaiknya ia berikan kepada Setyan Arifin besok , ia meikirkan dampak baik dan buruk dari kedua tawaran itu , dimulai dari tawaran yang pertama yaitu ia bisa mendapatkan uang pensiun ayahnya sebanyak 5 kali lipat dari uang pensiun yang seharusnya , ia berfikir dengan uang itu ia bisa mewujudkan impiannya untuk membuka perusahaan kapal kargonya sendiri , atau sebagian dari uang pensiun itu ia sumbangkan ke yayasan pendidikan anak-anak yatim namun setelah difikir lagi kedua pikiran itu cenderung tidak efektif dan memiliki kekurangan , misalnya pikiran untuk memdirikan perusahaan kapal kargonya sendiri dengan uang pensiun ayahnya , ia berfikir bahwa perusahaan kargonya itu tidak akan berjelan dengan baik karena pada saat itu indonesia sudah semakin dekat dengan perang besar dan bukan waktu yang tepat untuk mendirikan sebuah perusahaan kapal kargo , lalu pikiran keduanya , ia berfikir untuk menyumbangkan sebagian uang pensiun ayahnya itu ke yayasan pendidikan anak anak yatim , namun ia merasa jika uangnya itu tidak akan sepenuhnya sampai ke anak yatim yang ia maksud , alasannya adalah karena saat itu Indonesia sedang bersiap untuk perang besar yang akan datang dan itu berarti akan semakin banyak anak muda yang harus ikut dalam perang , tidak perduli ia dari kalangan bawah , menengah , atau kalangan pejabat , atau tidak perduli apa ia anak seorang guru , dokter, polisi , atau bahkan anak dari petinggi negara sekalipun mau tidak mau harus ikut serta dalam perang yang akan terjadi di masa mendatang.
Lalu bagaimana dengan tawaran kedua ? menjadi perwira angkatan laut memang merupakan cita citanya sejak kecil dan ia sangat ingin menjadi seorang komandan kapal perang , umumnya seorang perwira bisa mengomandani kapal perangnya sendiri setelah 10 tahun bertugas , namun jika ia menerima penawaran kedua yang di berikan oleh Setyan Arifin , kurang dari satu tahun ia bisa mengomandani kapal perangnya sendiri tanpa tes fisik yang menyiksa fisik dan batin , namun di balik itu semua terdapat bahaya dan ancaman yang tidak sedikit , jika ia tidak beruntung ia bisa berakhir seperti ayahnya yang gugur dalam pertempuran atau lebih buruk lagi ia bisa di tangkap oleh pasukan musuh dan tidak bisa kembali lagi.
Ditengah lamunannya terdengan suara ketukan dan suara salam seorang wanita.
"Asalamualaikum , Zaenal ibu pulang" ucap wanita itu yang ternyata merupakan ibu dari Ahmed Zaelani , dirumahnya Zaelani lebih sering di panggil Zaenal karena ibunya merasa bahwa nama itu lebih mudah di ingat dan disebut.
Setelah mendengar salam dan sahutan ibunya itu ia kemudian bernajak dari ruang keluarga dan bergegas menemui ibunya.
"ibu udah pulang , gimana pengajiaanya ?" tanyanya sambil mencium tangan ibunya yang baru pulang dari pengajian bersama ibu ibu lainnya , bau minyak wangi yang khas dengan ibu
"alhamdulilah lancar , nih ibu bawain makanan kesukaan kamu" jawab ibunya sambil memberikan kantong plastik kresek berisikan lemper ayam dan perkedel yang memang merupakan camilan favorit Zaelani ketika tidak ada kerjaan di rumah , ibunya selalu membawakan camilan itu setiap kali pulang dari pengajian.
"makasih ya bu" ucapnya lagi sambil mengambil kantong plastik kresek yang berisi camilan kesukaannya itu.
"ibu mau mandi dulu , nanti ibu bikini teh manis hangat" ucap ibunya sambil menepuk pundak kanannya dua kali dan tersenyum manis.
"ya bu" balasnya singkat , setelah ibunya pergi ia kemudian membawa camilan itu ke ruang keluarga dan duduk di sofa yang ia duduki sebelumnya , untuk mengusir kebosanan ia menyalakan televisi yang ada di samping kirinya , remot televisi yang biasa digunakan untuk menyalakan televisi tiba tiba ngadat dan tidak mau berfungsi , dengan terpaksa zaelani akhirnya menyalakan televisinya dengan memencety tombol yang ada di televisinya , seperti biasa yang muncul di televisi hanyalah berita dan isu isu politik , memang sangat membosankan namun apa boleh buat dari pada ia menonton acara sinetron yang tidak memiliki mutu lebih baik terjebak di dalam konspirasi politik dan perdebatan merebutkan kekuasaan daripada terjebak dalam kisah kisah percintaan yang hanya merusak moral dan kepribadian.
Setelah beberapa lama memandangi televisi tanpa tahu apa yang ia saksikan ibunya pun datang dengan membawa 2 gelas teh manis hangat setelah membersihkan diri sebelumnya.
"ini ibu bawain teh manis anget , ayo diminum mumpung masih anget" ucap ibunya menawarkan teh manis hangat kepada Zaelani yang masih saja memperhatikan layar televisi di samping kirinya.
"lho kok lempernya gak dimakan ?" tanya ibunya sambil memegang salah satu lemper yang ada di kantong kresek plastik itu.
"zaelani lagi gak nafsu makan bu , nanti aja deh" jawabnya dengan nada malas , ia menjawab pertanyaan ibunya itu tanpa membalikkan wajahnya sedikitpun dari tele visi itu.
Ibunya tahu jika zaelani sedang ada masalah , ibunya kemudian menanyakan ada apa dengan zaelani dan mengapa ia bersikap seperti tidak biasanya.
"ada apa nak , Kamu ada masalah?"tanya ibunya sambil mengelus elus punggung anaknya itu dengan tujuan menenagkan anaknya yang sedang gelisah itu.
"ibu sudah tau kalau ayah gugur di pertempuran kemarin ?" tanya zaelani dengan nada gelisah dan bingung seakan ia tengah berada di penjara yang di awasi oleh puluhan penjaga.
"ibu sudah tau nak" jawab ibunya singkat.
Mendengar jawaban dari ibunya itu zaelani merasa kaget dan terkejut , ia kemudian menanyakan dari mana ibunya mengetahui kabar kematian ayahnya itu.
"darimana ibu tahu kalau ayah sudah meninggal ?" tanyanya dengan wajah memerah karena ia tidak dapat menahan kesedihannya sendiri dan hampir saja menangis di depan hadapan ibunya.
"tadi ibu bertemu dengan teman ayahmu Setyan Arifin di jalan , ia memberitahukan kabar tentang kematian ayah , dia bilang ayahmu meninggal dalam pertempuran secara heroik , ibu sangat bangga mendengarnya" jawab ibunya dengan airmata bahagia yang menetes dari pelupuk matanya.
Melihat ibunya bersedih zaelani langsung merangkul ibunya dan berusaha menenagkannya.
"ibu yang tabah ya , Zaelani yakin , ayah pasti sudah bahagia di sana bersama awak awaknya yang ikut gugur bersama ayah"ucap zaelani dengan berlinang airmata , ia memeluk ibunya dengan hangat dan penuh kasih sayang , ia tidak ingin kehilangan momen yang sangat berharga itu meski hanya sedetik saja , mendengar ucapan putra sematawayangnya itu ibu dari zaelani hanya mengangguk dan tersenyum kecil , ia kemudian melepaskan pelukannya dan duduk seperti biasa kembali.
Ibu dari Zaelani melihat zaelani menangis tersedu-sedu di sebelah kirinya , ia kemudian mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang dan menggodanya dengan tujuan menghentikan tangisnya.
"sudah jangan menangis , kamu kan udah gede , malu ahh" goda ibunya sambil mengelus-elus kepalanya , zaelanipun tertawa kecil setelah di goda oleh ibunya seperti itu.
"ahh ibu iseng aja" ucapnya sambil tertawa kecil , berkat godaan ibunya itu iapun berhenti menangis dan suasana berubah dari duka menjadi suka kembali , setelah hati dan pikirannya tenang iapun menanyakan pendapat ibunya tentang penawran yang di berikan Brigadir Jendral Setyan Arifin sore tadi.
"bu Zaelani mau nanyain sesuatu sama ibu" ucapnya dengan nada yang halus dan penuh perasaan , ia juga memandangi wajah ibunya , dengan begitu itu ia bisa bicara dengan lebih jelas dan tenag.
"mau tanya apa nak ?"tanay ibunya bingung.
"tadi Setyan Arifin kesini , ia memberikan penawaran kepada zaelani , penawaran pertama kita bisa dapet uang pensiun ayah sebanyak 5 kali lipat , penawaran kedua zaelani bisa masuk TNI AL tanpa tes fisik , dan zaelani juga bisa jadi komandan kapal perang dalam waktu singkat , menurut ibu pilihan mana yang sebaiknya zaenal pilih?" ucapnya dengan tenang dan penuh keyakinan , namun pertanyaannya membuat ibunya bingung karena ibunya tidak pernah mendapatkan penawaran seperti itu.
"terserah kamu saja lah nak , ibu mah sudah tidak mau mengurusi hal seperti itu , yang terpenting ibu masih bisa melihat kamu itu sudah cukup" jawaban ibunya itu membuat zaelani terdiam , ia makin bingung dengan pilihan yang sebaiknya ia pilih.
"ibu setuju kalau Zaelani jadi tentara angkatan laut ?" tanyanya lagi kepada ibunya , ia mulai mempusatkan pilihannya ke penawaran kedua karena di dalam hatinya ia memang ingin menjadi seorang perwira angkatan laut serta menjadi komandan kapal perang seperti ayahnya.
"ibu pasti bangga jika kamu menjadi tentara angkatan laut seperi ayahmu , namun ibu takut..." ucap ibunya dengan nada gelisah , ada ketakutan di dalam pikiran ibunya jika anak kesayangannya itu menjadi tentara angkatan laut seperti ayahnya.
"takut kenapa bu?"tanyanya lagi bingung.
"ibu takut kamu berakhir seperti ayahmu , ibu nggak mau kehilangan orang yang ibu cintai lagi" jawab ibunya risau , matanya mulai terlihat berkaca-kaca karena ketakutannya sendiri , memang , Zaelani adalah anak sematawayangnya yang sangat ia sayangi , zaelani lahir pada 7 maret 2020 , ketika kelahirannya ayahnhya tengah menghadapi kapal ikan asing bersenjata di laut natuna , dan ayahnya baru bisa melihat wajah putranya itu setahun setelah kelahirannya , setelah kelahiran Zaelani , Ainun Nur Rahmawati , istri dari Agus Firman Zaelani tidak pernah di karuniai lagi anak sehingga hanya Zaelanilah yang melengkapi keluarga kecil itu.
"jangan khawatir bu , Zaelani pasti pulang , demi ibu" ucapnya sambil memegang tangan halus ibunya , ia berusaha meyakinkan ibunya yang cantik itu bahwa ia pasti akan pulang demi ibunya yang ia cintai dan ia sayangi.
"janji ya , kamu pasti pulang kerumah demi ibu" ucap ibunya sambil menunjukkan jari kelingkingnya yang bermaksud memastikan janji putranya itu.
"iya zaenal janji" jawab zaenal dengan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingkin ibunya , dengan begitu ia sudah berjanji kepada ibunya dan ia harus menepati janjinya apapun yang terjadi.
"sudah malam nih , kamu istirahat sana , besok kan kamu harus siap siap" ucap ibunya dengan senyum manis di wajahnya , mendengar bujukan ibunya itu ia kemudian berdiri dari sofa yang ia duduki tadi dan bersiap untuk pergi meninggalkan ruang keluarga.
"yaudah Zaelani tidur dulu ya" ia kemudian berjalan menuju ruang tidurnya namun belum sempat ia membuka pintu kamar tidurnya ia teringat sesuatu yang penting.
"oh iya , besok ibu tolong siapin koper sama barang-barang Zaelani ya" pinta Zaelani dengan senyum kecil kepada ibunya , ibunya hanya mengangguk dan tersenyum , setelah mengetahui jawaban dari ibunya ia kemudian masuk ke ruang tidur dan beristirahat.
Ketika Zaelani sudah tertidur di ruang tidurnya , Ainun Nur Fatmawati melakukan ibadah sholat tahajud di kamarnya , ia melakukan sholat sunah itu dengan tujuan menenangkan hatinya yang tengah gelisah dan risau dengan keputusan anaknya , setelah selesai sholat iapun berdoa.
"ya Allah tolong lindungi anak hamba dari marabahaya di laut nanti , selamatkan ia , berikan ia keberuntungan yang melimpah , agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik , dan juga tolong terima arwah almarhum suami hamba , hamba tahu jasadnya masih berada di kapal yang ia komandani namun hamba mohon terimalah jiwanya , ampunilah dosanya dan tolong berikan ia keberkahan di sana Amin" ia mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajahnya dengan maksud mensyukuri nikmat tuhan yang telah di berikan kepadanya , setelah selesai melaksanakan sholat sunah tahajud ia kemudian berbaring di ranjangnya dan tidur.