webnovel

Bertemu Di Jalan

Setelah selesai mengobati luka Ali, akhirnya Fatimah dan juga Ali memutuskan untuk kembali ke rumah singgah. Jika terlalu lama berada di luar, sudah pasti teman-teman mereka akan mencari mereka. Karna itulah, tanpa pikir panjang lagi Fatimah dan Ali memutuskan untuk kembali ke rumah singgah, karna sudah cukup lama juga mereka pergi keluar.

Sedangkan di rumah singgah, Putri dan Aziz sama-sama terlihat bingung. Mereka mencari dimana teman baik mereka berada, tapi semua anak BEM yang ada di rumah singgah itu tidak ada yang tau kemana perginya Fatimah dan Ali termasuk mereka sendiri. Akhirnya Putri memutuskan keluar rumah, hal yang sama juga di lakukan oleh Aziz. Mereka memilih untuk mencari, walaupun tidak tau harus mencari kemana.

Awalnya Putri dan Aziz sama-sama tidak tau jika mereka mengalami hal yang sama, sampai akhirnya mereka bertemu di luar rumah seperti kejadian yang pernah di alami sebelumnya. Wajah bingung langsung di perlihatkan oleh Putri dan Aziz, lalu sesaat kemudian mereka mulai paham dengan situasi itu.

"Kak Ali juga tidak ada di rumah ya kak?" Tanya Putri menyuarakan dugaannya.

"Iya, Fatimah juga ya?" Jawab Aziz membalikan pertanyaan yang sama.

Putri mengangguk membenarkan, karna memang teman baiknya itu tidak ada di rumah.

"Sepertinya mereka merasa bosan lagi." Balas Putri memperjelas dugaannya.

"Mungkin begitu, ya sudah ayo kita cari mereka." Ajak Aziz pada Putri.

Putri mengangguk setuju, lalu mereka melangkah meninggalkan area rumah singgah untuk mencari dimana keberadaan Fatimah dan juga Ali. Beberapa kali Putri berhenti di tempat yang memiliki pemandangan indah, untuk sejenak ia ingin menikmati suasana di sana. Tapi karna terlalu asik, ia sampai lupa jika tujuannya keluar itu untuk mencari Fatimah. Sedangkan Aziz hanya menuruti Putri, dan karna terlalu asik mengobrol ia juga lupa dengan tujuannya mencari Ali itu.

Hingga akhirnya mereka lebih asik dengan dunia mereka sendiri, yaitu menikmati pemandangan indah yang jarang sekali ada di kota. Sambil mengobrol banyak hal yang membuat mereka lupa, jika tujuan mereka keluar itu untuk apa. Tapi di balik hal itu, Aziz merasa senang karna bisa menghabiskan waktu bersama Putri dan ia bisa mengetahui lebih banyak hal lagi tentang gadis yang di sukainya akhir-akhir itu.

Saat sedang asik menikmati pemandangan dan mengobrol, tiba-tiba mereka bertemu dengan Fatimah dan Ali yang sedang berjalan pulang. Semuanya sama-sama terkejut, terutama Fatimah dan Putri. Fatimah terkejut karna takut Putri salah paham, sedangkan Putri terkejut karna melihat wajah Ali yang terluka. Jauh berbeda dari dua gadis itu, Ali dan Aziz malah terlihat santai.

"Kalian kok disini?" Tanya Fatimah ragu.

"Iya, tadi kami ingin mencari kalian. Itu wajah kak Ali kenapa?" Jawab Putri seadanya.

"Ah iya ini hanya luka kecil saja kok." Balas Ali sambil tersenyum tipis.

"Luka kecil apa sih? Itu lumayan parah Li, abis berantem ya?" Tekan Aziz curiga.

Fatimah yang mendengar Ali menutupi semuanya jadi merasa bersalah, lalu akhirnya ia sendiri yang membongkar masalah yang sebenarnya.

"Iya, tadi kak Ali sempat bertengkar dengan pemuda kampung jadinya seperti ini deh." Jawab Fatimah apa adanya.

"Kok bisa?" Tanya Putri heran.

"Semua salah aku sih, tadi ada beberapa pemuda yang gangguin aku pas jalan pulang. Terus kak Ali bantuin aku sampai akhirnya pemuda-pemuda itu menyerang kak Ali, tapi untungnya kak Ali bisa melawan mereka walaupun akhirnya seperti ini." Jelas Fatimah dengan wajah bersalahnya.

Putri menatap Fatimah tidak percaya, lalu ia memeriksa tubuh Fatimah dari atas sampai bawah.

"Serius kamu Ma? Tapi kamu baik-baik saja kan? Tidak di apa-apaan mereka kan? Hah?" Tanya Putri langsung dengan beruntun.

"Alhamdulillah aku baik-baik saja Ri, tapi kak Ali yang malah terluka karna bantuin aku." Jawab Fatimah sambil melirik Ali.

"Tidak apa, aku juga tidak terluka parah. Hanya luka-luka kecil, paling semingguan juga sembuh." Balas Ali dengan santainya.

Melihat Ali yang menyembunyikan rasa sakitnya Aziz pun paham, ia merangkul Ali dan membantunya meyakinkan Fatimah jika Ali memang baik-baik saja.

"Ah iya ini mah kecil, masa cowok tidak kuat beberapa pukulan sih? Ali baik-baik saja kok, kalian tenang saja." Ungkap Aziz sambil merangkul Ali dengan erat.

Ali menatap Aziz dengan senyum tipisnya, lalu ia mengangguk membenarkan perkataan Aziz.

"Iya, aku kan cowok masa tidak kuat." Balas Ali dengan senyum tipisnya.

Fatimah dan Putri saling melirik bingung, tapi saat melihat senyum Ali yang memang terlihat biasa saja mereka pun ikut tersenyum.

"Alhamdulillah kalau memang kak Ali baik-baik saja, sekali lagi terima kasih karna sudah menolong aku di saat yang tepat. Entah bagaimana jadinya kalau tidak ada kak Ali, jadi sangat-sangat terima kasih." Ungkap Fatimah dengan senyum lebarnya.

"Iya sama-sama, lain kali hati-hati kalau lagi jalan-jalan santai. Hal seperti ini bisa saja terjadi lagi, jadi sebisa mungkin hindari tempat-tempat yang menjadi pusat perkumpulan pemuda kampung." Balas Ali mengingatkan.

"Iya kak, aku terima sarannya." Jawab Fatimah setuju.

Ali mengangguk pelan, lalu setelah itu Aziz kembali membuka suaranya dan mengajak semua orang kembali ke rumah singgah.

"Ya sudah, ayo sekarang kita kembali saja. Sudah sore, kita harus istirahat kan untuk tugas besok." Ajak Aziz sambil mengingatkan.

"Oh iya, besok kita harus mengajar lagi ya?" Balas Putri memastikan.

"Iya, dan ada tambahan ilmu marketing juga." Jawab Aziz dengan jelas.

"Ya sudah ayo kita kembali." Ajak Fatimah.

Semuanya mengangguk setuju, lalu mereka melangkah kembali ke arah rumah singgah. Ada rasa puas dalam diri Fatimah dan Putri setelah berkeliling, walaupun tidak sepuas liburan tapi rasanya cukup menyenangkan. Sedangkan Ali dan Aziz sengaja memperlambat jalan mereka, karna tidak ingin obrolan mereka di dengar oleh Fatimah dan Putri.

"Terima kasih kamu sudah bantu bicara, aku benar-benar tidak tau harus berkata bagaimana agar Fatimah kembali tenang." Ucap Ali dengan jujur.

"Santai saja, aku paham dengan posisi kamu." Jawab Aziz dengan tenang.

"Lalu bagaimana? Tadi kamu berduaan dengan Putri kan?" Tanya Ali dengan senyuman tipisnya.

"Sangat puas, aku jadi lebih tau banyak hal tentangnya." Jawab Aziz dengan senyum senang.

"Bagus dong kalau seperti itu, kelihatannya juga kalian jadi semakin akrab." Balas Ali memberitahu.

"Ya, aku juga merasakannya. Tapi ini lebih baik, dari pada merasa canggung itu akan sangat tidak nyaman." Jawab Aziz dengan pasti.

"Syukurlah kalau memang begitu, semoga semakin dekat lagi." Balas Ali ikut lega.

Mereka semua tiba di rumah singgah, lalu masing-masing pamit dan langsung masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri juga beristirahat.

Bab berikutnya