"Gue di ... Rumah opah, iya di rumah Opah." Jawab Caca di seberang telepon.
Mendengar perkataan Ragu dari sebrang telepon, membuat Raga mengerutkan dahinya bingung. Di tambah lagi Caca bilang kalau dia di rumah opahnya, tumben sekali.
Padahal dulu dia bisa dibilang cucu yang durhaka. Bagaimana tidak, ia sangat malas jika berkunjung ke rumah Opahnya dengan alasan Opahnya sibuk dengan dunianya sendiri. Di tambah lagi yang Raga ketahui, Opahnya Caca sedang berada di luar negeri.
"Tumben, ngapain?" Tanya Raga.
"Gak tau, mungkin Opah kangen?" Alasan Caca.
Raga menutup matanya sejenak, lalu membukanya kembali merasa lega. Entah kenapa, semua yang berhubungan tentang Caca selalu membuatnya resah kepalang.
"Kenapa gak bilang dulu coba? Kita berempat nyariin lo! Takutnya lo kayak minggu lalu," marah Raga.
"Perhatian banget sih Bang Agaa. Udahan dulu yah bye! Entar gue telepon lagi."
'Tut'
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com