Chapter 98

Sepulang dari pemakaman, Karin terus berdiam diri dikamar. Petra mengerti betul apa yang perempuan itu rasakan disana. Namun laki – laki itu pun tak dapat berbuat apa – apa. Ingin mengambil langkah lebih dulu pun takut dikira sok tahu.

Maka dari itu Petra memilih diam lebih dulu dan menunggu perempuan itu meminta bantuan dirinya. Bagaimanapun apa yang Karin rasakan selama ini, lelah dan sedihnya harus terbayarkan dengan sebuah pengakuan yang mungkin akan menyulitkan beberapa orang kedepannya. Tapi tetap saja, hidup adalah hidup.

Luka dan bahagia terpaut menjadi satu. Setiap hal yang sudah dilakukan, baik disengaja atau tidak tentu ada pertanggung jawabannya masing – masing. Tak bisa dihindari, tak dapat ditepis dan tak bisa di hilangkan begitu saja. Apalagi ini perihal nyawa manusia yang sama sekali tak berdosa.