Brukkk!!!!!!!
Dan Miko tersungkur ke lantai.
"Kak Miko!" Jerit Alysa.
Dirgan menendang Miko yang sedang membenarkan tali sepatu Alysa hingga tersungkur ke lantai. Lelaki itu berpikir bahwa Miko akan melakukan hal yang tidak baik terhadap dirinya, padahal itu semua tidak benar.
"Ka Dirgan apa-apaan sih." Ucap gadis itu sambil membangunkan Miko yang jatuh tersungkur.
"Gue nolongin lo, dia pasti mau macem – macem sama lo." Balas Dirgan sambil menunjuk lelaki itu.
"Denger baik baik, dia kakak Karin dan tadi nolongin aku pas ada yang obrak – abrik aula. Kalau gak tahu itu tanya bukan langsung ambil kesimpulan."
Gadis itu pergi meninggalkan dirgan sembari menggandeng Miko keluar. Berkali – kali ia meminta maaf atas apa yang terjadi, ia merasa bersalah karena miko yang baik hati menolong ternyata di salah pahami dirgan.
Beberapa telepon masuk dari dirgan gadis itu abaikan, ia masih marah karena lelaki itu sekasar itu tanpa bertanya apa yang terjadi. Alysa sangat tidak menyukai lelaki yang mengambil kesimpulan sendiri.
Dirgan Aliandra :
Gue didepan rumah lo. Turun.
Sebenarnya Alysa malas bertemu dirgan malam ini namun lelaki itu tidak akan pergi dari rumah gadis itu sebelum Alysa menemuinya.
Alysa tidak menyuruh Dirgan untuk masuk, ia hanya membiarkan mereka berdua mengobrol di halaman, dengan tegas gadis itu hanya akan mendengarkan obrolan lelaki itu dalam waktu 10 menit.
"Gue cuma mau bilang khawatir sama lo pas gue tanya Raka lo masih stay di sekolah sendiri. Dan gue minta maaf atas perlakuan gue tadi yang gak nanya lo dulu."
"Oke."
Hanya kata itu yang keluar dari mulut alysa. Ia pergi meninggalkan dirgan dan hendak masuk lagi ke rumahnya.
"Gue cemburu liat lo sama Raka tiap hari, gue cuma bisa liat lo dari jauh. Gue juga cemburu lo gandeng cowo tadi."
Langkah Alysa memasuki rumah terhenti, ia tersentuh oleh kata - kata yang Dirgan lontarkan. Hati gadis itu masih belum jelas untuk siapa. Di satu sisi ia sangat senang dengan perhatian Raka dan di satu sisi ia juga merasa nyaman berada ada Dirgan di sampingnya.
Perasaan apa ini, mengapa ia harus merasakan perasaan seperti ini disaat sedang fokus – fokusnya belajar.
Gadis itu masuk ke dalam rumah tanpa membalas apa yang dirgan ucapkan.
"kenapa Alysa harus ngerasain ini ayah? Ini ngeganggu Alysa." Batinnya.
Besoknya gladi bersih pagelaran seni dimulai sambil mencoba sound system yang baru saja dipasang. Semuanya antusias untuk tibanya hari pagelaran seni itu tiba. Mereka semua sangat berharap ini bisa menarik para donatur untuk menyumbangkan sedikit dari harta mereka untuk yatim dan piatu.
Hanya aAysa dan Raka yang tidak melakukan gladi bersih, karena tampilan ini dibilang special oleh seluruh anggota osis.
Alysa sedang beristirahat lalu Karin menghampiri gadis itu.
"Cie yang besok duet." Ucap sahabatnya sambil menggoda Alysa.
"Ih Karinn, gue gak siap besok." Balas Alysa sambil menundukan kepalanya.
"Heh, ko gak siap. Lo cantik dan suara lo juga bagus, lagian Latihan lo juga oke. Jadi lo pasti bisaa."
"Makasi ya Rin." Balas Alysa sambil memeluk sahabatnya.
Gadis itu duduk di balkon, sudah lama ia tidak menghampiri tempat ini selama ia sibuk dengan persiapan event. Ia menenangkan pikirannya dan mama alena, menghampiri gadis itu.
"Capek banget kayanya anak Mama."
"Iya ma, eh Mama besok dateng kan?"
"Dateng dong.."
Gadis itu memeluk Mama - nya, ia senang sekali jika mama alena akan datang esok di pagelaran seni event yang dijalankannya.
Hari yang ditunggu – tunggu pun tiba, Alysa sangat pagi sekali berangkat ke sekolah. ia harus mengecek apakah semuanya berjalan dengan lancar atau tidak.
Seluruh siswa yang akan tampil berada di ruang aula. Mereka berganti kostum dan berias diruang itu. Ruang itu dibuat beberapa skat agar pada saat mengganti baju itu aman. Raka dan Alysa terlihat serasi, Raka mengenakan kemeja putih yang dibalus stelan jas hitam kemudian Alysa mengguanakan dress warna merah yang semakin membuat gadis itu bersinar.
Acara pagelaran seni ini ditayangkan live di youtube dan di Instagram SMA. Alysa hanya menenemukan dirgan sedang fokus dipinggir panggung dengan komputernya. Kamera untuk mengabadikan momen itu langsung terhubung ke komputer yang di control dirgan.
Pada pukul 8 pagi, siswa dan penonton dari luar sudah mulai memasuki tempat duduk, ada juga yang masih mengantri membeli tiket yang dijaga oleh beberapa anggota osis. Antusias orang – orang kali ini sangat banyak.
Bahkan anggota osis sampai kewalahan untuk meyiapkan kursi tambahan. Karena perkiraan yang datang hanya 200 orang ternyata melebihi.
Acara pagelaran seni bertemakan Bakti Sosial dan berjudul Semua Layak Bahagia pun dimulai. Pembawa acara mulai memanggil satu demi satu tampilan, sejauh ini audience masih menikmati tampilan.
Anggota osis mulai membagikan konsumsi yang tersedia agar audience menjadi lebih nyaman menikmati acaranya.
Kini berlanjut ke tampilan Raka dan Alysa, pembawa acara memanggil nama mereka dan terlihat penonton sangat antusias. Sepertinya itu karena Alysa dan Raka sering bersama dan mereka akan menyangka ini adalah tampilan dua orang yang berpacaran.
"Kita panggil sekali lagi untuk tampilan cover singing and dancing dari Alysa dan Raka, dengan lagu SENORITA."
Alysa dan Raka mulai menaiki panggung. Mereka berdua sudah berada di posisi siap. Dirgan yang tadi hanya fokus komputer kini pandangannya beralih fokus ke panggung tampilan.
Musik mulai diputar, bait demi bait lagu dinyanyikan alysa dengan iringan tari yang mereka berdua ciptakan dan sangat manis. Mereka berdua mulai memasuki Reff lagu dan audience bersorak sangat ramai, nyatanya tampilan mereka membuat suasana pagelaran semakin seru apalagi mereka adalah pasangan yang pernah di gosipkan.
Semua bersorak terkecuali Dirgan, ia hanya menatap Alysa dengan tatapan penuh kegelisahan. Sepanjang tampilan pun gadis itu hanya memandang Dirgan. Seperti pada liriknya yaitu mengartikan mengenai cinta yang terjalin namun terdapat sebuah gengsi didalamnya, dimana berpura – pura tidak membutuhkan satu sama lain.
Ya, mungkin itu yang sedang dirasakan Dirgan dan Alysa, mungkin saja mereka sudah jatuh cinta namun tidak ada yang mengetahuinya karena mereka sibuk dengan gengsinya bukan dengan hatinya.
Lagu yang mereka bawakan diakhiri dengan pelukan yang manis antara Raka dan Alysa. Seluruh audience bertepuk tangan termasuk Mama dari gadis itu, mama alena memberikan standing applause untuk putrinya. Mereka berdua pun memberikan hormat terakhir di akhir penampilan dan segera turun dari panggung.
Gadis itu senang karena tampilannya bisa sampai kepada audience namun dirinya sedikit gelisah melihat tatapan dirgan tadi yang sedikit pun tidak berpaling darinya. Ia sedikit memikirkan lelaki itu, bagaimana jika dirgan benar – benar cemburu dengan Raka.
Gadis itu mencoba menghubungi dirgan namun tidak ada balasan baik pesan whatsapp atau pun panggilan. Dirgan pun terlihat tidak ada di meja operator karena operator digantikan oleh Nino, yaitu salah satu anggota osis yang terbiasa memegang peran sebagai operator juga.
Alysa terus mencari keberadaan lelaki itu, di seluruh kelas tidak ada dirgan bahkan di rooftops pun lelaki itu tidak terlihat. Ia terus mencoba menghubungi dirgan tapi masih belum ada balasan dari lelaki itu.
Alysa kembali ke aula karena acara belum selesai walaupun pikirannya masih di lelaki itu tetapi ia juga harus tetap professional dengan posisi ia yang sekarang. Bisa dibilang ia juga sebagai penanggung jawab acara ini.
Acara puncak Drama Musical Semua Layak Bahagia pun dimulai, tangisan dan mata berkaca – kaca yang menyelimuti jalannya drama musical ini. Akhirnya pesan yang ingin mereka sampaikan bisa diterima oleh seluruh audience.
"Baik, sekarang kita sudah menampilkan seluruh tampilan yang sangat spektakuller. Seperti yang bapak, ibu dan rekan – rekan semuanya acara ini dibuat untuk kegiatan bakti sosial, dimana seluruh manusia layak bahagia tidak bisa dilihat oleh tahta dan harta. Jika bapak, ibu dan rekan – rekan semua berniat menyumbangkan sedikit harta nya untuk menjadi penyambung hidup bagi mereka, bisa mengirimkan ke no rek 3221098665 dan juga jika ingin ditanyakan bisa menghampiri situs media sosial kami yaitu osisma_bisa. Kami pamit undur diri dan Terimakasih."
Kalimat pembawa acara tadi mengakhiri pagelaran seni kali ini, dan seluruh audience membubarkan diri.
Alysa masih diam di tempat, ia merasakan sesuatu dalam hatinya tak nyaman. "Kok aku kepikiran kak Dirgan terus yah?" Gumamnya gelisah.